Shakila,Rojwa,nenek Romlah dan pak Amir tampak sangat menikmati keindahan alam pantai pink sambil mengambil photo selfie dan photo bersama.Begitu juga sebaliknya dengan keluarga Syauqi dan anak anak yang sedang asyik bermain pasir,mereka tampak berbahagia menikmati liburannya bersama keluarga.
"Pak!senyumnya mana.....?jangan kaku begitu dong"ujar Shakila pada pak Amir yang tampak tegang berhadapan dengan kamera ponsel Shakila.
"Iya.....Si Amir kayak kanebo kering kalau diphoto!"celetuk nenek Romlah melihat pak Amir yang tanpa ekspresi dan datar itu.
"Hahaha..."mereka tertawa mendengar celotehan nenek Romlah yang lucu itu.
"Jangan gitu dong bu!kasian bang Amir...."
protes Rojwa membela pak Amir saudara sepupunya.
"Abangmu itu masih demam kamera,Wa...!"
seloroh nenek Romlah pada anaknya Rojwa yang biasa dipanggil Wawa itu,membuat semua nya mentertawakan kepolosan pak Amir.
Pak Amir dan nenek Romlah itu seumuran,
nenek Romlah lebih tua setahun dari pak Amir.Mereka berteman baik meskipun pak Amir memanggilnya dengan sebutan bibi.
Nenek Romlah adalah adik bungsu ayahnya pak Amir yaitu kakek Syakirin.Sang kakek sangat menyayangi Nek Romlah sebagai anak perempuan semata wayangnya hasil pernikahannya dengan nenek Jamilah.
Sementara itu Syauqi dan Shania menjauh dari keluarganya,keduanya pun berjalan jalan menyusuri tepian pantai pink sambil bergandeng tangan.Syauqi menggendong Shania dengan mesra saat kakinya terasa pegal dan kaku,dan mendekati anggota keluarganya yang sibuk bermain air laut.
"Kak....cepat turunkan aku!"protes Shania.
"Ada apa sayangku...?"tanya Syauqi yang berpura pura tidak tahu permintaan dari istrinya itu.
"Aku malu sama kakek dan yang lainnya..."
sahut Shania yang menyandarkan wajah ayu nya dipunggung kokoh Syauqi.
"No problem,honey....!"ucap Syauqi lagi sambil terus berjalan berbalik arah.
Nabil dan Nayla yang diawasi oleh kedua orang tuanya,membuat istana pasir yang besar.Sedangkan Rafka dan ayah ibunya sibuk mengumpulkan batu karang yang di kumpulkan dalam wadah kantong plastik untuk dibawa pulang ke rumah mereka di Jakarta.Batu karang itu sangat cantik bila diletakkan di dalam aquarium ikan Arwana
yang dipelihara oleh Razak.
Setelah puas bermain dipantai pink,mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap.
Pak Amir dan kakek Ahmadi berdua dalam satu kamar atas permintaan kakek,nenek Romlah dan Rojwa dikamar yang sama.Ibu
Halimah dan Shakila juga tinggal berdua dikamar yang sama,sedangkan yang sudah berkeluarga tinggal dengan keluarganya masing masing seperti Hanan,Razak dan Syauqi adik bungsu mereka.
Di dalam kamarnya itu Shakila dan Syauqi membersihkan dirinya secara bergantian.
Shania memisahkan pakaian kotor mereka ditempat laundry yang sudah disediakan
oleh pihak hotel tersebut.Biaya laundry itu akan dikenakan charge atau biaya dengan besaran yang disesuaikan dengan pakaian mereka,pada saat mereka check out nanti.
Syauqi tampak segar setelah keluar dari kamar mandi dan bersiul siul dengan riang gembira.Wajah Syauqi semakin bertambah
tampan dengan bulir air yang menetes di
tubuhnya yang bertelanjang dada dengan
hanya memakai handuk.Syauqi mendekati
istrinya yang sedang merapikan pakaian di koper mereka,lalu dia memeluk Shania dari belakang.
"Sayang.....cepat sana mandi!"titah Syauqi yang masih berbalut handuk,harum aroma khas dari tubuhnya menguar dan masuk ke hidung Shania.
"Bentar lagi kak,tanggung..!"sahut Shania tanpa menoleh kearah suaminya yang ada dibelakangnya.Shania takut tergoda oleh ketampanan suaminya,dan akan menjadi lama lagi urusannya kalau Syauqi sudah mengajaknya bercinta lagi saat menjelang waktu maghrib tiba.
Malam harinya keluarga Syauqi dan pak Amir bertemu di restaurant hotel untuk makan malam bersama.Mereka pun sangat menikmati hidangan yang telah disediakan dengan baik dan rapi.Syauqi dan Shania duduk berhadapan dengan bu Halimah dan kakek Ahmadi yang mengulum senyumnya melihat Syauqi dan Shania yang tampak kompak memakai pakaian couple berwarna cokelat susu.
"Kapan kalian akan memberikan seorang cicit buat kakek...?"tanya kakek berterus terang,matanya menatap lurus pada kedua cucu menantunya itu.Shania pun merasa terintimidasi oleh pertanyaaan kakek dan pipinya merona merah menahan malu.
"Sabar dong,Kek....!kita masih menikmati masa masa pacaran seperti ini dulu..."
jawab Syauqi ringan sambil mengunyah makanan yang ada di mulutnya.
"Iya kek....lagipula Shanianya masih kuliah"
timpal ibu Halimah membantu menjelaskan pada kakek.
Kakek Ahmadi tampaknya sedang berfikir keras dan menganggukkan kepalanya lalu menatap dalam pada Shania yang masih canggung dengan kakek dari suaminya itu.
"Jalani saja sebagaimana mestinya,kalau nanti Shania hamil ditengah jalan disaat sedang kuliah...itu namanya rezeki!Kamu harus siap menjadi seorang ayah!"tukas kakek pada Syauqi.
Kakek Ahmadi berharap bisa melihat anak anak Syauqi lahir ke dunia sebelum kakek menutup mata untuk selamanya.Dan kakek dapat memastikan kebahagiaan anak dan cucu keturunannya dari anak lelaki semata wayangnya Muhammad Azhar yang telah berpulang lebih dahulu menghadap sang pencipta.
Harapan kakek Ahmadi tidak berlebihan dan sangat wajar mengingat usia kakek sudah memasuki kepala tujuh.Harta yang dimilikinya saat ini akan diberikan untuk ketiga cucunya yang masing masing sudah ada jatahnya.
Semua cucu dan keturunnya tidak boleh hidup sengsara sepeninggal dirinya nanti,
Hanan dan Razak serta Syauqi dan ibu Halimah mantan menantunya itu sudah di jamin masa depannya oleh kakek Ahmadi.
Kakek Ahmadi bukanlah keturunan sulthan seperti cerita yang ada di novel novel saat ini,namun kekayaan kakek dapat dinikmati oleh ketiga cucunya yang sudah memiliki keluaganya sendiri.Rezeki kakek berlipat ganda karena kakek mempunyai sebuah yayasan anak yatim piatu yang dibangun dan dikelolanya sendiri hingga sekarang.
Meskipun begitu penerapan agama dalam mendidik anak cucunya itu patut diacungi jempol,kakek mengajarkan kepada mereka supaya bersikap baik dan sopan kepada sesamanya,tidak boleh sombong dan irihati serta menjaga kerukunan dengan anggota keluarga terutama kepada tiga saudara yang terdiri dari Hanan,Razak dan Syauqi.
Maka dari itu ketiga anak lelaki keturunan pasangan Muhammad Azhar dan Halimah itu sangat akur dan saling mengasihi pada saudaranya.Hanan dan Razak menyayangi dan melindungi Syauqi seperti melindungi nyawanya sendiri.Kedua kakak beradik itu juga menyayangi Shania yang merupakan adik ipar mereka yang telah dipilih oleh Allah melalui ibu Halimah.
Malam sudah semakin larut disaat Shania dan Syauqi masih menikmati pemandangan alam pantai Lombok yang sangat indah di malam hari itu dengan disinari bulan dan bintang yang menghiasi gelapnya malam.
Shakila dan Rojwa masih berada ditepian pantai melihat ombak yang berdeburan.
" Sayang.....kamu tahu tidak,apa bedanya kamu sama bintang dilangit itu?"tanya Syauqi dengan gombalnya.
"Tidak tahu...apaan sih kak?"Shania balik bertanya dengan lugunya.
"Coba deh kamu lihat bintang dilangit itu bersinar indah,tetapi keindahannya tidak dapat menandingi keindahan wajahmu...."
gombal Syauqi dengan santainya.
☆☆☆☆☆
Azzahra071