"Seharusnya kau tidur aja sayang. Kenapa malah nyusulin aku kesini, hum?" Sembari mengusap puncak kepala Amira dengan penuh kelembutan. Amira pun merintih seketika hingga Azriel pun dibuat khawatir karenanya. "Sayang, ada apa? Apa usapan ku terlalu keras dan menyakiti mu?" Tanyanya dengan penuh rasa khawatir.
"Aku tidak tahu tapi, kepala ku terasa sakit sekali saat kau sentuh."
"Sungguh?"
Amira mengangguk.
"kalau begitu kita harus ke dokter, sayang. Aku ga mau sampai terjadi hal buruk."
"Ga perlu, Mas. Aku baik - baik saja."
"Ya sudah kalau gitu ayo ku bantu berbaring."
"Pelan - pelan saja ya, Mas."
"Iya sayangku, manisku, cintaku, pujaan hatiku, belahan jiwaku."
"Udah dunk Mas. Geli ah dengarnya."
Azriel tersenyum berpadukan dengan kecupan pada kening Amira. Dihujaninya wajah cantik dengan tatapan hangat penuh cinta. "Apa kau yakin tidak mau ku bawa ke dokter?"
"Iya, Mas. Lagi pula aku ga kenapa - napa kok. Dibuat istirahat sebentar juga pasti akan enakan."