67 tahun berlalu sejak pahlawan Hingel dan rekannya membunuh raja iblis. Meski telah cukup lama berlalu namun nama pahlawan itu masih dapat diingat dengan baik oleh setiap orang.
Hanya saja sejak 30 tahun yang lalu, orang orang tidak dapat menemukan keberadaan pahlawan Hingel berserta rekannya.
Pada akhirnya setiap orang menganggap pahlawan Hingel telah mati. Jauh didalam lubuk hati mereka, mereka sangat menghormati pahlawan Hingel dan rekan rekannya.
Namun kenyataannya tidak seperti itu, sampai hari ini pahlawan Hingel masihlah hidup. Dia tinggal disebuah rumah yang berjarak tidak jauh dari hutan terlarang.
Hutan terlarang ditakuti oleh kebanyakan orang, karena itulah mereka tidak dapat menemukan keberadaan pahlawan Hingel.
Kini dengan tubuhnya yang terlihat tua, pahlawan Hingel menceritakan sebuah kisah kepada seorang gadis kecil didepannya. Gadis itu berumur sekitar 6 tahunan, gadis itu memiliki rambut berwarna hitam keunguan dengan bola mata berwarna hitam kemerahan.
Nama gadis itu ada Reina.
"Jadi cerita apa yang akan ceritakan hari ini tuan?" Ucap Reina
"Ini adalah sebuah cerita yang berasal lebih dari 15.000 tahun lalu, karena sudah sangat lama hampir tidak ada lagi orang yang dapat mengingat isi ceritanya."
"Jadi apa tuan berfikir agar saya dapat mengingat cerita itu dan meneruskannya ke orang lain?"
"Hahaha tentu saja tidak, aku hanya ingin bercerita saja. Apa kau ingin mendengarkannya Reina?"
"Saya akan mendengarkannya, lagi pula saya tidak dapat menolaknya bukan?"
"Kau sangat dingin Reina."
Berbeda dengan anak seusianya, Reina selalu memasang ekspresi seperti tanpa emosi. Dari Ekspresi itu bukan berarti Reina tidak memiliki emosi, namun dia hanya menekannya saja.
Reina sangat menghormati Hingel, dia juga bersyukur karena Hingel telah memungut dan membesarkan dirinya. Karena itulah Reina memasang ekspresi wajah seperti itu, dengan begitu Reina berfikir kalau dirinya tidak akan terlalu merepotkan Hingel.
"Dahulu pada zaman dimana sihir ada sesuatu yang normal, hidup seorang pria berbakat. Pria itu sangat menyukai sihir, dia melakukan berbagai penelitian terhadap sihir....."
Hingel terus bercerita, tentang pria bernama Grim Vesalius.
Setelah melakukan berbagai penelitian, Grim akhirnya menjadi sangat kuat. Sangking kuatnya hanya ada beberapa orang yang bisa menandingi dirinya, Grim itu lalu berhenti meneliti sihir.
Grim mempelajari ilmu pengetahuan yang lain, bagi Grim ilmu pengetahuan itu sangatlah penting. Grim Lalu belajar mengenai cara berdagang, cara menempa senjata, aksesoris, cara menggunakan berbagai senjata, dan pada akhirnya Grim belajar mengenai obat obatan.
Pengetahuan yang Grim miliki itu adalah sesuatu yang belum pernah dimiliki oleh manusia manapun, hanya dia yang pernah mencapai tingkat pengetahuan seperti itu.
Pada akhirnya Mata para dewa terpaku kepada Grim, mereka sangat menyukai Grim. Mereka akhirnya memberikan berkah kepada Grim berkah sebuah kehidupan yang abadi.
"Karena dia abadi apa mungkin dia masih hidup sampai sekarang?" Reina bertanya untuk menghilangkan rasa penasarannya
"Iya sampai saat ini dia masih hidup."
"Apa anda membohongi saya tuan, meski saya masih kecil namun saya tau kalau hal itu tidak mungkin terjadi. Lagi pula jika dia masih hidup Bukankah dia akan terlihat lebih tua dari anda."
"Yah tidak heran jika kau tidak percaya, bagaimanapun orang orang juga tidak percaya dengan cerita ini."
"Lalu apakah anda percaya dengan cerita ini tuan?"
"Iya aku percaya."
Bagaimanapun cerita itu adalah sesuatu yang nyata, tidak ada alasan bagi Hingel untuk tidak mempercayainya.
"Hehh, kalau begitu saya rasa saya ingin melihat orang yang bernama Grim Vesalius itu."
"Kau mungkin akan dapat melihatnya suatu hari nanti." Ucap Grim dengan lembut sambil mengelus kepala Reina.
"Hari sudah malam, sekarang kau tidurlah Reina."
"Baiklah."
Reina segera pergi ke kasurnya, sekitar 10 menit kemudian Reina tertidur dengan nyenyak.
"Kupikir sudah saatnya bertemu dengannya. Juga mungkin waktuku sudah tidak lama lagi."
Hingel pergi meninggalkan Reina sendirian dirumah itu, karena rumahnya dikelilingi oleh sihir pelindung Hingel jadi tidak perlu khawatir.
Dengan tubuh tuanya Hingel pergi memasuki hutan terlarang, hutan yang ditakuti oleh orang orang karena cukup banyak monster yang ada disana.
Setelah cukup lama berjalan, Hingel akhirnya sampai disebuah sumur tua. Sumur itu tidak memiliki air didalamnya, sumur itu memiliki tangga didalamnya. Hingel lalu menggunakan tangga itu dan menuju bagian dasar dari sumur.
________
_____
__
[Manusia Abadi, Grim Vesalius]
Hmm, suara langkah kaki? Sudah berapa lama aku tidak mendengar suara itu. Sangking lamanya bahkan suara itu dapat membuatku terbangun dari tidurku.
Aku tidak berharap ada yang datang kesini, kali ini entah siapa yang datang.
Langkah itu semakin dekat, aku juga mulai dapat melihat sebuah cahaya. Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama aku melihat cahaya.
Cahaya itu akhirnya sampai juga kesini, aku dapat melihat wajah yang sangat asing. Meski begitu setidaknya aku tau dengan baik siapa orang itu.
"Lama tidak bertemu guru."
Dizaman ini tidak banyak orang yang memanggil ku seperti itu, sudah pasti kalau dia adalah Hingel.
"Apa yang kau lakukan disini Hingel."
Hingel hanya tersenyum, dia lalu duduk disebuah kursi yang ada disini.
"Sudah lama anda tidak keluar dari sini guru, bagaimana jika sekarang keluar dari sini?"
Entah sudah berapa kali aku mendengar hal itu, tentu saja bukan hanya dari Hingel. Ke 3 muridku yang lain juga pernah mengatakan hal yang sama.
"Entahlah aku tidak tau, cahaya matahari ataupun bukan tidak bisa masuk kesini. Sehingga aku tidak dapat menghitung hari."
"Meski anda tidak dapat menghitung hari, namun dengan melihat penampilan saya anda pasti dapat menebaknya bukan guru?"
"Yah mungkin begitu, kau terlihat sangat berbeda Hingel."
"Dan anda terlihat sama sekali tidak berubah guru."
Benar, tidak perduli seberapa lama aku disini penampilanku tidak akan pernah berubah.
"Jadi apa yang membawamu kesini Hingel?"
"Sama seperti sebelumnya guru, aku ingin membawa anda keluar dari sini."
"Dan aku masih sama seperti sebelumnya Hingel, aku masih ingin beristirahat sebentar disini."
"Anda selalu mengatakan hal itu, namun apa anda tau apa yang dimaksud dengan sebentar itu guru? Anda sudah berada didalam sini selama 77 tahun, dan anda sama sekali belum pernah pergi keluar."
"Itu baru 77 tahun Hingel."
Bagiku 77 tahun itu adalah waktu yang singkat, waktu itu hanya sebuah angka. Tidak perduli berapa lama waktu berlalu, aku sama sekali tidak pernah memperdulikannya.
"Bagi anda 77 tahun itu mungkin singkat, namun bagi mahluk hidup seperti kami 77 tahun adalah waktu yang lama guru. Dalam waktu itu kami mengalami berbagai jenis Suka dan duka."
Yah aku tidak bisa menyangkal hal itu, bagaimanapun aku juga pernah merasakan hal seperti itu.
"Kau terlalu bertele-tele Hingel, sebenarnya apa yang kau inginkan."
Mendengar apa yang kukatakan Hingel diam untuk sesaat, dia lalu menghelakan nafas yang cukup panjang.
"Seperti yang saya duga, saya tidak bisa menyembunyikannya dari anda."
Tatapan Hingel menjadi sedikit serius, meski penampilannya sudah terlihat sangat tua namun tatapan matanya masih terlihat sama seperti saat dia masih muda dulu.
"Seperti yang saya katakan sebelumnya saya ingin membawa anda keluar guru. Setelah itu saya ingin meminta sesuatu kepada anda, saya saat ini hidup dengan seorang gadis kecil. Sejujurnya saya merasa waktu saya tidak lama lagi, jadi saya ingin anda merawatnya guru."
"Mengapa kau tidak meminta Luna dan yang lainnya untuk merawat gadis itu."
"Anda seharusnya tau guru, alice dan Jack adalah manusia, sama seperti saya mereka mungkin tidak memiliki waktu yang lama lagi."
Dibandingkan ras lainnya umur manusia itu singkat, tidak heran jika ke 3 muridku ini tidak memiliki waktu yang lama lagi.
"Dan untuk Luna, dia saat ini sedang berkeliling dunia."
"Mengapa dia melakukan hal itu? Itu sama sekali tidak terlihat seperti dirinya."
itu adalah sesuatu yang cukup mengejutkan untukku.
"Itu karena anda guru, dia mengatakan akan mencari hal menarik dan menunjukkannya kepada anda. Dengan begitu anda mungkin mau keluar dari sini, itu adalah apa yang dia katakan sebelum pergi."
"Gadis kecil yang bodoh."
Aku bahkan tidak berfikir 2 kali saat mengatakan hal itu, bagaimanapun Luna itu adalah elf. dia bahkan dapat hidup lebih dari 500 tahun.
Dengan umur selama itu, Jika dia terus melakukan perjalanan maka itu akan menjadi sebuah perjalanan tanpa akhir.
Lagi pula jika dibandingkan dengan zaman aku dilahirkan, dizaman ini mungkin sama sekali tidak ada yang dapat membuatku tertarik.
"Apa anda masih tidak berubah pikiran guru?"
"Aku lelah dengan dunia Hingel, karena itulah aku akan tetap disini."
"Begitu ya, saya rasa saya tidak dapat memaksa anda untuk keluar dari sini guru. Namun saya hanya berharap kalau anda akan berubah pikiran suatu hari nanti."
Hingel berdiri dari kursinya.
"Kalau begitu saya akan pergi guru, semoga anda selalu diberkati."
"Berkat ya....."
Sudah terlalu banyak berkat yang diberikan kepada ku Hingel, sangking banyaknya aku bahkan sampai tidak menginginkan berkat lagi.
Hingel sedikit tersenyum, dia lalu berjalan menaiki tangga. Dia terus berjalan hingga akhirnya aku tidak dapat lagi mendengar suara langkah kakinya, dan Cahaya yang dia bawa juga tidak dapat terlihat lagi.
Tempat ini menjadi gelap dan tenang seperti sebelumnya, ini adalah ketenangan yang kuinginkan. Didalam kegelapan yang tenang ini aku kembali memejamkan mataku dan tertidur.