"Bagaimana dengan gaun ini? Terlihat cantik, bukan?" Kinan menunjuk gaun yang dimaksud.
Gaun putih dihiasi butiran berkilau, beberapa bunga kecil di area pinggang, dan tudung kepala yang berbahan tipis. Gaun yang sederhana dan terlihat berkilau. Cocok dengan Adelia.
Sang empu yang dimaksud terdiam. Mengagumi gaun yang ditunjuk oleh calon mertua, sangat indah.
"Apa kamu tidak menyukainya? Kita bisa melihat butik lain,'' ucap Kinan tak berhenti tersenyum.
Adelia langsung menggeleng. Dia diam bukan karena tidak suka, tetapi terkejut akan keindahan gaun itu. Pesona sangat indah. Adeliia baru melihat gaun seperti itu, jadi terdiam beberapa saat.
"Tidak, Ma. Gaun itu sangat cantik, aku menginginkannya." Adelia membalas senyuman Kinan.
Walau masih menjadi calon istri Kinan meminta Adelia untuk memanggil mama, jangan tante. Agar lebih dekat tanpa ada halangan.
"Baguslah, berarti gaun ini akan digunakan dalam pertunangan yang akan segera datang. Ingin mencoba dulu, Sayang?"