Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Anti Procrastination System

🇮🇩Jun_
--
chs / week
--
NOT RATINGS
10.3k
Views
Synopsis
Jun adalah seorang anak SMK yang memiliki hobi untuk menunda semua pekerjaan yang ada, “Kalau bisa dikerjakan nanti, kenapa harus sekarang?” kalimat tersebut merupakan pedoman hidupnya. Jika suatu hari Jun mendapatkan ingatan aneh yang berisi masa depannya yang bisa dibilang suram alias madesu, apakah dia bisa menghilangkan sifat malasnya? apalagi jika dia tahu bahwa dia mati pada umur 30 tahun, bukan karena penyakit ataupun kecelakaan melainkan bunuh diri. “Bullshit” pikir Jun sambil tersenyum dan kagum atas hobi menundanya yang jauh lebih hebat dibanding apa yang ia lakukan sekarang.
VIEW MORE

Chapter 1 - Madesu

Pada suatu hari di kelas X RPL pada suatu SMK terdapat seorang anak lelaki mengenakan seragam putih abu-abu dengan kacamata sedang mencatat apa yang tertulis di papan tulis tiba-tiba tangannya berhenti menulis dan terdiam, matanya seperti orang yang melamun dan pikirannya tidak berada di dalam kelas ini.

"Jun! Kok kamu melamun? Coba lanjutkan yang tertulis di papan dan jelaskan maksudnya!" tanya Bu Lidya, seorang guru Bahasa Indonesia yang mengajar di kelas tersebut.

Anak lelaki bernama Jun itu masih terdiam, tidak merespon panggilan gurunya. Jun tidak bisa disalahkan, tiba-tiba ada sesuatu yang muncul di dalam pikirannya, lebih tepatnya sebuah ingatan dan bukan sembarang ingatan melainkan ingatan dia dari masa depan.

"Uh, bersatu kita teguh, bercerai kita...? kawin lagi?" jawab Jun yang masih belum sepenuhnya sadar apa yang terjadi.

"Hah?! Kamu jangan main-main di kelas saya! Udah bengong di kelas, jawabnya malah main-main. Kamu serius ga sih belajar di kelas? Kalau tidak lebih baik keluar saja!" kata Bu Lidya yang marah karena ada murid yang main-main di pelajarannya.

Anak-anak di kelas melihat Jun dengan pandangan penuh simpati, 'masih sempat-sempatnya saja dia bengong dan bercanda di kelas Bu Lidya, dari semua pelajaran yang dia bisa bengong kenapa dia memilih untuk melakukannya di pelajaran Bu Lidya, nyari mati kah' pikir semua teman sekelasnya.

"Bukan begitu bu, saya ga fokus karena lagi kepikiran suatu hal." jawab Jun sambil menundukkan kepalanya, Ia tahu bahwa Ia salah dalam kejadian ini. Informasi tentang Jun di masa depan masih berputar di dalam pikirannya, Jun tau apa yang terjadi 10 tahun kedepan dengan sempurna dan ingatan itu melekat di dalam otaknya tanpa ada rasa sakit di kepala ataupun efek samping lainnya. Apa yang terjadi padanya? ingatan puluhan tahun tiba-tiba muncul dan melekat dengan sempurna dalam hitungan detik tanpa Ia merasakan efek aneh apapun.

"Kepikiran apa? Kamu baru kelas 10, ga punya istri, ga harus mikirin uang darimana untuk makan, di sekolah itu tempatnya belajar! bukan melamun!" kata Bu Lidya dengan ekspresi yang membuat murid-murid tidak berani menatapnya.

"Maaf bu, saya tau saya salah."

"Yaudah, kamu duduk lagi. Perhatikan pelajaran yang saya ajarkan supaya orang tua kamu ga buang-buang uang menyekolahkan kamu." kata Bu Lidya sambil melanjutkan pelajarannya.

***

*teeeet*

Suara bel sekolah terdengar di dalam kelas dan Bu Lidya menghentikan pelajarannya, "Oke, untuk hari ini cukup sampai disini saja. Jangan lupa minggu depan tugasnya dikerjakan!" kata Bu Lidya sambil merapikan bukunya dan berjalan keluar kelas.

"Buset, cari gara-gara banget lu sama Bu Lidya. Gw denger dari senior emang sih dia killer, merinding gw denger dia marah tadi." kata anak lelaki yang menghampiri Jun, anak lelaki itu bernama Ari salah satu teman dekat Jun yang tingginya 170 cm bisa dibilang lebih tinggi dari temannya tetapi jika dibandingkan dengan Jun yang tingginya 183 cm, semua teman kelasnya bisa dibilang pendek.

"Aduh, mau gimana lagi. Lagi banyak pikiran nih gw, apes aja bengong di pelajaran dia," jawab Jun sambil menghela nafas panjang.

"percaya ga lu kalo gw bilang, tiba-tiba gw dapet ingatan dari masa depan? kaget gila!" tanya Jun dengan wajah penuh senyum.

"Ngaco lu! kebanyakan baca novel ga jelas sih, isinya cuma tulisan dan ga ada gambar sama sekali" kata Ari.

"Hahaha, yaudah mending pulang yuk. Langsung pusing gw diceramahin Bu Lidya gitu" kata Jun sambil mengemas buku-bukunya ke dalam tas, dan berjalan keluar kelas.

***

'Masa depan? suram banget mati jomblo kepala 3, perasaan aman-aman aja deh masa depan kok jadi gini ya. Berdasarkan ingatan itu ketika sampai rumah Ibu masak sayur tadi siang untuk makan malam, sayur bayam pake telor dadar dan sambal' pikir Jun sambil mengayuh sepedanya, pikiran dia masih seputar ingatan 'masa depan' yang sangat suram. Yang membuat bulu di sekujur tubuhnya merinding bukan tentang dia masih jomblo pada umur 30 tahun, bukan masalah betapa hebatnya dia dalam menunda pekerjaannya.

Tetapi bagaimana hidupnya berakhir, cukup mengejutkan bahwa Jun mati bukan karena kecelakaan ataupun penyakit tetapi karena bunuh diri...

Tanpa Jun sadari, dia sudah sampai ke rumahnya dengan selamat. Hal ini merupakan salah satu yang dia temukan aneh, dia bisa mengendarai sepeda tanpa perlu fokus jalur mana yang harus dipilih dan bahkan dia bisa sampai ke rumah tanpa dia sadari sambil memikirkan hal mengejutkan yang terjadi tadi, 'apakah ini bakat? aneh banget, ga guna. Siapa yang melamun kalo lagi bawa motor ataupun mobil?' pikir Jun.

Setelah mencuci kaki dan menggantungkan seragamnya Jun duduk di kamarnya dan masih memikirkan ingatan itu, ingatan itu sangat sempurna dan rasanya seperti menonton film dari sudut pandangnya langsung. Jun dapat mencium bau yang dirasakan 'Jun' di dalam ingatan tersebut, merasakan detak jantungnya yang berdebar, semua inderanya berfungsi seolah-olah dia berada pada waktu tersebut. 'Apakah ini sekedar ingatan? Kenapa sangat jelas? orang jenius sekalipun tidak mungkin memiliki kemampuan mengingat setajam itu' pikir Jun.

[Ingatan telah berhasil disimpan dalam database, apakah Host ingin mengakses database?]

Tiba-tiba sebuah layar transparan seperti di game-game MMORPG muncul di hadapan Jun.

"Host? Database? WTF" Jun mengusap matanya untuk memastikan dia tidak berhalusinasi setelah dimarahi Bu Lidya hari ini.

[Memulai proses analisa….]

[Hasil analisa memenuhi syarat untuk mengaktifkan APS]

"Huh? Perasaan gw ga pernah mabok, kenapa ada layar aneh begini?" kata Jun dengan wajah yang masih tidak percaya apa yang muncul di depan wajahnya.

Walaupun Jun bisa dibilang pecinta novel dan pernah bermimpi mendapatkan sistem penuh dengan cheat miliknya dan menguasai dunia, apa yang muncul di depannya sangat mengejutkan bagi Jun.

[Apakah anda ingin mengaktifkan APS? Iya atau tidak]

'Hah? APS? apaan tuh, jelek banget namanya. Mencurigakan...'

[Anda tidak memiliki otoritas yang cukup]

5 menit telah berlalu semenjak jendela konfirmasi itu muncul, Jun masih bingung memilih yang mana.

'Aktifkan atau tidak? berdasarkan novel-novel bergenre system ga semua system itu cheat yang bikin MC jadi op op, tapi kebanyakan sih system selalu membantu MC. Hmmm…'

[Anti Procrastination System (APS) telah diaktifkan secara paksa karena Host tidak menggunakan haknya dalam memilih]

[Host telah memenuhi syarat tersembunyi dalam APS]

[Semua misi yang diberikan APS dalam jangka waktu tertentu akan memberikan penalty terberat]

[Misi : Bantu Ibu Mencuci Piring

Kesulitan : Sangat Mudah

Deskripsi : Berbakti kepada orang tua, bantu cuci piring setelah makan malam. Buktikan bahwa Host bukanlah Host yang akan bunuh diri pada umur 30 tahun.

Hadiah : 100 Anticipation Points

Hukuman : Mati]

"!!!!"