Saat ini Amira sedang terlibat ke dalam perbincangan hangat bersama Melda, dan sang nenek. Sementara itu, suami tercinta terlibat ke dalam perbincangan bersama sang ayah.
Meskipun begitu ekor matanya tak pernah lepas dari wajah cantik. Tidak suka diduakan oleh istri tercinta telah memaksa Louis mendekat. Sangat dekat hingga berada tepat dibelakang istri tercinta.
Dia pun terlihat mendudukkan bokongnya pada sandaran kursi dengan kedua tangan mengalung ke leher istri tercinta. Refleks, Amira langsung mendongakkan wajahnya ke atas sehingga bermanjakan ketampanan suami tercinta.
"Papa, di mana?"
"Itu di sana. Sepertinya Papa sedang berbincang dengan seseorang."
Ekor mata Amira mengikuti arah pandang Louis. Seketika mengukir senyum simpul sebelum melemparkan tatapannya ke arah suami tercinta. "Dan kau merasa terasingkan sehingga membawa mu kemari, hum?"