Seorang pria dengan alis yang lebat dan dahi yang lebar memasuki ruangan privat itu. Zack menjabat tangan pria bernama Pak Agus itu dengan sopan.
Selama dua jam, mereka membahas tentang bisnis yang kini sedang melejit di pasaran. Setidaknya, Zack masih bisa berpikir dengan baik tentang apa yang akan ia bicarakan dengan Pak Agus. Vinia mencatat setiap poin-poin penting selama meeting.
Setelah itu mereka sama-sama menikmati makan malam mewah di restoran itu. Seandainya ayahnya melihatnya, ia ini bukan anak yang bodoh. Ia memang pantas untuk mendapatkan gelar wakil direktur.
Ia harap bahwa ia tidak membuat kakak-kakaknya sakit hati. Zack sempat mendengar bahwa kakaknya akan ikut hadir dalam acara pesta peresmian dirinya menjadi wakil direktur.