Chereads / SEKARANG AKU MENGERTI / Chapter 82 - 81. ternyata seseorang yang dikenal. . .

Chapter 82 - 81. ternyata seseorang yang dikenal. . .

jihan membuka matanya, ia sudah bangun dari tidurnya, ternyata waktu sudah menunjukan jam 10 pagi. jihan lalu turun dari tempat tidurnya sambil memegang bagian tubuh yang terasa sakit. " badan gua ko pada sakit gini. "

" mamah lagi ngapain ya," jihan lalu turun ke bawah untuk menemui mamahnya, terlihat mamah sedang sibuk membuat sesuatu.

" mamah lagi buat apa.? " tanya jihan, ia menghampiri mamahnya.

" udah bangun sayang,," jawab mamah. "mamah lagi bikin kue buat nanti kamu belajar sama temen kamu. " lanjutnya.

jihan baru ingat ternyata hari ini bakal dateng siswa yang di suruh kepala sekolah mengajarinya.

" owh iya, jihan baru ingat. kira-kira kapan ya siswa itu dateng mah. "

" kita tunggu aja ya. " ucap mamah sambil membelai rambut jihan. " kamu mending sarapan dulu sana. "

" nanti aja mah, jihan mau mandi dulu. " jihan meninggalkan mamah, sebelum pergi ia kembali bertanya. " bang rio gak ada mah..?"

" abang kamu ada kelas pagi hari ini. " jelas mamah.

jihan menganggukkan kepalanya, ia lalu pergi ke kamarnya untuk mandi.

bel rumah berbunyi, mamah yang sedang masak menghentikan terlebih dahulu kegiatannya itu dan membukakan pintu. ketika pintu terbuka ternyata yang datang adalah satria.

satria memakai seragam sekolah dengan tas yang di pakainya. " pagi tante,,"

mamah merasa aneh, kenapa satria kesini pada saat sedang sekolah. pakai baju seragam pula. " nak satria,, ko kesini, bukannya ini waktunya sekolah ya. "

" maaf tante, satria dateng kesini di perintahkan pak kepala sekolah untuk membantu belajar jihan. " jelasnya.

mamah tersenyum. ia merasa senang karena orang yang akan mengajari putrinya ternyata teman jihan sendiri. " wah bagus,, mamah seneng dengernya. yasudah ayok masuk. "

satria pun masuk, ia kini berada di ruang tamu.

" ayok duduk,, nanti tante bawakan minum sama cemilan, sekalian panggil jihan. " mamah mempersilahkan satria.

" iya tante, terimakasih. " satria lalu duduk menunggu jihan.

mamah menaiki tangga menuju kamarnya jihan. jihan ternyata sudah selesai mandi dan sudah rapih dengan pakaiannya.

" ada apa mah. " jihan yang sudang tau mamahnya datang langsung bertanya.

" temen yang mau membantu belajar kamu sudah datang, ia sedang nunggu di ruang tamu." ucap mamah.

" owh udah dateng, cewe apa cowo mah. " tanya jihan penasaran.

" nanti kamu bakal tau sendiri, yasudah cepetan turun. mamah mau siapin minum sama cemilannya dulu, buat kalian belajar. " mamah pun pergi.

"(siapa ya) " batin jihan.

ketika sudah selesai, jihan langsung turun menuju ruang tamu. ia kaget ternyata yang akan membantu belajar dia ternyata satria.

" satria,, ko bisa lu sih. " jihan menghampiri satria dan duduk di sampingnya.

" jihan,, hehe iya. pak kepala sekolah nyuruh gua soalnya. " jawab satria.

" tapi lu kan kelas 12, kenapa lu yang di kirim pak kepala sekolah. " tanya jihan.

" iya han, pak kepala sekolah sudah tau tentang pertemanan kita, jadi dia nyuruh gua buat ngajarin lu, kebetulan gua juga kan udah pernah belajar pelajaran kelas 11. mungkin menurut pak kepala sekolah, itu akan membuat lu nyaman belajarnya, karena orang yang ngajarin lu kan temen lu sendiri. " jelas satria.

jihan mengangguk mengerti. " tapi bagaimana nanti sama pelajaran-pelajaran sekolah lu. "

" soal itu gampang, gua bisa ko belajar di rumah. ".

" makasih banyak ya sat. " jihan tersenyum kepada satria, satria pun ikut tersenyum.

" kita belajarnya di kamar gua aja yuk. " ajak jihan.

" boleh. "

satria mengikuti jihan menuju kamarnya. sebelum ke kamar, jihan menghampiri mamahnya terlebih dahulu di dapur.

" mah,, jihan sama satria belajarnya di kamar. "

mamah lalu menengok ke arah jihan. " iya sayang. nanti mamah bawakan cemilan buat kalian. "

sebenarnya kepala sekolah tidak menyuruh satria untuk mengajari jihan. waktu di sekolah ia sengaja menemui pak kepala sekolah dan menawarkan dirinya untuk membantu jihan.

awalnya pak kepala tidak setuju karena satria dan jihan berbeda kelas. tapi karena satria bersikeras, ia berjanji bahwa ia juga akan belajar dan mengerjakan tugas yang di berikan guru disekolah di rumahnya.

pak kepala sekolah pun setuju, lagipula satria merupakan siswi terpintar di sekolah itu, ia pasti bisa mengatasinya.