Dan disinilah Debby berada. Di dalam kamarnya, sendirian di tengah cuaca yang sangat dingin. Salju turun cukup deras, seolah mewakili rasa sakit yang Debby rasakan saat ini.
"Kau menyakitiku..." lirih Debby, di tengah isak tangisnya yang terdengar menyakitkan. Tak henti-hentinya gadis itu memikirkan segala hal yang bisa saja terjadi di antara mereka. Bisa saja, Zion melakukan sesuatu yang buruk di belakangnya. Seperti, bercinta dengan Rania. Memikirkannya saja membuat air mata kembali menetes dari mata gelap Debby.
Dia tidak menyangka Zion akan benar-benar meninggalkannya begitu saja. Tidak peduli pada larangan yang Debby berikan. Zion memilih Rania daripada dirinya. Satu jam berlalu, namun Zion tak kunjung pulang. Debby menghela napasnya, merasa pusing karena terlalu lama menangis. Dia berbaring meringkuk di atas ranjang, memperhatikan pemandangan kota melalui jendela kamarnya.
Ceklek!