Nick mengusap air matanya dan mendongak. Martin sedang berdiri di depannya dengan wajahnya yang penuh kekesalan dan amarah. Nick merasa tidak enak melihatnya.
"Untuk apa kamu menangisi ibuku?!" seru Martin sambil menarik Nick untuk berdiri.
Nick jadi merasa bingung dengan sikap Martin. Ia tidak menyangka jika Martin akan melabraknya seperti ini. Ia memandangi mata Martin yang sembab karena air mata.
"Martin …" Mereka saling menatap satu sama lain. Ada begitu banyak emosi yang terkandung di tatapannya dan sebentar lagi akan meledak karena sudah tak terbendung lagi.
Air mata kembali merebak tanpa suara. Nick mengambil keputusan cepat. Ia segera berdiri dan memeluk Martin sambil menepuk punggungnya dengan keras. Martin terisak hingga punggungnya bergetar.
"Nicky … Mama sudah meninggal. Mama sudah tidak ada lagi!"