"Papa, sangat yakin bahwa yang Papa alami ini bukan murni kecelakaan."
"Amira, tahu itu kok, Pa."
Sebelah mata Yoza langsung memicing bersamaan dengan itu merangkum pipi sang putri supaya berhadapan dengannya. "Dari mana Amira tahu? Katakan!"
"Polisi sudah mengungkap kejadian sebenarnya bahwa semua ini atas ulah, Azriel." Lirih Amira hingga suaranya lebih menyerupai sebuah bisikan. Dan kata terakhir yang terucap dari bibir Amira berhasil membuatnya tersentak sehingga membulatkan tatapannya. "Azriel?" Ulangnya lagi.
Amira mengangguk.
"Tapi, bagaimana bisa, Azriel ... " Yoza tak mampu lagi melanjutkan kalimat. Seketika lidahnya terasa kelu hingga bibir membeku. Tak ku sangka menantuku sendiri berniat ingin melenyapkan ku. BIADAD! Batin Yoza dengan mengepalkan kedua tangan hingga buku - buku jari memutih.
