Namanya juga berbalut amarah jadi, sudah sangat wajar jika wajah tampan masih saja mengeras dengan sorot mata nyalang. Kedua tangan masih saja mengepal erat hingga buku - buku jari memutih.
Arrgghh, meninjukan tangannya ke dinding berulang kali hingga darah segar merembas melalui sela - sela jari.
"Menjijikkan! Benar - benar sangat menjijikkan! Tak pernah ku sangka bahwa wanita terhormat seperti mu bertindak dengan sangat rendahan. Atau memang seperti inilah kelakuan mu di belakang ku, hah?" Sekali lagi meninjukan tangannya ke dinding.
Disaat yang sama terdengar pintu terbuka sehingga wajah tampan langsung menolehkan wajahnya berpadukan dengan tatapan nyalang, senyalang mata Iblis. Dan hanya ditatap seperti itu telah membuat tubuh Amira menggigil seketika. Seolah tak perduli dengan yang dirasakan oleh istri tercinta, dia pun terus saja menghujaninya dengan tatapan tajam mematikan.
