Dirangkumnya pipi sang putri dengan penuh kehangatan. "Bukankah kemarin kau ingin menyusul Louis ke Florida? Sekarang, Louis sudah ada di sini. Lebih baik kalian bicara. Papa, harus istirahat." Mengusap puncak kepala putrinya dengan penuh rasa sayang, sesekali mengecupi dengan penuh kelembutan.
"Saya tinggal istirahat dulu ya?"
"Silahkan, Tuan Louis. Mohon maaf, kedatangan saya sudah mengganggu waktu istirahat Anda."
"Tidak masalah. Saya justru merasa tersanjung Anda mau berkunjung. Silahkan ngobrol - ngobrol dengan, Amira." Berpadukan dengan lirikan tajam yang Yoza lemparkan ke arah putri tercinta sebelum melenggang dari sana.
Setelah kepergian Yoza, menyisakan sejoli yang masih saja bungkam. Entah sampai kapan suasana akan hening seperti ini? Yang jelas tidak ada satu pun di antara keduanya yang saling ingin memulai perbincangan. Meskipun begitu ekor matanya tak pernah lepas dari Amira. Satu hal yang tak pernah Louis percayai bahwa Amira berniat untuk menyusulnya ke Florida.