keesokan harinya. surya sudah menunggu lebih awal dari jam yang di tentukan, ia sedang menunggu jihan di luar rumahnya.
surya tidak masuk ke dalam rumah jihan, karena ia merasa malu kalau pagi-pagi sudah bertamu kerumah orang lain.
jihan yang tidak memberitahu mamah kalau dia akan di jemput oleh surya. ia segera berpamitan kepada mamahnya sesudah selesai sarapan.
"mah jihan jalan ya. "
" iya sayang.." mamah tidak mencurigai jihan, karena selama ini jihan tidak pernah menyembunyikan apapun.
jihan keluar rumah dan melihat surya sudah berada di sana. " bagus,, gini dong." jihan menghampiri surya.
" udah diem,, buruan naik. " ucap surya jutek.
jihan hanya tersenyum, ia lalu menaiki motor surya. motor melaju. di perjalanan mereka hanya terdiam.
surya memberhentikan motornya tak jauh dari gerbang sekolah. " dah di sini aja,, gua takut kalau kita masuk kedalam sekolah dengan boncengan seperti ini bakal bikin siswa lain bergosip."
" gua juga gak mau kali digosipin sama lu." jihan turun dari motor surya.
ketika hendak pergi ia di panggil lagi oleh surya. " han satu lagi, jangan kasih tau satria sama salsa kalau lu dateng barengan sama gua. oke. "
jihan hanya melihat surya acuh, ia kembali berjalan menuju kedalam sekolah.
jihan menikmati udara pagi yang sejuk. ia kembali ke ruangan pribadi kembali. tentu saja di sana sudah ada satria.
" lu dateng pagi lagi han. " sapa satria.
" hehe iya sat. " jihan menghampiri satria, ia kini duduk berhadapan dengan satria.
satria kini bisa memandang wajah cantik jihan. ia sangat senang. " lu terlihat berbeda hari ini han. cantik. " rayu satria.
" bisa aja lu, gua kan emang cantik. " canda jihan sambil merapihkan rambutnya.
ketika jihan dan satria sedang mengobrol, tiba-tiba pintu terbuka. ternyata surya yang membukanya.
surya berjalan dengan santainya menghampiri jihan dan satria. " kalian berdua di sini,, dan lu han tumben pagi-pagi udah dateng. " satria sengaja pura-pura tidak tahu.
" akh iya,, gua lagi kepengen dateng pagi aja hehe. " ucap jihan. "( pandai juga orang ini berakting) " ucap jihan di dalam hati.
" jihan udah 2 hari dateng pagi terus,, dan lu sur,, tumben banget dateng pagi, ada angin apa nih. " ucap rio sambil melihat ke arah surya.
" iya nih,, tadi gak sengaja gua bangun pagi,, gua pikir daripada gua tidur lagi nanti kebablasan, mending gua jalan aja ke sekolah. sekalian gua juga pengen tau kalau pagi-pagi suasana sekolah kaya gimana. " jelas surya.
" begitu ya. " rio berbalik kembali melihat jihan yang sedang melihat ke samping kiri nya.
jihan ternyata sedang mengomel di dalam hatinya. "( apaan tidak sengaja, sudah jelas-jelas itu karena terpaksa. dasar orang ini, memang nyebelin.) " ucapnya sambil sesekali melirik ke arah surya.
satria yang melihat jihan langsung memanggil. " han lu kenapa.? "
jihan mendengar panggilan satria, ia lalu melihat ke arah satria. " akh enggak ko, gak kenapa-kenapa. hmm gua ke kelas duluan ya."
" lu gak diem dulu di sini, ngobrol sama kita." tawar satria, ia tentunya tidak ingin jihan pergi, ia ingin selalu bersama jihan.
" tadinya sih gua pengen ngobrol-ngobrol di sini, cuma... gua lupa kalau ada tugas yang belum gua kerjain. " jelas jihan. sebenarnya ia tidak mempunyai tugas, ia hanya malas jika harus mengobrol dengan surya.
jihan pergi dari ruangan itu, tanpa menegur surya dan melewatinya begitu saja.
surya tidak memperdulikannya. ia pun duduk di samping satria. " lu ternyata sering ngabisin waktu sebelum pelajaran di sini ya sat. "
" iya,, di sini suasananya tenang, apalagi kalau kita duduk sambil melihat pemandangan sekolah dengan udara sejuk seperti ini. " satria sedang memandang keluar.
surya yang duduk di samping satria, mengikuti arah pandangan satria ke luar. ia lalu tersenyum. " iya lu bener, gua gak tau ternyata pemandangan pagi di sekolah begitu tenang."
satria ikut tersenyum. mereka kini tengah memandang pemandangan sekolah di luar ruangan itu, sambil sesekali mengobrol.