"Kamu tungguin sini bentar, aku mau masuk kedalem. Inget ya jangan kemana-mana. Tunggu disini!" Ujar Kenzo memberi pesan cukup panjang pada gadis polos didepannya.
"Iya. Kenza disini aja kok." Kenza mengangguk yakin.
Kenzo menatap lama Kenza, ia cukup sanksi dengan ucapan gadisnya, bukannya apa. Tapi Kenza itu cukup ceroboh jika dibiarkan sendirian. Jiwa kanak-kanaknya masih tersimpan rapi dalam hatinya.
"Inget ya, diem disini, jangan ngomong sama orang lain."
"Huum, Kenza inget kok." Ucap Kenza yakin sambil menyedot susu kotak indomilk yang diberikan Kenzo tadi.
Kenzo mengecup kening Kenza sebelum membuka kembali pintu ruang osis didepannya. Ya seposesif itulah Kenzo pada Kenza. Tak pernah rela jika Kenza jauh dari jangkauannya.
Kenzo sekali lagi menengok ke belakang, melihat Kenza yang masih asyik minum susu kotak sebelum benar-benar masuk kedalam.
***
Kenza menatap beberapa siswa yang hilir mudik berjalan melewatinya, beberapa kali pula ia ditatap siswa -khususnya yang perempuan- dengan pandangan yang Kenza sendiri tidak bisa mengartikan. Yang jelas tatapan mereka menakutkan.
"Ih mbaknya kok liatin Kenza gitu banget sih."
"Kenza tau kok Kenza cantik, tapi mbaknya liatinnya jangan gitu dong. Sampe matanya mau keluar gitu." Kenza memulai, jangan harap akan menemukan Kenza yang ketakutan saat semua mata menatapnya tak suka.
"Lo itu siapanya Kenzo?" Tuding si murid perempuan. Yang tak lain adalah Fara, si ketua cheerleaders SMA Nusa Jaya.
"Ih jangan lo lo, Kenza itu punya nama, nama Kenza itu Kenza." Mereka, murid-murid yang tidak sengaja lewat sana mendadak berhenti dan tentu saja merasa gemas pada gadis remaja yang ternyata masih seperti bocah berusia lima tahun.
"Gue nggak nanya bocil. Bocah kecil." Fara mengibaskan rambutnya seperti iklan sampo.
"Asal kamu tau ya, Kenzo itu cuma milik Kenza." Ucap Kenza berkacak pinggang.
"Aku milikmu, babe." Semua siswa yang ada disana terkesiap, tidak ada yang berani bicara ataupun sekedar berkomentar. Termasuk Fara, gadis itu menahan ucapan pedasnya untuk bocil didepannya bulat-bulat.
Kenzo dengan cepat memeluk pinggang Kenza posesif kemudian menatap tajam semua murid yang ada di koridor ruang ketua osis.
"Kenzo Kenzo, masa ya mbak-mbak ini sama yang lain ngeliatin Kenza pake melotot gitu. Padahal Kenza nggak ada pelototin mereka loh." Kenza mulai bercerita, tentu saja bukan Kenza jika tidak mengadu dan membuat laporan.
"Kamu nggak papa?" Tanya Kenzo lembut setelah mengecup bibir Kenza lembut, yang tentu saja membuat siswa perempuan disana menjerit tertahan dan mendesah iri pada gadis childish yang kini dengan nyamannya berada dalam dekapan pangeran mereka.
"Nggak dong. Kenza kan anak pemberani." Jawab Kenza, "Susunya habis Kenzo." Ucap Kenza lagi, lalu memberikan susu kotak yang sudah habis isinya pada Kenzo.
Kenzo mengangguk, "Iya, nanti kita beli lagi." Balas kenzo melempar bungkus susu kotak kedalam tempat sampah yang letaknya cukup jauh dari tempatnya berdiri. Dan gotcha, masuk dengan sempurna yang tentu saja membuat siswi perempuan disana semakin terpukau.
"Wahh, Kenzo hebat." Kenza bertepuk tangan heboh.
"Udah biasa sayang." Balas Kenzo tersenyum tipis.
"Kenza sayang." Panggil sebuah suara.
"MAMAH." Kenza berlari menghampiri Shafira yang berjalan bersama Devin disampingnya.
"Mamah?" Beo murid-murid yang ada disana.
Sedangkan Kenzo kembali mengumpat tertahan, pengganggunya kembali datang.
_______
TBC