"Namaku, Sora Kazuyoshi. Panggil aku Sora atau SoraKazu. Salam kenal~"
Dia mengulurkan tangan kirinya kepadaku dan mulai memperkenalkan namanya. Membalas itu, Aku langsung menjabat tangannya dan membungkukkan tubuhku sedikit dan memperkenalkan namaku kepadanya.
"N-Namaku, Seirin Shimamura. S-Salam kenal"
Setelah kami berdua selesai berjabat tangan, Kami berdua melepaskan jabat tangan kami.
"Shimamura-san, Ya"
"P-Panggil aku Seirin saja"
"Kalau begitu Seirin. Kau Batter tangan kiri yang lumayan hebat, Bukan begitu"
"T-Tidak..Tidak begitu juga- Eh?!"
"Kau kidal, Bukan"
B-Bagaimana dia bisa tahu kalau aku ini kidal!?
Benar juga..Tadi kenapa dia juga mengulurkan tangan kirinya kepadaku dan bukan tangan kanan. Biasanya orang-orang pastinya akan menggunakan tangan kanannya terlebih dahulu kalau ingin berjabat tangan.
Aku mungkin sudah tahu kalau dia ini kidal di lihat dari tangan yang ia gunakan untuk melempar kemarin dan gerak tubuhnya. Tapi aku kan belum pernah memberitahunya atau memperlihatkannya kalau aku ini kidal.
"Soal bagaimana aku bisa tahu kalau kamu itu kidal sangatlah mudah"
Dia membaca pikiran ku lagi!?
"Pertama, Untuk mempermudah aku dapat mengetahuinya mungkin karena aku ini juga kidal. Kedua, Sudah terlihat dari gerak-gerik mu. Sejak kemarin, Walaupun aku hanya melihat mu untuk sesaat, Aku sudah dapat melihat sedikit gerak-gerik mu"
"A-Apa saja?"
"Mudah saja. Di lihat dari pergerakkan tangan mu. Selama ini kau terus-terusan mengusap tangan kanan mu menggunakan tangan kiri mu. Biasanya yang bukan kidal akan mengusap tangan kirinya dengan tangan kanannya namun kau sebaliknya. Lalu, Kau selalu menyatukan kedua tangan mu. Masalahnya bukan itu, Melainkan posisi tangan mu"
"P-Posisi?"
"Biasanya secara spontan saat orang-orang menyatukan tangan mereka dan menaruhnya di dada, Mereka tidak sadar kalau mereka menaruh tangan kanan mereka di bagian dalam dan tangan kiri mereka di bagian luar. Namun kau justru sebaliknya"
Setelah dia bilang begitu..Benar juga apa yang dia katakan. Aku tidak begitu sadar selama ini. Mungkin karena aku tidak terlalu memikirkan hal kecil dan sepele seperti ini sih. Tapi dia...
"Lalu, Di lihat dari tangan mana yang lebih dulu bergerak. Kau sering menyentuh bagian tubuh mu seperti bagian lengan mu atau tangan mu dan tangan pertama kali yang bergerak ingin menyentuh adalah tangan kiri. Kau lebih dulu menggerakkan tangan kiri mu saat ingin mengusap tangan kanan mu dan juga saat ingin memegang lengan kanan mu"
B-Bagaimana dia bisa menyadari hal kecil seperti ini!?
Apa benar dia hanya pemain Baseball?
"Lalu bagaimana aku bisa tahu kalau kamu ini seorang Batter yang hebat, Dapat di rasakan dari permukaan tangan kiri mu dan juga dari postur tubuh juga paha mu"
"Eh?!"
Saat dia berkata begitu, Aku langsung melindungi paha ku dengan kedua tangan ku berusaha untuk menutupinya.
"Aahh maaf maaf~ Aku tidak bermaksud yang aneh-aneh kok"
Aku ingin mengetesnya lagi. Keahlian deduksinya ini sangat luar biasa menurut ku.
"A-Ada hal yang ku ingin ku ketahui"
"Apa itu?"
Jadi dia tidak sepenuhnya dapat membaca pikiran, Ya.
"Omong-omong..Aku tidak bisa membaca pikiran"
"E-Eh..?!"
Tapi kau baru saja menebak dan membaca isi pikiran ku...
"K-Kalau begitu...Bagaimana kau dapat menyadari dan tahu kalau aku ini pemain Baseball? Padahal kan kau belum pernah bertemu dengan ku dan hanya melihat ku kemarin sekilas saja. Baru hari ini saja kau mengetahui kalau aku ini kidal dan sekaligus seorang Left Handed Batter"
"Sudah ku duga kau akan menanyakan itu. Mudah saja, Itu semua dari apa yang kulihat"
"Yang kau lihat?"
"Kemarin, Saat aku sedang berada di gundukan pitcher dan melihat-lihat keseliling dari gundukan Pitcher itu, Aku menyadari kalau kau datang dari arah belakang dan aku mulai menengok ke arah mu untuk melihat siapa yang baru saja datang mendekati lapangan Baseball"
"Apa hubungannya dengan itu? Bagaimana itu bisa membuktikan kepadamu kalau aku ini pemain Baseball?"
"Mudah saja. Setelah aku melihat-lihat keseliling dan melihat sekilas kebeberapa murid, Hampir tidak ada murid di sini yang tertarik untuk bermain Baseball namun ternyata ada satu di sini, Yaitu kau"
"Lalu?"
Bagaimana dia bisa menyimpulkan kalau tidak ada satupun murid di sini yang tidak mau bermain Baseball?
"Sekarang begini, Apa yang ingin di lakukan gadis manis dan imut juga cantik sepertimu ke lapangan Baseball kalau tidak memiliki suatu perasaan terhadap Baseball. Perempuan yang manis seperti mu bagi orang-orang akan sangat unik jika bermain Baseball, Bukan. Dan di lihat dari sekolah ini sendiri, Sekolah ini sudah tidak ada club Baseball dan orang-orang pergi ke sekolah ini karena sistem pelajarannya dan juga karena sekolah ternama. Sekolah ini banyak berisikan orang-orang yang sangat hebat dalam Akademis ketimbang olahraga jika kau mau tahu hal itu"
Benar juga. Sekolah ini isinya sangat banyak orang-orang yang pintar..Walaupun beberapa dari mereka aneh-aneh. Termasuk Sora.
Tunggu dulu..
Apa dia baru saja mengatakan kepadaku kalau aku ini...C-Cantik? Wajahku mulai memerah di saat menyadari kalau dia baru saja memujiku walau hanya untuk di dalam Deduksinya.
"Lalu, Di saat aku melihat ke arah mu walau hanya sesaat, Aku dapat melihat reaksi dan pergerakan mu. Begini yang kau rasakan dan pikirkan saat melihat ku di lapangan..'Apa yang laki-laki itu lakukan di lapangan Baseball?', 'Apa dia juga pemain Baseball?', 'Aku jadi penasaran dengannya'. Setidaknya seperti itu, Bukan. Pikiran seperti itu hanya terjadi kepada seseorang yang sangat menyukai Baseball dan dalam kondisi seperti ini yang tidak ada club Baseball namun memiliki harapan untuk bermain"
Tepat sekali..
"Lalu, Saat aku melihat mu, Kau langsung melarikan diri dengan wajah sedikit terkejut dan juga sedikit merasa lega..Dan entah kenapa sedikit malu. Jadi, Apa yang bisa di simpulkan disini adalah kau adalah pemain Baseball. Kau memiliki perasaan yang kuat terhadap Baseball walaupun tahu club Baseball di sekolah ini telah di bubarkan"
"Bagaimana kau bisa berpikir seperti itu? B-Bagaimana kalau misalnya aku melarikan diri karena A-Aku merasa sedikit terpana karena ketampanan mu"
"Itu tidak mungkin"
"Kenapa?"
"Itu karena kau belum pernah melihat wajah ku sepenuhnya. Aku membelakangi mu dan kau hanya melihatku dari bagian belakang. Pertama kali kau melihat ku adalah sekarang ini bahkan dari jauh pun kau tidak mungkin dapat melihat wajah ku dengan jelas. Dan juga misalkan kau melihat wajah ku kemarin untuk sesaat dan terpana begitu saja itu tidak mungkin karena tidak mungkin juga dalam waktu singkat kau langsung terpana dan lari begitu saja. Pastinya butuh waktu untuk mu untuk melihat wajah ku lebih jelas terlebih dahulu lalu kau baru dapat terpana"
Benar juga.
"Lalu, Kau sebenarnya merasa sangat kecewa karena club Baseball di sekolah ini ternyata sudah di bubarkan sejak lama padahal kau sangat ingin bermain Baseball di sekolah ini berkat pencapaian sekolah ini. Dan lagi berkat penampilan dan rupa juga tubuh mu orang-orang tidak akan sadar dan tahu kalau perempuan seperti mu ternyata adalah pemain Baseball yang sangat berbakat dan juga tidak mungkin kau akan datang ke lapangan Baseball di lihat dari penampilan dan wajah mu tapi kenyataannya kau datang. Orang-orang justru akan berpikir 'Apa yang ingin di lakukan perempuan seperti mu di lapangan Baseball?'; Kalau bukan suka terhadap Baseball. Begtiulah"
D-Dia ini...
"Dan begitu lah cara ku dapat menyimpulkan kalau kau itu memiliki perasaan terhadap Baseball. Untuk ku dapat membuktikan kalau kau adalah pemain Baseball adalah saat pulang sekolah"
"B-Bagaimana?"
"Mudah saja. Setelah aku mengetahui kalau ternyata ada orang di sekolah ini yang memiliki perasaan terhadap Baseball, Aku juga sama seperti mu pada waktu itu berjudi berharap kalau kau akan datang untuk memastikan"
Dia...Sama seperti ku?
"Aku sudah menyiapkan sekotak bola untuk memperlihatkan mu lemparan ku. Lalu saat aku menyadari kau datang, Walaupun waktu itu aku tidak melihat ke arah mu sepenuhnya, Tapi aku tahu kalau kau datang, Setelah itu kau langsung berlari menuju pagar untuk melihat dan mengamati permainan ku berharap kau mendapatkan sesuatu dari permainan ku"
Pernyataanya yang terakhir mengenai apa yang ku pikirkan adalah benar.
"Lalu, Kau mulai mengamati dan fokus terhadap lemparan dan kecepatan lemparan ku setelah merasa yakin kalau aku ini seorang Pitcher. Itu benar kalau aku ini seorang Pitcher dan Ya, Seperti yang kau pikirkan aku ini seorang Power Pitcher"
Bagaimana dia dapat tahu kalau aku berpikir kalau dia ini seorang Power Pitcher. Mungkin hanya tebakannya yang sudah pasti saja dan juga karena dia sendiri yang bilang kalau dia ini seorang Power Pitcher.
"Lalu, Saat aku memperlihatkan lemparan ku yang akurat dan cepat, Kau merasa takjub dan mulai mencoba mencari tahu kecepatan lemparan ku"
"Benar"
"Tapi lemparan demi lemparan selanjutnya, Kau mulai merasa curiga dan tidak percaya dengan kecepatan lemparan ku. Mengambil logika, Kau mulai membandingkan dan menyamai kecepatan lemparan ku dengan rekor lemparan tercepat untuk tingkat SMA. Lalu setelah kau merasa yakin kalau lemparan ku masih di tingkatan itu kau mulai menghilangkan rasa curiga mu"
"Bagaimana kau bisa melihat ku? Padahal kan aku berada di belakang mu dan kau membelakangi ku juga kau sangat fokus dalam melempar dan tidak pernah membelokkan badan dan kepala mu untuk melihat ku"
"Sepertinya kau tidak menyadarinya, Ya"
"Menyadari apa?"
"Sebenarnya, Sedikit demi sedikit aku melihat ke arah mu"
Kapan dia melihat ke arah ku? Perasaan dia tidak pernah melihat ke arah ku.
"Kau merasa bingung, Bukan. Dan bertanya-tanya 'Kapan aku melihat ke arah mu', Begitu"
"E-Eh?..I-Iya"
"Pada saat aku mengambil bola selanjutnya"
"Ya?"
"Apa kau menyadari dimana aku menaruh kotak berisi bola baseball ku tersebut?"
"Eto..Kalau tidak salah di sebelah kiri mu"
"Tepat sekali. Di saat itu lah aku sedikit-dikit melihat ke arah mu"
Sedikit-dikit?
"Aku tidak mungkin melihat ke arah mu terus-menerus nanti aku akan ketahuan mencoba melihat dan melirik ke arah mu terus dan kau pastinya nanti akan langsung kabur jadinya aku menggunakan cara ini agar lebih aman dan agar kau tidak kabur"
Benar juga sih...
Tunggu dulu! Apa dia mau mencoba mengatakan kalau dia melihat ke arah ku sedikit-dikit dan hanya dalam hitungan berapa detik setiap melirik dia dapat membaca ku dengan baik!? Bagaimana bisa?!
"Lalu, Saat kau sudah menghilangkan kecurigaan mu terhadap kecepatan lemparan ku, Aku mulai melempar bola terakhir ku dengan sekuat tenaga dan berhasil menghasilkan lemparan yang sangat cepat. Hal itu membuat mu sangat terkejut dan mempertanyakan kembali kecepatan lemparan ku"
"I-Itu benar..Namun ada yang ingin ku tanyakan lagi"
"Apa itu?"
"Bagaimana kau dapat mengetahui apa yang ku pikirkan pada waktu itu padahal kau hanya melihat ku secara sesaat lalu melanjutkan melempar?"
"Mudah saja. Di saat aku melihat ke arah mu kau menunjukkan ekspresi wajah yang berbeda-beda. Aku melihat ke arah mu setiap kali aku mengambil bola dan di selang waktu itu aku berhasil menangkap ekspresi dan reaksi wajah mu juga beberapa gerak tubuh mu. Lemparan pertama kau merasa takjub. Kedua kau mulai memikirkan kecepatan lemparan ku dimana kau memperlihatkan ekspresi wajah yang sedang berpikir. Ketiga kau mulai menyimpulkan kecepatan lemparan ku. Keempat kau mulai merasa ragu dan seterusnya sampai pada akhirnya kau memperlihatkan ekspresi wajah yakin"
"B-Begitu ya..."
Ternyata seperti itu. Hebatnya. Dia dapat melihat ekspresi wajah ku dalam seketika walau hanya melirik sesaat dia dapat melihatnya dengan sangat jelas dan dapat menilai ekspresi dan reaksi ku langsung.
"Dan lemparan yang terakhir. Aku mulai merasa sangat yakin kalau kau berpikir kalau lemparan ku masih berada di rata-rata rekor tingkat SMA"
"Dan itu lah kenapa kau tersenyum waktu itu"
"Yup. Tepat sekali. Kemudian aku mulai melemparkan lemparan terakhir ku dengan sekuat tenaga agar dapat menghasilkan lemparan yang cepat. Dan saat aku melihat ke arah mu, Kau mulai merasa terkejut dan kembali bertanya-tanya mengenai kecepatan lemparan ku baru kau lari. Dan dengan begitu, Aku dapat menyimpulkan kalau kau adalah seorang pemain Baseball. Aku juga dapat menyimpulkan kalau kau adalah seorang Batter yang handal karena kau berusaha untuk menebak lemparan ku dan menghitung kecepatan lemparan ku juga berusaha melihat bola yang ku lemparkan. Jadi..Begitu lah"
Hanya dengan seperti itu saja..Dia dapat mengetahui banyak hal mengenai ku.
Dia ini...
Siapa sebenarnya dia ini?
Dia hebat sebagai Pitcher dan juga hebat dalam mengobservasi dan melakukan deduksi. Dia sangat Genius. Tapi bagaimana caranya?
"Bagaimana kau melakukan itu?"
"Hmm?~ Apa maksud mu deduksi ku?"
"Ya. Bagaimana caranya?"
"Tidak begitu sulit. Anggap saja kalau ini sama seperti kau berusaha untuk menebak dan mencari tahu lemparan berikutnya yang akan di lemparkan kearah mu dari seorang Pitcher"
"Itu hanya perumpamaannya saja, 'Kan. Tapi bagaimana cara kerjanya untuk mu?"
"Bukan sesuatu yang spesial. Yang ku lakukan hanya berusaha melihat Ekspresi, Reaksi, Gerak-gerik tubuh, dan keadaan sekitar lalu menilai dan mencoba menebaknya. Contohnya sekarang ini. Kau banyak terkejutnya setiap kali aku berhasil menebak sesuatu. Reaksi mu itu dapat menandai kalau perkataan dan tebakan ku itu benar"
"B-Begitu ya...Tapi tetap saja itu sangat hebat~"
Aku mulai merasa tertarik dengan keahliannya itu dimana kedua mata ku bersinar-sinar.
"Begitu kah. Yaa..Aku memang sudah melatihnya sejak kecil sih"
Keahliannya itu sangat cocok di gunakan dalam Baseball. Aku yakin dia pasti menggunakan keahliannya itu untuk berbagai macam hal di Baseball. Seperti menebak lemparan Pitcher, Sinyal dan lain-lainnya. Tapi karena dia seorang Pitcher mungkin dia gunakan untuk membaca pergerakan Batter yang akan dia lawan.
Tunggu dulu..
Benar juga..
Ada yang terlewat.
"Oh ya..Dan juga..Kenapa kau tahu kalau aku tadi pada jam istirahat datang ke lapangan Baseball?"
"Itu? Ahh, Itu karena sebenarnya aku baru saja datang ke lapangan namun aku tiba-tiba menemukan suatu kebenaran yang menarik dari seseorang jadinya aku tidak jadi ke lapangan. Aku juga tadi sudah melihat mu masuk kedalam lapangan"
"Begitu ya. Aku kira itu keahlian mu lagi"
"Hmph~ Yang aku tahu adalah kau merasa kecewa dan sedikit sedih karena tadi aku tidak ada di lapangan saat jam istirahat"
"A-Ahh..I-Itu..E-Ehehehe.."
Dia dapat mengetahuinya...Padahal hanya melihat sedikit saja dia bisa langsung tahu.
"Kau pikir aku ini tidak akan datang lagi ke sini kah dan berpikir aku pindah sekolah"
"I-Itu..."
"Tenang saja..Aku tidak akan pergi dari sekolah ini. Setelah aku bertemu dengan mu, Aku juga merasa sedikit lega dan memiliki sedikit harapan.
"H-Harapan?"
"Kau juga sama, Bukan. Kau tidak mau keluar dari sekolah dan akhirnya kau pastinya juga ingin menghidupkan kembali club Baseball di sekolah ini, Bukan"
Dia...
Sama seperti ku.
Mata ku terbuka lebar dan aku menaruh kedua tangan ku di dadaku. Sepertinya kami bisa melakukannya. Aku rasa kami dapat menghidupkan kembali club Baseball di sekolah ini..Hanya dengan kita berdua. Aku yakin kita bisa.
"Bagaimana?~"
"IYA!~ Tentu saja~ Aku sangat ingin menghidupkan kembali club Baseball di sekolah ini~"
Sora terlihat tersenyum mendengar ucapan ku.
"Bagus. Kalau begitu aku sangat yakin dengan hanya kita berdua kita dapat melakukannya. Lebih tepatnya berkat mu ada di sini, Kita dapat melakukannya"
"Berkat ku?"
"Kalau kau tidak ada di sini, Aku mungkin saja sudah pindah. Jadi aku merasa senang karena dapat bertemu dengan mu"
Perkataan Sora membuat ku merasa sangat senang dan sedikit malu. Aku menundukkan wajah ku karena wajah ku mulai kembali memerah lalu membalas perkataannya dengan mengucapkan-
"A-Aku juga...A-Aku merasa sangat senang karena dapat bertemu dengan mu di sini"
Aku mengucapkannya dengan sedikit malu.
Oh! Benar juga..
"Kenapa kau bisa bilang kalau aku tidak mungkin pindah"
"Ohh, Itu. Itu karena kau pasti berpikir kalau biaya di sekolah ini sudah sangat mahal dan ini adalah sekolah yang bagus juga pastinya kau tidak mungkin minta pindah kepada kedua orang tua mu jika seperti ini kondisnya, Bukan"
D-Dia dapat mengetahuinya...
"K-Kalau begitu..Bagaimana kalau kita mencari anggota sekarang"
"Itu tidak di perlukan"
"Y-Ya?"
"Tidak akan ada yang mau bergabung dengan club Baseball di sekolah ini"
"K-Kenapa kau berkata seperti itu? K-Kita kan belum tahu-"
"Kau yang belum tahu, Tapi aku sudah"
"Sudah..?"
"Di hari pertama masuk, Aku langsung mengobservasi banyak murid di sekolah ini mencari tahu apa mereka ingin atau dapat bermain Baseball atau tidak. Dan hasilnya tidak ada. Hanya kau yang berhasil ku temukan"
"K-Kau..Mengamati dan mengobservasi semua? Kemarin..Seharian penuh?"
"Kurang lebih. Cara kemarin itu lah dimana aku berdiri di gundukan Pitcher adalah cara terakhir ku dan juga sedikit berjudi. Untungnya aku dapat bertemu dengan mu"
"Dan kau dapat mengetahui kalau mereka dapat bermain Baseball dan ingin bermain atau tidak"
"Tentu. Anggap saja seperti sebuah pengalaman"
"L-Lalu..Kalau begini kita harus bagaimana?"
"Aku punya cara dan jalan pintas. Akan ku beri tahu kepada mu nanti saat 'Mereka' sudah sangat yakin"
"Mereka?"
"Nanti akan ku beri tahu kepada mu lebih jelas. Untuk sekarang aku ingin melihat kemampuan mu. Walaupun aku sudah sangat yakin dengan kemampuan mu"
"K-Kau melebih-lebih kan..Menurut ku sendiri aku masih butuh banyak latihan"
"Tidak, Itu benar. Kau memiliki 'Contact' yang luar biasa, Bukan"
D-Dia ini!?
"I-Itu..Aku hanya sering berlatih saja dan meningkatkannya"
"Itu wajar. Walaupun begitu, Aku masih sangat ingin melihat kemampuan mu. Apa kau mau menunjukkan dan memperlihatkan sedikit kemampuan mu pada ku?"
Aku terdiam untuk sesaat.
"Di lapangan ini sudah tersedia semuanya. Pemukul, Bola, dan beberapa alat untuk latihan lainnya. Bahkan mereka juga menyediakan jaket dan pakaian olahraga bagi mereka yang tidak membawa pakaian olahraga"
Setelah berpikir sejenak..Sepertinya aku akan mencobanya.
"Baiklah. Ayo kita lakukan"
Sora tersenyum setelah mendapatkan balasan dari ku.
"Bagus. Kalau begitu..Mari kita lakukan"
.........................
Dua hari yang lalu.
"Dia bukan. Dia juga bukan. Begitu juga dia"
Aku duduk di kursi ku sambil memainkan pulpen dengan cara memutar-mutarnya di kedua jari ku dimana aku juga sambil mengamati banyak orang mencari sebuah clue.
"Kelihatannya sama sekali tidak ada pemain Baseball di sekolah ini���
Jika seperti ini, Apa masih ada harapan untuk menghidupkan kembali club Baseball?
Sekolah ini memang sekolah yang ternama di bidang Akademik dan juga dulu club Baseball di sekolah ini pernah memenangkan Power High/9. Aku memang sudah tahu mengenai di bubarkannya club Baseball di sekolah ini tapi aku memiliki sebuah "Janji" untuk menghidupkannya kembali.
Tapi "Dia" bilang kalau mustahil aku boleh berhenti.
Tapi tidak mungkin aku berhenti dan mengecewakannya. Akan ku cari cara bagaimanapun juga.
Aku belum memperkenalkan diriku sepertinya..
Perkenalkan Namaku-
Sora Kazuyoshi, 16 tahun, Orang-orang sering memanggil ku dengan sapaan akrab Sora dan beberapa teman memanggil ku SoraKazu. Aku adalah seorang remaja laki-laki biasa yang bisa kau temui dimana saja. Aku berada di kelas 1-A.
Aku memiliki tinggi sekitar 167cm, Tubuh yang kurus, Rambut medium berwarna hitam berdegradasi dengan warna merah, Aku juga memiliki kaki yang panjang, Mata berwarna merah, Kulit yang putih dan orang-orang sering bilang kalau aku memiliki wajah yang lumayan tampan. Aku juga sangat suka untuk tersenyum walau tidak ada maksud apapun. Aku sendiri juga bingung kenapa aku bisa seperti itu.
Di sekolah aku memakai seragam sekolah, Kemeja berwarna putih baik lengan panjang maupun lengan pendek, Rompi berwarna abu-abu, Dasi berwarna merah, Celana panjang berwarna abu-abu. Aku juga memakai sepatu berwarna merah campur hitam.
Di luar sekolah, Aku memakai kaos berwarna hitam lengan pendek, Jaket berwarna merah lengan pendek dicampur warna hitam di beberapa bagian, Celana panjang berwarna hitam, Topi berwarna merah campur warna hitam, dan Manset tangan berwarna hitam di lengan kiri.
Orang-orang sering menyebutku sebagai seorang jenius berkat keahlian Deduksi, Intuisi, dan Observasi ku dimana padahal menurut ku itu bukan sesuatu hal yang begitu spesial dan biasa-biasa saja. Selain itu, Aku juga memiliki keahlian dalam bermain Baseball.
"Hmmm..Dia juga bukan"
Dari awal aku masuk sekolah aku sudah mengamati dan mengobservasi banyak orang mencoba mencari tahu dalam sekali lihat apa mereka seorang pemain Baseball atau bukan. Sejauh ini yang kudapatkan adalah "0". Sama sekali tidak ada pemain Baseball di sini.
"Hmm..Apa memang tidak ada seorang pun di sekolah ini yang tidak ingin bermain Baseball? Yaa, Karena club Baseball sudah di bubarkan jadi pastinya tidak akan ada pemain Baseball yang datang ke sekolah ini"
Aku memiliki sebuah janji kepada seseorang untuk membangkitkan kembali club Baseball di sekolah ini. Bukan itu saja aku juga memiliki janji yang lain kepada beberapa orang. Dan juga..Jika aku tidak dapat menemukan satu pun seorang pemain Baseball di sekolah ini, Apa "Mereka" masih ingin mencoba bergabung? Aku harap mereka masih ingin mencoba bergabung nantinya. Syaratnya hanya satu, Hanya satu pemain saja dari sekolah ini dan aku dapat mengabulkan impian mereka. Aku harap aku bisa.
Dan juga..
Bukan hanya itu..
Masih ada lagi..
Yaitu..-
"Sora~ Apa yang kau lakukan?~��
"Hmm..Oh, Shiori. Ada apa?"
"Aku yang seharusnya bertanya begitu, Kau ini"
Shiori Tachibana, 16 tahun, Memiliki tinggi sekitar 165cm. Dia adalah seorang gadis teman masa kecil ku yang selalu ikut dan bersekolah dengan ku sejak SD sampai sekarang. Dia dulu juga pernah membantu club Baseball sekolah ku sebagai seorang assisten pelatih.
Shiori memiliki wajah yang sangat cantik, Rambut pendek berwarna putih, Mata berwarna abu-abu yang indah, Proporsi tubuh yang sangat pas, Badan yang langsing, Kaki yang panjang, Kulit yang putih dan halus.
Shiori terkenal sangat pintar dan juga ramah. Menurut ku dia adalah seorang gadis yang manis.
Di sekolah, Shiori memakai seragam sekolah, Kemeja berwarna putih baik terkadang lengan pendek maupun lengan panjang, Dia jarang untuk menggunakan Rompi seragam sekolah, Rok pendek berwarna merah, Stocking berwarna hitam, Dia sering terlihat memakai sepatu berwarna biru.
Di luar sekolah, Shiori sering memakai kemeja lengan panjang berwarna putih, Rok pendek berwarna hitam, Stocking berwarna hitam, dan sepatu berwarna biru.
"Kau masih mengobservasi, Ya"
"Kurang lebih"
"Bagaimana hasilnya?"
"Tidak ada"
"Ara..Lalu apa yang akan kau lakukan sekarang?"
Shiroi kemudian duduk di kursi meja di depan ku. Sebenarnya kursi dari mejanya berada di sebelah kanan ku namun untuk berbicara dengan ku sekarang dia duduk di kursi di depan ku.
"Ummm...Aku akan mencoba untuk sedikit berjudi"
"Berjudi? Kau masih ingin seperti itu?"
"Terkadang kita membutuhkan sedikit tekanan supaya bisa berhasil. Walaupun terkadang bisa sedikit beresiko"
"Aku tahu itu. Aku sudah sering melihat mu seperti itu. Tapi bagaimana kau ingin melakukannya sekarang?"
"Aku akan pergi ke lapangan Baseball nanti dan melihat apa ada yang akan datang kesana atau tidak"
"Kenapa dengan cara seperti itu? Kelihatannya kau sangat yakin~"
"Seandainya ada seseorang yang mengetahui club Baseball di sekolah ini telah di bubarkan namun ingin menghidupkannya kembali, Dia pasti akan datang ke lapangan Baseball terutama di hari awal masuk sekolah"
"Heeee...Begitu, Ya"
"Seseorang itu pastinya memiliki perasaan dan kemauan yang tinggi terhadap Baseball. Untuk faktor yang lainnya kenapa tidak memilih sekolah yang lain yang sudah ada club Baseballnya saja tergantung pada kondisi mereka nantinya saat aku telah bertemu dengannya"
"Heeeeee~ Kau benar-benar berjuang ya untuk menepati janji mu~"
"Yaa..Begitu lah. Lagi pula, Janji ku itu tidak hanya satu dan tidak hanya kepada satu orang saja"
"Ufufu~ Aku tahu itu~"
"Lalu..Bagaimana dengan mu? Ada club yang ingin kau ikuti di sini?"
"Hmmm~ Bisa kau tebak?~"
"Hmmm...Kau hanya ingin mengikuti kemana pun aku pergi, Bukan"
"Tepat~"
"Kau ini. Setidaknya apa kau tidak ingin mencoba hal-hal yang baru saja?"
"Tidak ada yang menarik untuk ku jika tidak ada kamu di sekitar ku. Jadi nanti jika kau berhasil mendirikan kembali club Baseball maka aku akan bergabung dengan club Baseball sebagai assisten pelatih dan jika kau menyerah dan memutuskan untuk pindah sekolah aku juga akan ikut dengan mu. Kau pastinya akan memilih club Baseball bagaimana pun juga"
"Bagaimana jika aku ternyata memutuskan untuk masuk ke club lain?"
"Itu tidak akan mungkin, Bukan"
"Tentu"
Shiori tidak pernah bisa lepas dari ku. Dari dulu dia selalu mengikuti ku kemana saja. Aku merasa seolah-olah telah mengambil kebebasan miliknya.
"Omong-omong..Apa kau benar akan membawa "Mereka" masuk kedalam sekolah ini?"
"Dalam satu syarat, Yaitu mereka menginginkan setidaknya ada satu pemain Baseball di sekolah ini. Jika tidak ada mereka tidak mau"
"Ara~ Di lihat dari kondisinya kelihatannya sedikit sulit"
"Belum tentu. Kita masih belum tahu. Masih ada banyak hal yang harus di telusuri dan di cari sampai dapat di temukan jawabannya"
"Kau benar-benar pantang menyerah, Ya~ Itu satu hal yang ku suka darimu~"
Tapi..
Ya..
Aku tidak bisa bohong di kondisi seperti sekarang ini mencari satu orang pemain Baseball di sekolah ini akan menjadi sangat sulit. Seperti "Mencari jarum di tumpukan jerami". Apa masih ada pemain Baseball yang datang ke sekolah ini walau sudah mengetahui kalau club Baseball di sekolah ini sudah di bubarkan sejak lama.
Kita akan tahu jawabannya nanti.
"Kenapa kau tidak tanya setiap orang satu-persatu saja daripada harus repot-repot menilai mereka dari pengelihatan mu?"
"Aku tidak perlu itu"
"Kenapa?"
"Karena aku sudah tahu dan dapat menilainya hanya dari sekali lihat saja. Di tambah lagi, Aku tidak suka berbicara dengan orang asing dan langsung bertanya begitu saja"
"Ara~ Ini dia sombongnya mulai keluar lagi~"
"Tidak. Ini bukan sombong tapi memang kenyataanya.."
Setelah beberapa pelajaran di pagi hari, Waktu istirahat pun tiba. Aku memutuskan untuk pergi ke lapangan Baseball sendirian itu karena Shiori tidak mau ikut dan memilih untuk makan di kantin bersama beberapa teman barunya. Ya, Lagi pula lebih mudah kalau dia tidak ikut sih.
Halaman dan lingkungan di sekolah ini sangat luas. Seperti yang sudah di duga dari salah satu sekolah ternama di kota dan di wilayah sini. Aku harap aku tidak nyasar di hari pertama ku masuk sekolah.
Setelah berjuang mencari jalan keluar dari dalam gedung sekolah, Aku akhirnya berhasil keluar dari dalam gedung sekolah dan sekarang aku berada di halaman luar sekolah.
Sekarang..
Ayo kita cari dimana lapangan Baseballnya berada.
Selagi di jalan menuju dan mencari lapangan Baseball di sekolah ini, Aku sambil mengobservasi ke setiap orang yang ku lewati dan jumpai mencari tahu apakah mereka pemain Baseball atau bukan. Sejauh ini hasil yang ku dapatkan adalah "0".
Sudah ku duga sih. Tapi kita masih belum tahu kemungkinan yang lainnya.
Setelah mengitari bagian luar halaman sekolah, Aku akhirnya berhasil menemukan lapangan Baseball sekolah ini. Ternyata tidak terlalu jauh dari gedung sekolah dan sepertinya berada di bagian belakang gedung sekolah.
Kelihatannya juga lapangan ini yang paling luas dari semuanya.
Pintu masuk lapangannya juga tidak di kunci. Sepertinya siapa saja boleh memasuki lapangan ini.
Lapangannya juga sangat terawat. Jadi ada yang merawat lapangan Baseball ini walaupun sudah lama tidak di gunakan.
Lapangan ini sangat jelas tidak pernah di gunakan untuk kepentingan yang lain tapi ada seseorang yang setiap hari terus merawatnya. Tapi siapa dan kenapa?
Aku menuju kebagian dugout atau bench dimana aku menemukan beberapa kotak penuh dengan bola Baseball dan juga beberapa kotak penuh dengan pemukul Baseball alumunium dan juga sarung tangan untuk menangkap bola. Mereka semua sangat terawat dan kelihatannya belum pernah di gunakan sama sekali.
Semua perlengkapannya rapih dan terawat begitu juga lapangannya. Ada seseorang yang selalu datang ke lapangan ini untuk merawatnya namun tidak pernah di gunakan untuk bermain di lapangan ini.
Yaa..Aku tidak permasalahkan sih.
Setelah itu, Aku langsung beranjak naik ke gundukan Pitcher dan berdiri di sana sambil memasukkan kedua tangan ku ke kantung celana ku.
Aku mencoba untuk merasakan kembali perasaan saat aku berada di atas gundukan pitcher sambil memejamkan mataku.
Aku bisa merasakan perasaan yang mendebarkan dan sorak-sorai para penonton yang datang untuk menyaksikan pertandingan.
Rasanya..
Sangat mengasyikan dan mendebarkan.
Aku sangat ingin merasakan perasaan itu lagi sekali lagi dan kali ini di tingkat SMA.
Apa aku bisa?
Tentu saja aku bisa.
Lebih tepatnya...
Aku harus!
Hmm!?
Baiklah..Kalau begitu..Sekarang ini..
Aku tersenyum dengan santai lalu membalikkan badan ku dan menengok ke arah belakang. Di saat aku melihat ke arah belakang, Jauh di luar lapangan Baseball di balik pagar aku dapat melihat ada seorang gadis yang sangat cantik dan manis. Dia terlihat seperti sebuah boneka menurut ku.
Di saat aku melihat kearahnya sambil tersenyum, Tiba-tiba dia langsung lari dengan wajahnya yang bercampur rasa Senang, Penuh harapan, dan juga...Sedikit malu? Mungkin dia mudah malu..Dan larinya lumayan cepat.
Sekarang..Ini lumayan cukup menarik.
Dan juga...
Apa yang dilakukan gadis manis dan cantik sepertinya di lapangan Baseball?
Jalan-jalan?
Melihat lingkungan sekitar sekolah?
Itu jawaban yang wajar untuk kondisi yang normal.
Tapi...
Kenapa pengelihatannya sangat fokus ke sini..Terutama ke arah ku..Sambil bertanya-tanya begitu.
Sangat lucu jika gadis yang manis sepertinya berkeliaran di sekitar lapangan Baseball terutama lagi jika tidak ada urusan apa-apa.
Kecuali...
Kalau dia adalah seorang pemain Baseball.
Sepertinya...
Ini tidak terlalu sulit.
Hari pertama dan aku sudah mendapatkan orangnya.
Kalau begitu sekarang..
Bagaimana cara memancing dan memastikannya?
Setelah aku selesai dari lapangan Baseball, Aku segera kembali ke kelas ku dimana aku mendapatkan Shiori sedang duduk di kursi ku.
"Yaa~"
Shiori melambaikan tangannya kepadaku seolah-olah dia sudah menunggu ku dari tadi.
"Apa yang kau lakukan di kursi ku?"
"Bisa kau tebak?~"
"Tidak ada yang special bukan"
"Tepat~ Aku hanya ingin duduk di sini saja~"
Aku menghela nafas ku pelan lalu memintanya pindah ke kursi lain.
Setelah Shiori pindah tempat duduk dan duduk ke kursi di depan ku, Aku pun duduk di kursi ku lalu mengambil pulpen dari laci meja ku dan memainkannya dengan cara memutar-mutarnya menggunakan kedua jari telunjuk dan tengah tangan kiri ku.
"Jadi apa kau berhasil menemukan sesuatu?"
"Tentu"
"Heeee~"
"Aku berhasil menemukan satu orang yang sepertinya seorang pemain Baseball"
"Sepertinya?"
"Aku hanya melihatnya saja dan tidak secara langsung bertemu dengannya"
"Jadi masih hasil observasi mu saja, Ya. Apa kau yakin?"
"Mungkin. Setelah ini ingin ku cari tahu"
"Bagaimana caranya?"
"Ada dua hal yang harus ku pastikan dan lakukan nanti"
"Apa saja?"
"Pertama, Aku akan ke lapangan Baseball lagi nanti setelah pulang sekolah"
"Kau ingin bertemu dengan orang itu?"
"Tidak. Aku hanya akan memastikan apa dia datang untuk memastikan sesuatu atau tidak"
"Kenapa kau tidak ingin bertemu dengannya? Kenapa tidak langsung bertemu dengannya saja kenapa harus repot-repot?"
"Kelihatannya dia mudah malu"
"Begitu ya"
"Lalu yang kedua, Jika dia datang untuk memastikan sesuatu di lapangan nanti aku akan melakukan sedikit aksi milik ku"
"Aksi? Apa maksud mu kau ingin memperlihatkan sedikit keahlian mu?"
"Tentu. Jika perkiraan ku benar, Maka dia pasti akan terpancing dengan itu"
"Dan dengan cara seperti itu kau akan mengetahui apa dia pemain Baseball atau tidak"
"Tepat sekali"
"Entah kenapa cara yang kau lakukan repot sekali"
"Tidak ada cara lain untuk sekarang. Hanya itu satu-satunya cara. Jika aku bertemu langsung dengannya, Kemungkinan dia akan langsung lari"
"Laki-laki pemalu lumayan lucu juga"
"Perempuan"
"Perempuan?"
"Dia seorang perempuan dan bukan laki-laki"
"Woow~ Cukup mengejutkan~ Walaupun sudah biasa sih pemain Baseball perempuan tapi yang mengejutkannya di sini ada pemain Baseball di sekolah ini dan itu seorang perempuan"
"Ya. Kelihatannya dia membuat sedikit kesalahan"
"Kesalahan?"
"Dia salah memilih sekolah"
"Ara ra..Kasihan. Darimana kau dapat yakin?"
"Dari reaksinya tadi. Ekspresi wajahnya seperti baru saja mendapatkan sedikit harapan"
"Hooo..Kalau begitu kau harus mendapatkannya"
"Tentu saja. Aku akan mendapatkannya"
Aku harap dia benar pemain Baseball seperti dugaan ku.
Setelah pulang sekolah, Aku memutuskan untuk menggunakan cara ku sebelumnya untuk memastikan kalau gadis tadi itu apa benar pemain Baseball atau bukan.
Shiori memutuskan untuk menunggu di tempat parkir sepeda. Kami berdua berangkat sekolah menggunakan sepeda karena tempat tinggal kami tidak jauh dari sini. Kami berdua menyewa- Tidak, Lebih tepatnya di beri 2 kamar kos di tempat saudari dari keluarga Ibu ku di kota ini. Kami berdua tidak berasal dari kota ini dan baru saja datang ke kota ini sebulan yang lalu.
Setelah sampai dan masuk kedalam lapangan Baseball, Aku langsung saja dengan cepat menyiapkan barang-barang yang ku butuhkan.
Aku mengambil jaring sedang khusus untuk menangkap bola dan menaruhnya jauh beberapa meter dari dimana tempat aku berdiri sekarang ini. Sekarang aku berada di Bullpen sederhana yang di buat di lapangan ini.
Aku menaruh satu kotak penuh dengan bola Baseball di sebelah kiri ku. Sebenarnya aku tidak membutuhkan banyak bola sih karena aku tidak dapat melempar bola banyak-banyak. Melempar sampai 40 bola sudah cukup untuk membuat ku lelah. Tapi belakangan aku sudah melatih stamina ku.
Aku menaruh tas ku di atas tanah lalu melepas rompi dan dasi ku kemudian menaruhnya di atas tas ku.
Kelihatannya ikannya sudah datang.
Sudah ku duga dia pasti akan datang ke sini.
Jauh di belakang di balik pagar lapangan Baseball ini ada seorang gadis manis yang terlihat sedang mengamati dengan seksama apa yang ingin ku lakukan.
Aku tersenyum merasa sedikit lega.
Sepertinya perkiraan ku benar. Sekarang..Saatnya memperlihatkan kemampuan ku kepadanya dan mari kita lihat reaksinya. Saatnya untuk mengurangi sedikit Stamina mu pada hari ini, Sora.
..................
Setelah selesai melempar beberapa bola dan memastikan apa gadis itu seorang pemain Baseball atau bukan, Aku menggonceng Shiori menggowes sepeda ku menuju tempat tinggal kami yaitu kos-kosan milik saudari dari keluarga Ibu ku.
"Jadi bagaimana hasilnya?" Tanya Shiori kepada ku.
"Dia memang benar seorang pemain Baseball"
"Heeee..Kamu lumayan beruntung, Ya"
"Bukan aku saja yang beruntung"
"Lalu siapa saja?"
Pertanyaan Shiori membuat ku sedikit tersenyum lalu menjawab-
"Gadis itu dan 'Mereka'"
"Aku yakin mereka akan sangat menghargai mu"
"Ya..Aku harap begitu"
"Jadi apa yang akan kau lakukan selanjutnya?"
"Sudah jelas bukan..Aku akan menemui langsung gadis itu lalu kami berdua akan bersuaha menghidupkan kembali club Baseball"
"Kelihatannya akan sangat mudah. Lagi pula kau kan sudah punya 'Mereka'"
"Ya..Ini ternyata tidak sesulit dugaan ku"
Mulai besok, Aku akan berusaha untuk membangkitkan kembali club Baseball di sekolah dan dengan begitu aku dapat menepati janji-janji ku yang sudah aku dan teman-teman ku buat.
Aku akan..
Bermain Baseball di tingkat SMA bagaimanapun juga caranya.