"Jangan pernah bermesraan dengan wanita manapun termasuk si wanita penyakitan itu."
"Jaga ucapan mu, Lisa. Bagaimana pun juga Amira adalah Istri-ku."
"Oh, jadi sekarang kau membelanya? Atau jangan - jangan kau mulai ada perasaan padanya, hah?"
"Banyak omong!" Bentak Azriel dan bersamaan dengan itu langsung menghajar Lisa habis - habisan hingga tubuhnya pun terkapar di atas sofa. Tidak lagi perduli pada kondisi Lisa yang benar - benar menyedihkan. Dia pun memakai kembali pakaiannya dengan tatapan menyeringai.
Langkahnya mendekat lalu, menyentuh pusat kenikmatan sambil lalu. Refleks tubuh Lisa menggelinjang berpadukan dengan kedua mata terbuka. Sialnya, Azriel sudah tidak ada disana dan hanya menyisakan pakaiannya yang berceceran di lantai. Tanpa sengaja ekor mata Lisa melirik tajam pada daun pintu yang terbuka sedikit. Dia pun langsung menegakkan duduknya berpadukan dengan degup jantung yang memacu 1.000 kali lebih cepat dari biasanya.