Chereads / Tiba-tiba ke Dunia Lain (Indonesia) / Chapter 6 - Chapter 04 - Awal pembuka hari yang buruk.

Chapter 6 - Chapter 04 - Awal pembuka hari yang buruk.

Jilid 1 ¦ Chapter 04 - Awal pembuka hari yang buruk.

Kini, hari baru telah tiba. Ini adalah awal pembuka untuk memulai garis «start» kehidupan yang ideal. Tempat dimana seharusnya seluruh manusia berada adalah dunia berlandaskan kedamaian. 

Langit yang familiar masih terlihat gulita terdapat bintang berkelap-kelip di atasnya. Diiringi dengan nyanyian burung bagaikan musik alam yang terdengar dari kejauhan hutan belantara di sebelah barat. 

Pagi-pagi benar, sebelum matahari terbit adalah pagi buta.

Seseorang berkata; bahwa langit gulita tidak akan terus hitam. Ada satu masa bahwa gelap itu akan pudar dan hilang, yakni kala pagi. Itu artinya adalah bahwa pagi merupakan awal dari perubahan. Ada peluang baru di situ untuk mendapatkan hidup reformasi yang lebih baik daripada hidup yang sebelumnya.

Beberapa dari orang seringkali merasa bahwa kita tidak dianggap ataupun kecewa karena direndahkan. Salah satu kata-kata indah di pagi buta ini membela semua pengorbanan yang sudah kita lakukan.

Saat ini aku masih dalam keadaan tertidur, ada sesuatu yang masih bergejolak dalam pikiranku.

Namun—entah sadar atau tidak, alias setengah sadar. Aku terbangun dengan cara yang tidak biasanya. 

"Ibu, ayah? T-t-tidak?! ini tidak mungkin, tidak mungkin. Ja—jangan tinggalkan aku sendirian?! Jangan tinggalkan aku sendirian lagi? Tidak! Tidaaakkkk jangan pergiii!"

Perkataan yang awalnya keluar hanya membisik, berubah menjadi teriakan histeris. Sesaat spontan dadaku terasa sesak hingga menghelanya sampai membuat nafas menjadi tidak beraturan. 

"Hhah...", aku terhela.

Sentak aku terbangkit dari tidur terlentang. Ujung mata dan alis terasa terangkat dengan dahi berkerut horizontal, membuang sorot mata ke bawah dan bibir gemetar.

Yang kurasakan saat ini adalah antara takut dan bahagia, apa yang ada di benakku telah kacau seakan-akan terdorong oleh suatu delusi[1] membuatku mengingat sesuatu yang telah lama berlalu. Aku tidak menyangka akan bermimpi buruk seperti itu yang tidak pernah kualami sebelumnya.

Aku juga bisa merasakan suasana mentari pagi buta yang sunyi menyelubungi seluruh dunia ini. 

"Ada apa denganmu sebenarnya!?" 

Orang yang berbicara itu berada di sebelahku, yaitu seorang gadis familiar memasang wajah terkesiap. Orang itu tidak lain adalah "Penyihir Kehancuran" Si Putri Penyihir dari Kedaulatan adalah Elizabeth Lou Felix IV. Seluruh tubuhnya spontan menyingkir kebelakang ketika aku baru saja mengalihkan pandangan tajam ke arahnya.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu?!"

Setelah mengalami mimpi buruk, aku merasa kurang baik bercampur sirap hati terhadap ingatan itu. Namun, aku tidak marah seperti melampiaskannya kepada orang lain. Hal itu tidak mungkin kulakukan.

Marah merupakan bagian dari emosi yang universal. Manusia tidak mungkin tidak pernah marah. Kemarahan biasanya muncul dari banyak hal, misalnya kecewa, frustasi, atau mimpi buruk. Namun, ada miskonsepsi tentang kemarahan. Masih banyak yang mengira bahwa marah selalu identik dengan suara keras atau sifat yang merusak suasana. Sebenarnya itu salah, marah adalah emosi yang murni terpendam di dalam diri manusia, karena itulah manusia tidak mungkin tidak pernah marah.

Hal ini biasa di katakan «Assertive anger», aku biasa cenderung menghindar dari konfrontasi dan menahan diri mengeluarkan kata-kata kasar. Orang sepertiku dengan tipe marah seperti ini cenderung memotivasi diri untuk menjadi lebih baik daripada harus melampiaskan emosi yang tidak berguna, malah menimbulkan masalah baru.

"Tidak apa. Itu hanya, mimpi buruk." Aku menjawab sepenuhnya dengan normal seperti biasanya dan berusaha menetralkan isi pikiranku.

Aku kembali menatap ke bawah, sambil memikirkan hal yang barusan kulihat itu di dalam delusi.

"..."

Sekejap suasana menjadi hening dan canggung. Yang terdengar hanyalah musik alam dan gemuruh angin yang berkibas di rerumputan.

Sampai saat ini, pikiranku masih terasa kacau akibat mimpi buruk yang kualami. Itu adalah mimpi dari ingatan yang dulu, mungkin sudah 11 tahun sejak terakhir aku bersama mereka. Pertanyaannya, kenapa aku baru saja bermimpi seperti itu di usiaku sekarang? 

Di masa kecil dulu, aku tidak pernah sekalipun bermimpi yang kacau seperti tadi. Setelah mereka tidak pernah kembali kerumah, aku selalu berpikir positif tentang mereka di setiap saat. Aku selalu berkata: mereka pasti akan kembali, karena mereka merupakan pahlawan bagiku yang tidak mudah dikalahkan seperti itu.

"Selalu berpikir positif," gumamku seperti membisik.

Di saat yang bersamaan, Elizabeth memasang ekspresi wajah jijik seperti hidung berkedut dan bibir atas sedikit terangkat.

Seseorang juga dapat mengalami kejijikan moral saat melihat individu lain berperilaku yang mereka anggap tidak menyenangkan, tidak bermoral, atau sejenis faktor kejahatan internal.

"Bukannya itu normal bagi lelaki remaja, sepertimu? Di usiamu yang sekarang, mimpi yang seperti itu kerap terjadi di masa remaja. Masa remaja adalah masa peralihan manusia menunjukkan bahwa kamu bukan anak-anak lagi. Jadi, aku sangat—" pembicaraannya terpotong, ketika aku sadar bahwa pembicaraannya mengarah kelain yang tidak sesuai dengan realitasnya.

"Ha? Tu—tunggu sebentar, cukup sampai disitu. Sepertinya kau baru saja membicarakan sesuatu yang membuat kesalahpahaman di sini?!"

Dengan kening yang terangkat diikuti alis dan mata yang juga naik ke atas. Menunjukkan bahwa reaksi aku terkejut.

"Ah, kamu benar. Maaf, itu aku hanya bercanda. Sebenarnya, kamu baru saja mengalami Somniloquy."

Mendengar ucapan itu, aku kembali melihatnya dengan cara yang normal. Tapi aku tidak memahami kata-kata nya barusan.

"Somniloquy? Apa itu?"

"Berbicara ketika sedang tidur tanpa disadari, biasanya dikatakan sebagai mengigau."

Aku pernah mempelajari sesuatu ketika seseorang sedang tidur seringkali pasti mengalami gangguan aneh dan misterius di namakan mengigau. 

Mengigau adalah gejala yang terjadi pada saat kondisi seseorang tidak sadar. Meskipun tidak dianggap sebagai masalah kesehatan, kondisi ini bisa mengganggu orang di sekitar yang mendengarnya.

Biasanya keluar kata-kata kasar atau 'tidak'. Hal tersebut dilakukan oleh 230 orang dewasa selama satu atau dua malam berturut-turut. Para peneliti mencatat hampir 900 ucapan orang mengigau setiap malam.

Kata-kata yang diucapkan saat mengigau sebenarnya tak memiliki arti, bisa berupa gumaman, monolog yang kompleks, atau rangkaian kalimat tidak jelas. Mengartikan igauan lebih mudah saat seseorang mengigau di tahap tidur satu.

Faktor penyebab orang mengigau yang paling sering adalah stres, depresi, kurang tidur, mengantuk berlebih, minum-minuman beralkohol, dan bahkan demam di siang hari.

Sepertinya faktor penyebab yang membuat mimpi buruk itu terjadi padaku adalah karena keletihan, dan kurang tidur. Namun, bisa jadi 

"Mengigau? Apa aku mengatakan sesuatu yang aneh ketika sedang tidur!?"

"Tidak juga. Aku hanya, mendengar kata 'ibu' dan 'ayah', dan teriakan histeris 'tidaakkk! Jangan pergiii!' Begitu." 

"Apa-apaan dengan ekspresi itu!?"

Ketika Elizabeth mencontohkannya dengan ekspresi menyebalkan, entah apa yang kurasakan adalah kesal. Dia seperti mengejek-ejek seseorang dengan memanfaatkan situasi.

"Aku hanya menirukan ekspresimu saja! Sewaktu kamu mengalami Somniloquy."

"Tidak mungkin. Itu sangat memalukan," kataku terheran, dengan pandangan yang baru saja melayang. 

Seperti yang dicontohkan Elizabeth. Suara dan bahasa yang ku ucapkan saat tidur juga berbeda dengan kebiasaanku pada berbicara. Karenanya, jika aku melihat rekaman igauannya, pasti itu akan sangat memalukan.

"Terkadang Somniloquy merupakan sesuatu yang terkait dengan pengalaman yang sudah lewat, tetapi tetap saja igauan bukanlah produk dari pikiran sadar atau rasional. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun yang barusan kamu lihat itu."

Aku spontan menyorot ke arah Elizabeth karena perkataannya barusan sedikit masuk ke akal.

"Meski begitu, yang membuatku cemas adalah tak bisa mengingat apa yang aku ucapkan saat mengalami Somniloquy."

"Kurasa itu tidak masalah. Pakar tidur Michael Breus, penulis buku The Power Of When juga mengatakan, banyak orang yang mengira kita bisa mengorek rahasia orang yang suka mengigau. Tetapi, hal itu tidak benar. Pada dasarnya mengigau bisa dipicu oleh kondisi yang kurang tidur. Jika kamu meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur, mungkin Somniloquy yang kamu alami tidak akan pernah terjadi."

Mataku berkedip-kedip terkesan takjub akan perkataannya.

"Ternyata kau pandai juga."

"Oh. Jadi, selama ini pandanganmu terhadap diriku terlihat seperti orang bodoh? Meskipun begitu, aku ini sangat rajin membaca dan suka membaca informasi dari seorang informan kami terkait Imperial tanah airmu."

"Apa?! Seorang informan? Bagaimana bisa mereka memasuki wilayah kekuasaan Kekaisaran secara tidak terlacak!? Kurasa itu mustahil."

Tanah Kekaisaran merupakan tempat suci anti penyihir astral. Selain itu, meskipun mereka ingin memasuki ke wilayah kekuasaan Kekaisaran, hanya ada satu jalur yang menghubungkan antara wilayah kekuasaan Imperium dan kekuasaan Independensi, adalah «Barchartrain» jembatan paralel yang berdiri di atas air.

Seseorang agar bisa masuk ke dalam wilayah Kekaisaran, adalah memeriksa seluruh identitasnya dan pemindaian tomografi atau scanning secara menyeluruh tubuh manusia dengan serangkaian gambar X-ray yang di ambil berbagai sisi di sekitar tubuh seseorang. Dengan memancarkan sinar-X dari berbagai sudut, gambar hasil proses pemindaian langsung dikirim ke komputer dan digabungkan untuk membuat gambar irisan atau potongan melintang dari tubuh. Gambar yang digabungkan juga dapat menghasilkan gambar 3D dari area tubuh tertentu.

Jika terdapat sesuatu, seperti lambang/simbol spirit di bagian tubuh atau senjata tajam sekalipun akan langsung terbaca oleh tomografi.

Bagi para penduduk Imperium, adanya lambang spirit di tubuh seseorang maka sudah di anggap sebagai seorang penyihir astral dari Kedaulatan. Dan jika berita itu menyebar, siapapun orang itu sudah dipastikan akan ditahan sebagai tawanan.

Kurasa mustahil bagi seorang Independensi, memasuki wilayah kekuasaan Kekaisaran. Begitu pula, dengan wilayah Kedaulatan membuat semacam lambang/simbol khusus yang menempel pada bagian anggota tubuh mereka. Tujuannya agar bisa membedakan dan mengetahui di antara mereka seorang penyihir atau tidak.

"Jangan pernah meremehkan kami sebagai penyihir astral. Apapun yang kami lakukan tidak pernah ada kata mustahil."

"Apakah ini caramu melakukan sesuatu untuk Independensi? Hampir tidak dipercaya. Aku sangat kecewa denganmu," mataku menyorot dengan tatapan datar mengarah wajahnya, dia spontan terkejut dan memundurkan dirinya kebelakang.

"Itu bukan salahku! Aku bilang,'kan? hanya suka membacanya saja!—selain itu..." kepalanya terlihat sedikit tertunduk, dan menggigit bibir bagian bawahnya. 

Elizabeth seketika memasang wajah muram, tergemap. Aku tidak tahu apa yang sedang di pikirannya, namun dia seperti kembali membuka mulutnya untuk berbicara.

"Selain itu, seandainya aku tidak membacanya, mungkin aku tidak akan pernah tahu tentang dirimu yang bertarung di garis depan sebagai penerus Ksatria Baja Hitam," ucapnya pelan serta membisik, sambil mencengkeram tangan dengan tangan satunya.

Kalimat yang barusan diucapkannya itu, membuatku mengingat semuanya yang ada di masa lalu kelam.

Itu merupakan masa penyesalan seumur hidupku, dan tidak akan pernah bisa kembali ke bentuk awalnya. Aku hanya bisa membayarnya dengan tugasku sebagai penerus Baja Hitam untuk mewujudkan harapan dan impian dari mereka yang dipercayakan kepadaku. Aku masih memegang teguh dengan kepercayaan dengan caraku sendiri, bahwa dunia penuh konflik ini akan segera berakhir dan mewujudkan impianku untuk bernegosiasi perdamaian.

"Kurasa itu, itu hanya gelar yang tidak memiliki arti apapun," suaraku seketika lenyap dalam beberapa detik, lalu terus melanjutkannya.

"Aku berpikir. Meskipun aku bukan penerus Ksatria Baja Hitam, aku tetap memegang teguh harapan, dan impian yang mereka percayakan kepadaku. Tapi, apakah aku sanggup melakukan hal mutlak seperti menciptakan perdamaian dunia reformasi? Aku tidak mungkin melakukannya seorang diri. Maka dari itu, kurasa Ksatria Baja Hitam bukanlah pahlawan bagi dunia."

"..." aku merenungkan perkataanku kembali, kenyataan bahwa seorang Ksatria Baja Hitam telah gagal mewujudkan impiannya. Aku sangat membenci itu. Mereka merupakan orang terhebat di tanah Kekaisaran, akan tetapi telah gagal dalam mewujudkan impiannya dan menyerahkannya begitu saja kepada orang lain.

Tercatat di dalam buku sejarah Imperial. Bahwa di Tanah Kesucian, terdapat dua orang Ksatria pendekar terhebat yang pernah ada; Black Steel dan Holy Swordman. Tidak menggunakan senjata mekanik, mereka menggunakan senjata pedang suci «Claymore» Perak dan Hitam disebut juga Pedang Kembar. Dikatakan, bahwa kedua pedang tersebut dapat melenyapkan dan menebas sihir astral. Asal kedua pedang kembar itu tidak tertulis dalam buku sejara Imperial. Karena keberadaan kedua pedang tersebut masih menjadi misteri.

"Kalau begitu, kenapa tidak mencobanya?," katanya percaya diri, lalu beranjak dari tikar. Setelah berdiri, dia tampak ingin mengatakan sesuatu tepat di hadapanku.

"Ikutlah denganku." Pandangannya lurus ke kebawah menatapku yang sedang berduduk di atas tikar.

Secara tidak terduga, Elizabeth menarik tangan kananku, mungkin maksudnya adalah membantuku untuk berdiri—aku pun hanya bisa pasrah dan terdiam. Setelah menyadarinya, aku bisa merasakan sentuhan lembut dari telapak tangannya yang putih alami. 

Jari-jemarinya melengkung erat di bagian pergelangan tanganku. Lalu, menarikku ke atas dengan perlahan untuk bangkit dari tikar.

Seketika dia berkata.

"Tak ada gunanya kamu mempunyai mimpi yang tinggi jika tak pernah mencari cara bagaimana untuk mencapainya."

Mataku terbuka lebar, menangkap ucapannya. Seakan-akan aku menyadari sesuatu yang begitu indah di dalam hati. Seperti diriku tergoyahkan semangat api yang membara. Justru membuat garis besar di pikiranku terjawabkan, sehingga menimbulkan perasaan yang bercampur aduk.

Aku tidak tahu ini perasaan bahagia atau menyedihkan. Aku menyadari sesuatu disini; ternyata selama ini aku salah. Ada banyak orang di sekitarku yang masih memperdulikan diriku, meskipun dia adalah musuh bebuyutanku.

Sosok itulah yang selama ini kukenal dari Elizabeth Lou Felix IV. Dia merupakan pemimpin pasukan yang bijaksana, pantas saja di dalam medan pertempuran dia tidak pernah kalah sekalipun terluka. Karena mereka memiliki sebuah tekad untuk bertarung untuk sesuatu yang penting baginya.

Kurasa mereka juga memikirkan hal yang sama.

"Beritahu aku, bagaimana cara untuk mencapainya," tanyaku dengan tatapan intens.

Hanya untuk memastikan, apakah yang dikatakan Elizabeth itu benar atau tidak. Aku sepenuhnya percaya dengannya, namun juga setengahnya tidak. 

Sepertinya orang ini lebih bijaksana dari segala-galanya Raja dan Ratu.

"Bertarung denganku." Kepalanya sedikit terangkat, dengan kerlingan mata yang dingin.

Berlanjut...

[1] delusi, (Keyakinan atau kenyataan semu yang diyakini terus menerus meskipun bukti atau kesepakatan berlawanan, umumnya merujuk pada gangguan mental.)

Note; selalu berikan dukungan pada Authornya, dengan cara memberikan «vote» kalian. Agar si Author lebih bersemangat dalam melanjutkan ceritanya!