"Jaga sikap Anda, Nona Rissa. Saya ucapkan terima kasih atas perhatian Anda kepada saya. Tapi, alangkah baiknya jika perhatian seperti itu Anda tujukan kepada lelaki single, bukan lelaki seperti saya yang sudah dengan sangat jelas telah dimiliki oleh sahabat Anda sendiri, Amira Anindita Tanzel."
Jujur, kalimat yang baru saja menyapu pendengaran bagaikan tamparan keras bagi Rissa. Malu? Tentu saja! Wanita mana yang merasa tidak malu berada dalam posisi Rissa saat ini. Ditolak dengan sangat tegas bahkan terkesan di rendahkan. Sungguh, hanya rasa malu yang bersemayan di hati dan rasa malu inipun tak akan pernah bisa terhapuskan.
Tidak perduli pada kesedihan yang menghampiri wajah cantik Rissa. Louis terkesan mengabaikan hal tersebut. Bersamaan dengan itu melemarkan tatapan ke arah Daniel dengan tatapan meremang. "Sorry, Daniel. Sepertinya perbincangan kita ini kita lanjutkan saja lain waktu." Bersamaan dengan itu langsung beranjak dari duduknya.
