Chereads / Cinta Berawal dari Terpaksa / Chapter 17 - Bab 17

Chapter 17 - Bab 17

Matahari sudah terbit dari ufuk timur. Pagi yang sangat ditunggu – tunggu oleh Ken. Dimana dia akan segera menjalankan rencananya.

Semua rencananya telah disusun bersama Zae, di sudah merencanakannya dengan matang – matang. Pikirnya lebih cepat lebih baik untuk menjemput Lisa, sebab ia ingin segera menjadikan Lisa sebagai istrinya. Nyonya Alyssa Wilson.

Kekayaan Ken memang tidak dapat diragukan lagi, dia hampir mengusai seluruh perekonomian negeri ini. Bahkan hukum baginya sudah tidak berlaku lagi. Hukum hanya sebagai alat bagi pemegang kekuasaan untuk brtindak semena – mena.

Pagi ini sesuai dengan perintah Ken, Zae dan Jony segera ke rumah Lisa sesuai dengan rencana Ken. Jony memegang kemudi, sementara Zae duduk di samping Jony dan Ken duduk di belakang sendirian. Di tambah lagi dua mobil pengawal lainya yang berjalan di depan dan belakang mobil yang di naiki Ken, luar biasa bukan ?

Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka masing – masing. Ken memalingkan wajahnya ke samping, Zae masih sibuk pekerjaannya yang ada di ipad sedangkan Jony merasa gelisah.

"Semoga Lisa selalu dalam lindingan Tuhan," batin Jony penuh harap.

"aaaaa..." Batin Zae ingin berteriak. "Pekerjaan macam apa ini, dasar bos gila. Semua pekerjaan haruskan diriku yang mengerjakan sendiri," batin Zae kesal sambil melirik Ken melalui kaca spion kecil. "Dan bisa – bisanya sekarang tersenyum diatas kepusingan orang – orang," batin Zae lagi karena melihat Ken tersenyum – senyum sendirian.

Ken memang sedang berbunga – bunga, bagaimana tidak. Sebentar lagi dia akan mendapatkan apa yang diinginkan, yaitu Lisa. Perempuan yang menghantuinya beberapa hari ini dan yang membuatnya tidak ingin menyentuh wanita lainnya lagi.

"Lisa, aku datang," batin Zae tersenyum.

Setibanya di rumah kecil milik Lisa, Ken hanya menatap acuh. "Aku tidak akan turun kalian saja yang turun," ucap Ken pada Zae dan Jony.

Jony yang melirik dengan spion kecil mengangguk, "baik Tuan." Sementara Zae masih sibuk dengan iPad – nya. Pekerjaan memang sedang menumpuk.

Ken memutar mata malasnya menatap assisten pribadinya itu. "Hei, apa kau tuli Zae ??" bentak Ken yang membuat iPad yang dipegang oleh Zae terjatuh.

Zae hanya mendengus kesal. Dalam batinnya, "badebah sialan !" dan bergegas mempersiapkan diri untuk turun.

"Kau yang lebih sialan !!" seru Ken yang seakan tahu betul apa yang dibicarakan Zae di dalam hatinya. Memang benar, saking dekatnya mereka berdua sampai Ken dan Zae kadang – kadang tahu apa yang sedang di pikirkan. Ya meskipun itu banyak yang dikarenakan factor kebetulan.

Pakaian formal kemeja tanpa jas sangat disukai oleh Zae, karena baginya mengenakan jas itu sangat gerah. Ya meskipun berulang kali Ken selalu mengingatkannya namun yang namanya Zae tetap saja kerap tak mengubrisnya.

Zae berjalan dengan gayanya yang sok berwibawa, berdampingan dengan Jony yang hampir sejajar dan empat orang laiinnya dibelakang mendekati pintu rumah kecil tersebut.

"Tok.. Tok... Tok..."

Pintu mulai diketuk oleh Jony, suasana kini tegang mencengkram. Tidak ada yang memasang wajah kebahagiaan, semua menunjukkan ketegangan.

Tak lama, Elga membuka pintu untuk mereka. Matanya membulat melihat dua mobil alphard hitam dan satu mobil lexus. Tangan dan kakinya gemetar karena melihat orang – orang perawakan besar dan kekar dengan pakaian serba hitam serta wajah yang menengangkan. Hanya Zae saja yang mengenakan kemeja putih.

"M.. Ma.. Maaf ka.. ?" tanya Elga dengan gugup.

Belum sempat Elga menuntaskan pertanyaanya, Zae sudah memotong pembicaraanya. "Apa Nona tidak mempersilahkan kami masuk ?" Potong Zae.

Bibir Elga sudah mengunci tangan dan kakinya gemetar ketakutan. Dia hanya bisa memberi kode dengan tangannya agar mereka masuk.

Sementara Ken hanya memantau dari dalam mobilnya yang tertutup rapat tak lupa telinganya terpasang alat pendengar yang terhubung dengan alat pendengar yang digunakan Zae dan Jony. Tangannya sibuk dengan iPad melanjutkan pekerjaan yang tertunda oleh Zae.

Tanpa basa – basi Zae masuk bersama rombongannya mendahului tuan rumah dan duduk di kursi tamu. Jony masih setia berdiri di sebelah kanan tempat duduk Zae, sementara empat pengawal mereka berdiri tegap dibelakang.

Elga melangkah gontai mendekati mereka, sementara Rosa yang baru saja keluar juga terkejut akan kehadiran mereka.

Sama seperti halnya Elga, Rosa gementar mendekati anaknya. Mereka saling berpegangan tangan dan duduk bersebelahan. Wajah mereka sudah pucat pasi duduk dihadapan Zae dan romobongan.

"Maaf, Tuan – Tuan ini ada apa ya datang kemari ?" tanya Rosa lirih. Elga sekarang sudah tidak berani berkutik sama sekali.

Zae mulai menunjukkan sikap angkuhnya. Merapihkan kerah baju yang sudah rapih, menyisir rambutnya yang sudah rapih dengan jari – jari dan kemudian meletakkan empat lembar cek dengan nominal dua milyar.

Sadar Zae, itu semua bukan milikmu. Kau hanya menjalankan tugas dari Ken, jadi jangan sombong, kekayaan Ken jauh – jauh darimu.

Mata Elga dan Rosa saling bertatapan, mereka bingung dengan uang sebanyak itu. "Maaf Tuan sebenarnya ini ada apa ?" tanya Rosa pelan.

"Saya kemari hanya ingin memberi penawaran yang sangat menarik," ucap Zae sambil tersenyum licik.

"Penawaran ??" Elga dan Rosa sama – sama menanyakan perihal penawaran tersebut.

Zae kembali menunjukkan senyumnya. "Saya akan memberikan semua uang itu kepada Nyonya dan Nona dengan syarat Nona Lisa harus ikut bersama kami."

Elga dan Rosa kembali bertatapan dan tiba – tiba keduanya saling tersenyum. "Hanya itukah syaratnya Tuan ?" tanya Elga sambil tersenyum. Rasa takutnya kini sudah hilang berganti dengan senyum kebahagiaan.

Zae mengangguk dan menatap Jony sambil tersenyum. Jony membalasnya dengan senyum terpaksa. "Apakah Nyonya dan Nona ini bersedia memberikan Nona Lisa kepada kami ?" tanya Zae lagi.

"Tentu !!" Elga dan Rosa serentak mengiyakan permintaan dari

"Bu kita akan segera kaya," tatapan Elga pada Rosa seakan berkata seperti itu. "Benar sayang, kita akan segera kaya." Begitupun dengan Rosa yang membalas tatapan anakanya seakan menjawab ucapan tersebut.

Dengan cekatan Rosa segera mengambil lembaran cek tersebut. Eits, tapi kau kalah cepat dengan Zae, Rosa. Zae menahan lembaran cek tersebut. "Jangan gegabah nyonya," ucap Zae dengan penuh licik kemenangan.

Zae kemudian melemparkan sebuah surat perjanjian ke wajah Rosa. "Baca, pahami dan tanda tangan !" sedikit menaikkan intonasinya.

Memang kalau sudah gila harta, direndahkan seperti itu sudah tak peduli. Yang dipedulikan sekarang hanyalah lembaran cek dua milyar. Rosa dan Elga dengan seksama membaca surat perjanjian tersebut, sesekali saling bersitatap.

"Dasar gila harta," Jony mendengus kesal dalam hatinya.

"Perempuan – perempuan tidak tahu diri," begitupun dengan Zae yang mengumpat dalam hati.

Tanpa ragu – ragu Elga dan Rosa segera membubuhkan tanda tangan di dalam surat perjanjian tersebut. Memang isi dalam surat perjanjian tersebut tidak ada yang memberatkan untuk mereka berdua, dengan begitu mereka dengan mudahnya membubuhkan tanda tangan.

Pihak pertama adalah Kendra Wilson Abraham sementara pihak kedua adalah Elga dan Rosa. Isi dalam surat perjanjian tersebut hanyalah menukarkan Lisa dengan uang dua milyar dan apabila ingin mengambil alih atas kepemilikan Lisa pihak kedua harus membayar kerugian atas pihak kedua dua kali lipat.

Hal tersebut bukan suatu hal yang sulit untuk Elga dan Rosa. Mereka malah justru bersorak bahagia karena bisa menjual Lisa.

Setelah mendapatkan bubuhan tanda tangan Zae segera bangun dari duduknya. "Besok kami akan kemari pukul 8 pagi untuk menjemput Nona Lisa." Ucap Zae.

Mereka segera pergi meninggalkan Elga dan Rosa. Ken nampak tersenyum puas karena dengan mudahnya akan segera memiliki Lisa.

Bersambung....

Cerita ini bisa di baca secara gratis di app webnovel, noveltoon dan watpad. Jangan lupa kasih vote setelah membaca❤️❤️❤️❤️