Nana terlihat menyungging senyum smirk. "Sorry, saya tidak mau bekerja pada perusahaan yang penuh dengan skandal. Dan perlu Anda ingat, Tuan Azriel. Bukan gaji besar yang saya butuhkan, akan tetapi kenyamanan dan juga rasa hormat kepada bawahan."
"Bawahan seperti mu minta di hormati, hah! Lancang!" Berpadukan dengan satu tamparan keras hingga jari - jari kekar pun terukir jelas di sana.
Nana tersenyum smirk. Kau boleh saja menampar ku sepuas mu, Azriel. Tapi, rasa malu yang kau terima sekarang ini sudah sangat sebanding dengan tamparan mu. Batinnya sembari beranjak berdiri. " Saya permisi. Oh, iya saya mau berpesan pada Anda. Jadilah lelaki setia, Tuan Azriel. Wanita bukan lah budak sek. Tapi, wanita di ibaratkan berlian yang harus Anda jaga kesuciannya."
"Shitttt, lancang sekali kau! Kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, hah?" Bentaknya beriringan dengan pintu yang dibanting secara kasar oleh Nana.