Setetes kristal bening telah mencuat keluar membasahi pipi kokoh. Sungguh Louis tak pernah ingin terlihat seperti ini di depan Amira, akan tetapi air mata inipun tak bisa lagi dihentikan.
"Hai, Tuan cengeng. Hapus air mata mu! Ini hari bahagiaku. Jangan kau rusak dengan-"
"Tega sekali kau berkata sekejam ini. Tak ku sangka calon Istri-ku sendiri bisa berbicara dengan sangat kejam." Potong Louis dengan mengulas senyum smirk.
Amira terkekeh kecil. Bersamaan dengan itu menghapus bulir - bulir air mata dengan ibu jari. "Apa kau marah dengan ucapan ku?" Tanyanya dengan raut penyesalan mendalam. "Sorry, aku hanya menggoda mu."
"Tentu saja tidak, sayang. Louis mu ini tidak akan semudah itu marah kepada mu." Mengecup singkat puncak kepala. Setelahnya hendak membawa tubuh Amira ke dalam pelukan. Sialnya, niatnya tersebut tertangguhkan oleh suara seorang mc.