Diah sudah menunggu di luar ruangan hampir setengah jam, ia tidak bisa masuk ke dalam karena pintu terkunci rapat bahkan jendela di tutupi oleh gorden. Ia khawatir jika Rifan memukul Bima, tapi yang anehnya adalah ia tidak mendengar suara pertarungan sama sekali dan hanya ada keheningan. Ia penasaran apa yang terjadi di dalam sana.
Diah tidak sendiri di luar ruangan, ada anggota ekstra matematika yang menunggu sepertinya. Beberapa menit yang lalu, bel sudah berbunyi namun tidak ada satupun dari mereka yang kembali ke kelas. Berulang kali Diah melihat jam tangannya dan merasa waktu berjalan sangat lambat, ia ingin mengentuk pintu di depannya tetapi anggota ekstra matematika tidak membiarkannya.
Mereka bahkan bilang, ini adalah saat hidup dan mati dari ketua dan tidak ada siapapun yang boleh mengganggunya. Sebenarnya Diah ingin bertanya kepada mereka apa yang terjadi, tetapi ia segera mengurungkan niatnya saat melihat tatapan permusuhan dari mereka.
Klek~