Keesokan harinya Nick mengajak Milly untuk menjenguk Tante Amey. Bagaimanapun juga Tante Amey sudah ia anggap seperti ibu kandungnya sendiri.
Ia dan Martin adalah sahabat sejak kecil. Mungkin ia bisa menyebut Martin sebagai mantan sahabat. Semudah itu persahabatannya hancur karena persoalan wanita. Akan tetapi, tetap saja Nick merasa benar. Martin yang telah seenaknya berusaha merebut Milly darinya.
Ketika mereka sudah di depan pintu ruangan, Milly mengeraskan tangannya.
"Kenapa?" tanya Nick bingung.
"Aku tidak akan masuk," kata Milly. "Aku merasa tidak enak. Aku masih belum bisa menjelaskan pada Tante Amey kalau aku tidak bisa menerima lamaran itu. Sebaiknya kamu masuk sendiri saja. Aku akan menunggumu di luar."
"Kamu yakin?" Nick mengerutkan alisnya. Milly mengangguk.
Baiklah. Nick tidak akan memaksa Milly untuk masuk ke dalam. Semoga saja Martin tidak ada, sehingga ia bisa leluasa untuk mengobrol dengan Tante Amey.