Shania mengulum senyumnya menanggapi
gombalan Syauqi yang tampak masih kaku namun dapat memporak porandakan hati dan jiwanya.Hatinya mencelos manakala Syauqi mencium bibirnya dengan mesra terbawa oleh suasana pantai yang syahdu.
Syauqi mengajak Shania kembali kekamar mereka karena waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam.Mereka pun berjalan sambil bergandengan tangan melewati beberapa orang yang sedang duduk santai di loby utama hotel terbesar yang ada di
pulau Lombok tersebut.
Keesokan harinya Syauqi dan keluarganya
sedang sarapan pagi bersama di restauran hotel.Keluarga mereka sudah berkumpul lengkap,Shania duduk di sebelah Syauqi yang diapit oleh ibu Halimah dan kakeknya. Shakila dan Rojwa juga Nek Romlah duduk
berhadapan dengan Syauqi dan Shania.
Shakila dan Rojwa ingin mengambil menu lain di restauran hotel yang menggunakan
sistem layanan self service itu.Akan tetapi mereka berdua merasa malu dan meminta Shania untuk mengantar kedua gadis yang cantik itu ke buffet yang berada tidak jauh dari meja mereka.
Tampak seorang pria bule menatap tajam pada Shania yang berdiri didepan buffet service,pria tampan itu tertarik dengan kecantikan Shania yang baru pertama kali dilihatnya.Shania sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah ditemui di negara Indonesia.
Pria bule itu meneguk salivanya,ingin rasa hatinya menyapa gadis cantik didepannya yang belum dikenalnya.Bahkan namanya pun dia tidak tahu,pria itu terpesona pada Shania dalam pandangan pertamanya.Pria itu masih terpaku dan membayangkan jika dirinya mempunyai seorang istri secantik Shania dari Indonesia.
Seorang pria bule berkebangsaan Australia yang diketahui belakangan bernama Brian Anderson itu berharap dapat berkenalan dengan Shania yang sama sama menginap di hotel itu.Brian tidak mengetahui jikalau Shania sudah menikah dengan Syauqi yang mengawasi gerak gerik Shania dan kedua saudaranya itu.
Shania sama sekali tidak menyadari kalau dirinya sedang diperhatikan oleh seorang pria lain.Shania malah mendekat dan dia mengambil salad buah yang ada disebelah Brian.Brian menyadari gadis cantik yang menarik hatinya itu berada disampingnya dan ingin mengambil makanan yang sama dengan dirinya.
"Hello....good morning!"sapa Brian dengan hangat dan sopan sambil tersenyum.
"Hai...."Shania membalas senyum pria bule itu dengan ramah,mereka beradu pandang.
Brian merasa jantungnya berdetak lebih cepat manakala melihat Shania tersenyum manis padanya.
"Where you from,girl...?"tanya Brian mulai memberanikan diri menyapa Shania.
"Jakarta..."sahut Shania singkat dan padat karena lidahnya terasa kelu saat berbicara
dengan pria asing disampingnya.
"Owhhh,sounding nice....I like Jakarta!I am Brian from Aussie..." balas Brian lagi,mata birunya tidak lepas menatap Shania yang cantik menawan hatinya.
Dari kejauhan Syauqi dapat melihat pria yang mengajak istrinya berbicara sambil menatap intens padanya.Syauqi melihat Shakila dan Rojwa tampak sedang bingung memilih menu yang akan mereka ambil itu.
Sedangkan Shania bergeser mendekati buffet salad buah seorang diri.
Tanpa berpikir lagi Syauqi beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Shania yang masih mengambil salad buah itu dan berdiri disamping Brian.Syauqi mengepal tangannya menahan rasa geram pada pria yang sudah berani mengajak istrinya yang cantik itu berbicara dibelakangnya.
"Sayang,kok lama sekali sih....?"protesnya dengan sorot mata yang dingin dan tidak terbaca,membuat Shania diam membeku
beberapa saat ditempat itu.
"Belum lima menit,Kak...!"sanggah Shania sambil tersenyum manis pada suaminya.
Syauqi menghela nafasnya dalam dalam dan segera menarik tangan Shania untuk segera kembali ke meja makan.
"Kak Syauqi.....kami belum dapat apa apa!kok malah ditinggal,sih?"pekik Shakila.
"Kamu lanjutkan saja dengan Rojwa..." seru Syauqi pada adik iparnya yang tidak tahu masalah yang sedang terjadi antara Shania kakaknya dengan Syauqi iparnya.
Mereka pun melanjutkan sarapan pagi itu dalam diam hingga makanan mereka habis dalam sekejap.Shania heran dan bertanya dalam hati akan perubahan sikap suaminya yang mendadak dingin dan tiba tiba itu.
Shania tidak ingin kebisuan suaminya itu
diketahui oleh keluarga mereka terutama kakek Ahmadi.
"Maaf semuanya.....kami ke kamar dulu sebentar!"pamit Syauqi sambil membawa Shania pergi dari meja makan tersebut.
"Silahkan,Nak Syauqi....!"sahut pak Amir dengan tulus yang tidak menyadari jika terjadi sesuatu pada Shania dan menantu
kesayangannya itu.
Shania terus berjalan dibelakang Syauqi yang berjalan sangat cepat tanpa menoleh
sedikitpun,hatinya berkecamuk marah dan kesal melihat perubahan sikap suaminya yang drastis itu,apalagi Shania merasa tidak melakukan kesalahan sebelumnya.
Kedua insan yang sedang gundah gulana itu sampai di depan kamar hotel mereka,
Syauqi masuk lebih dulu dan membiarkan Shania masuk sendiri tanpa menggandeng tangannya.Hati Shania terasa pedih dan pilu dengan perlakuan suaminya yang cuek dan tidak biasa itu.
Syauqi tidak menghiraukan Shania yang masih tertegun disisi tempat tidur tanpa tahu apa kesalahannya.Syauqi membuka pintu balkon di depan kamarnya,dia berdiri menghadap pantai dengan ombak yang bergulung gulung seolah mentertawakan dirinya yang sedang cemburu buta.
Satu jam kini telah berlalu dengan sia sia,
Shania tidak dapat menguasai hati dan pikirannya.Gadis ayu nan cantik jelita itu menangis tersedu sedu di dalam kamar hotel itu,dirinya merasa telah diabaikan oleh suaminya yang selama ini bersikap ramah dan sangat perhatian pada dirinya.
Hal seperti itu tidak pernah dibayangkan sebelumnya,baru sehari mereka menikmati masa liburan namun sudah ada masalah yang menerpanya.Jika tahu seperti ini Shania tidak ingin pergi dan berdiam diri saja di apartementnya atau lebih baik dia pulang kerumah pak Amir orang tuanya.
Merasa tidak tahan didiamkan oleh Syauqi suaminya,pertahanan Shania pun runtuh.
Shania menangis tersedu sedu merasakan sakit hati,dalam isak tangisnya itu Shania menyebut nama ibunya berulang kali.
"Ibuuuuuu...."
"Huhuhuhu....."
"Ibuuuuuu....."
Lambat laun Syauqi mendengar tangisan istrinya dan membuat dirinya tersentak kaget.Syauqi mendekati Shania perlahan lahan,pria tampan yang menjabat sebagai CEO perusahaan trucking dan handling export dan import itu menyadari bahwa dirinya sudah menyakiti Shania dengan mendiamkannya karena rasa cemburu yang melandanya.
"Sayang.....maafkan aku!"Syauqi meminta maaf dan berusaha menenangkan istrinya dengan mengelus kepalanya penuh kasih dan sayang.
"Maaf untuk apa,kak....?"tanya Shania dengan wajah juteknya,tentu saja Syauqi menjadi salah tingkah akibat ulahnya.
"Jujur saja,aku cemburu melihat istriku berbicara dengan pria asing itu...."terang
Syauqi pada Shania.
"Memangnya aku melakukan apa,kak...?Orang itu hanya bertanya dari mana asal aku saja...tidak lebih kok! apa itu salah...?"
cerocos Shania.
Syauqi tertegun mendengar semua ucapan Shania,sisi lain yang baru dia ketahui dari kepribadian Shania yang ayu dan lembut itu.Shania berani berkata dengan lantang membela dirinya saat terusik dan merasa tidak melakukan suatu kesalahan.
○○☆○○
Azzahra071