Milly merasakan aura yang tidak enak mengelilinginya, seolah bersiap untuk menyerangnya. Baru saja kemarin ia bertemu dengan mantan sahabat yang kini bagaikan seorang iblis, yaitu Helen.
Keangkuhan dan kesombongan Helen tampak begitu menguar dalam dirinya. Helen merasa dirinya begitu besar dan bersinar sehingga ia berhak untuk menghina Milly dan menginjak-injak harga dirinya.
Jika mengingat-ingat kejadian itu, hati Milly rasanya masih sakit berdenyut-denyut. Ia ingin menceritakannya pada Nick, tapi ia tidak jadi melakukannya. Jika ia menceritakannya pada Nick, nanti Milly bisa menangis seperti anak kecil yang merengek-rengek dan sulit untuk berhenti.
Lebih baik ia melupakan kejadian itu dan berusaha untuk melupakannya, meski rasanya sangat sulit.
Kini, wanita yang mengaku sebagai calon istri Martin itu menatapnya seolah matanya bisa keluar laser dan menembak Milly hingga hancur terbakar. Milly mengipas-ngipasi dirinya sendiri dengan tangannya.