Hari itu Ika baru saja pulang kerja dari kantornya. Ia merasa suntuk dengan pekerjaannya yang sangat melelahkan. Ia mampir di depan sebuah kedai kopi untuk membeli segelas kopi dingin yang sangat nikmat.
Ia teringat bahwa dulu setiap kali Wage menjemputnya pulang kerja, mereka kerap kali mampir ke sana untuk membeli kopi dingin atau minuman coklat. Wage lebih suka minum minuman teh hijau yang dicampur dengan krim.
Kali ini Ika memesan kopi latte dengan tingkat kemanisan yang sedang. Ia tidak suka pada kopi yang pahit. Setelah ia mendapatkan kopinya, Ika kemudian duduk di kursi favoritnya.
Sialnya kursi favoritnya itu adalah kursi yang selalu ia duduki bersama dengan Wage. Ia tidak sedang merindukan Wage sama sekali, hanya saja ia tidak bisa begitu saja melupakan pria itu.
Segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya pasti ada hubungannya dengan Wage. Ia tidak bisa menghindari hal itu.