Hancur? Tentu saja!
Arrgghh, teriak frustasi Louis. Tidak tahan dengan rasa sakit yang membelenggu hati dan juga jiwa, dia pun meninjukan tangannya ke dinding berulang kali. Akibatnya aroma amis menguar dari jari jemari yang sudah sobek.
Tak kuasa melihat kehancuran putra tercinta telah memaksa Malta mendekat, akan tetapi tertangguhkan oleh cengkeraman kuat yang melingkupi pergelangan tangan. Dengan segera menolehkan wajahnya sehingga beradu tatap dengan Yoza. "Beri waktu bagi Louis untuk menenangkan diri."
"Tapi, saya tidak bisa melihat Putra saya menyakiti-"
"Putra Anda lelaki yang sangat hebat. Lebih baik kita pergi dari sini. Mari, Mrs. Malta!"
"Tapi, Mr. Yoza ... "
"Please, Mrs. Malta beri waktu buat Louis menenangkan diri. Untuk saat ini dia benar - benar perlu waktu untuk sendiri dulu. Silahkan!" Memberi ruang pada Malta untuk berjalan lebih dulu.
Sebelum meninggalkan Heinburg Hospital, ekor mata Yoza tampak melirik ke sekeliling. "Siapa yang Anda cari?"
