Yun Hua tidak berada di rumah sepanjang hari. Sehingga ia pun mengkhawatirkan kondisi Bo Siqing yang ada di atas loteng rumahnya.
Apakah luka-luka Bo Siqing sudah membaik? Apakah lukanya bisa infeksi? Udara begitu panas. Dan udara di loteng juga begitu pengap. Apa mungkin Bo Siqing tahu cara mendapatkan udara segar di atap?
Selain itu, Yun Hua membawakannya makanan dan minuman di pagi hari. Mungkin saja Bo Siqing menyelinap untuk makan ketika Ibu Jiang Huanqing pergi berbelanja.
Saat Yun Hua sampai di loteng, ia melihat pria itu sedang tertidur lelap. Kelihatannya dia baik-baik saja. Batin Yun Hua, akhirnya ia pun bisa menghela napas dengan lega.
Cahaya matahari yang menerpa saat ini sangat bagus, sehingga Yun Hua bisa melihat wajah Bo Siqing dengan jelas.
Fitur wajah yang halus tampaknya adalah anugerah dari Tuhan yang paling dibanggakan. Rambut tebal yang sangat lembut, alis berbentuk pedang yang panjang, bulu mata lebat, dan pangkal hidung sangat tinggi, sehingga membuat wajahnya terlihat lebih nyata. Tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya, bibir pria ini sangat tipis. Saat ini bibirnya tiba-tiba tampak sedikit terangkat, sepertinya pria itu sedang bermimpi.
Yun Hua mampu melihat betapa indahnya leher pria ini. Kemeja hitam Bo Siqing dengan dua kancing teratas terbuka, sehingga memperlihatkan tubuhnya yang atletis. Tiba-tiba Yun Hua tersipu saat diam-diam memperhatikan pria tersebut.
Pria ini adalah pria terbaik yang pernah Yun Hua lihat dalam dua kehidupannya. Tidak peduli sedang diam atau dalam raut wajah dingin, ketika tersenyum pria ini terlihat sangat mempesona seperti angin yang memabukkan di musim semi. Seolah-olah bisa membuat orang lain begitu puas saat melihat keindahan wajahnya.
Kemudian Yun Hua memikirkan lagi tentang latar belakang keluarga Bo Siqing yang begitu tinggi...
Hmmmm... Tuhan memberikan semua yang terbaik untuk Bo Siqing! Aku benar-benar membuat iri! Batin Yun Hua.
"Gadis kecil, apakah kamu sudah puas melihatku? Bayar sesuai waktu, ya? Dari pintu sampai sekarang, 3 menit 48 detik. Menurutmu, berapa seharusnya uang yang harus kamu bayar?"
Tepat ketika Yun Hua melamun, Bo Siqing membuka matanya. Dalam sekejap, cahaya cerah tak berujung keluar dari mata Bo Siqing yang seperti mimpi.
Wajah Yun Hua menjadi semakin panas, "Aku juga menyelamatkanmu. Kamu juga harus membayar padaku!"
Mata Bo Siqing yang terang layaknya bintang itu tiba-tiba berkedip. Setelah memikirkannya dengan serius, ia berkata dengan nada yang sangat serius, "Kebaikan seseorang yang sudah menyelamatkan nyawa orang lain memang terlalu berat. Aku rasa aku tidak akan bisa membalasnya sedikitpun kepadamu dengan menggunakan uang."
"Jadi?" Tanya Yun Hua sambil mendengus.
"Jadi, bagaimana dengan berhubungan badan?" Tatapan mata yang indah dari kedua mata Bo Siqing membuat telinga Yun Hua memerah.
"Dasar bajingan! Brengsek!" Yun Hua langsung berbalik dengan penuh emosi, kemudian ia pun langsung cepat-cepat berlari keluar.
Setelah Yun Hua berlari ke lantai bawah ia pun langsung menuju ke kamarnya, dan sesampainya di kamar ia langsung menutup pintu dan bersandar di pintu dengan napas yang masih terengah-engah.
Ya Tuhan. Apa pria itu tidak tahu bahwa wajahnya begitu memabukkan?
Ketika Bo Siqing berkata 'berhubungan badan' dengan tatapan dan nada bicara yang serius, Yun Hua merasa hatinya seakan ingin meledak. Seluruh darah di tubuhnya terasa menyembur ke wajahnya.
Ketika Ibu Jiang Huanqing memanggil Yun Hua untuk makan, saat itu wajah Yun Hua yang memerah tampak masih belum mereda.
"Kenapa wajahmu begitu merah? Apa kamu sakit?" Tanya Jiang Huanqing dengan penuh perhatian.
Yun Hua dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Bu, aku mau pergi ke kolam renang untuk latihan renang sabtu depan. Sekolah akan mengadakan turnamen olahraga, aku ingin ikut lomba renang. Gaya berenang yang aku bisa masih belum terlalu bagus, jadi aku bisa meminta seseorang untuk membimbingku di kolam renang nanti."
"Baiklah, Ibu akan pergi denganmu."
"Tidak perlu Bu. Ibu sudah lama tidak bertemu Bibi Xiao, Ayah juga tidak ada di rumah. Ibu bisa pergi mengunjungi Bibi Xiao dan berbelanja." Kata Yun Hua sambil tersenyum.
Jika tidak ada hal yang tidak diinginkan, Yun Congjun pasti ada di rumah Xiao Qiuci. Mereka bertiga akan berkumpul bersama layaknya sebuah keluarga yang begitu harmonis.
Yun Hua ingin sekali membiarkan Ibu Jiang Huanqing melihat sendiri wajah asli Yun Congjun. Jika tidak, Ibu Jiang Huanqing tidak akan memercayai perkataan siapapun.