"Aku sudah berbicara dengannya!" seru Milly. "Bahkan aku menanyakannya langsung pada wanita yang dihamili Nick. Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Dad, kali ini Dad harus setuju pada pernikahanku dengan Martin."
"No," ucap ayahnya tegas.
"Kenapa?" Milly nyaris putus asa berbicara dengan keluarganya. "Ibunya Martin sakit kanker stadium akhir. Harapan satu-satunya adalah melihat Martin menikah denganku. Martin sangat mencintaiku dan tidak pernah mengecewakanku."
"Apa?" Ayahnya memandang Milly tak percaya, seolah Milly berbicara dalam bahasa Korea. "Jadi kamu menikah dengan Martin karena ibunya sakit?"
"Bisa dibilang begitu," ucap Milly sambil menyeringai.
"Pernikahan bukan untuk main-main," kata Marshal.
"Aku tidak sedang bermain-main, Marshal. Aku sungguh-sungguh akan menikah dengannya. Tidak ada yang lebih baik daripada menikah dengan orang yang benar-benar mencintaiku."