Wen Qiao melihat seorang laki-laki berpakaian hitam sedang membelakangi dirinya dari kaca yang ada di pintu, laki-laki itu sedang menelpon. Satu tangannya memegang handphone dan tangannya yang lain memegang 1 puntung rokok. Lengan pakaian tangan yang memegang rokok itu tergulung dan dia dapat melihat ada tato di tangannya.
Saat dia ingin mendekat agar bisa melihat dengan lebih jelas, laki-laki itu tiba-tiba berbalik badan. Wen Qiao yang terkejut langsung menahan nafasnya lalu berlari.
Wen Qiao duduk di lobi rumah sakit untuk waktu yang lama, tapi dia tidak melihat laki-laki yang tadi dia lihat. 'Dia mungkin pergi ke tempat parkir bawah tanah dan langsung pergi. Aku dapat mendengar suara menyayangkan saat laki-laki itu mengatakan Fu Nanli tidak mati, seolah dia ingin Fu Nanli untuk mati...'
Sorot mata Wen Qiao terlihat jadi muram, 'Apa kecelakaan Fu Nanli itu bukan sebuah kecelakaan biasa? Tapi benar juga, keluarga Fu adalah keluarga yang sangat besar. Tadi malam saat Lu Youyou melakukan video call denganku, dia mengatakan bahwa keluarga Fu memiliki harga yang bisa bernilai setidaknya ratusan miliar dan mengatakan bahwa kelak aku akan menjadi nyonya muda, bahkan ia mengatakan ingin ikut denganku jika aku sudah hidup dengan nyaman. Aku juga dengar dia adalah pewaris tunggal keluarga Fu, tapi keluarga Fu adalah keluarga besar yang memiliki hubungan yang rumit jadi semua orang pasti menginginkan bagian yang besar atas Tianhuan.'
Handphonenya bergetar, itu adalah telepon dari pengacara keluarga Lu, Liu Xiangbo.
"Nona Wen, surat dari pengadilan sudah keluar, saya ingin bertanya Anda mau mengirimkannya kemana?"
"Tolong kirimkan ke jalan Huaihai nomor 4333 atas penerima Wen Jianmin. Tolong sampaikan juga kepada pengirim surat itu bahwa itu adalah surat dari pengadilan tentang anaknya yang meminta biaya tunjangan hidup, minta untuk dia mengatakannya dengan suara keras dan lebih baik jika bisa mengirimnya saat sebelum ia berangkat bekerja."
"Baik, saya akan melakukan sesuai permintaan Anda."
Wen Qiao menutup teleponnya dengan puas.
Setelah itu dia keluar dari rumah sakit dan pergi ke halte bus untuk menunggu bus nomor 98. Setelah naik bus selama 30 menit, akhirnya dia tiba di jalan Shuying kemudian turun dari bus.
Di jalanan tersebut terdapat dari batu-batu yang terlihat indah karena terkena air hujan, Wen Qiao membuka payungnya dan berjalan menuju rumahnya.
Wen Chi dan Xia Bai sedang bermain game menggunakan headphone, sedangkan Wen Mo duduk di sofa membaca komik.
Wen Chi dan Xia Bai bicara dengan suara keras, "Arah timur lain, senjatanya, ada mobil, hati-hati, hati-hati…"
"Untuk apa dia di teritoriku, sial."
"Dasar bodoh, beraninya menabrak mobilku, mobilku sudah tidak memiliki bahan bakar, kamu mengirim mobil untukku?!"
Wen Qiao memalingkan pandangannya saat mendengar kedua anak itu bicara seenaknya, kemudian dia bertanya kepada Wen Mo, "Dia sudah mengerjakan tugasnya?"
Wen Mo menganggukkan kepalanya.
"Kamu sudah memeriksanya?"
Wen Mo mengenakan sandalnya lalu pergi ke kamarnya dan membawa 2 lembar tugas, yang satu adalah tugas fisika dan yang satunya adalah tugas kimia, dia memberikan 2 lembar tugas itu kepada Wen Qiao.
Wen Qiao melihat ada tanda tulisan yang dihapus dan ditulis ulang.
"Kamu sudah memeriksa semuanya, kan?"
Wen Mo dengan serius menganggukkan kepalanya.
"Kamu sudah mengatakan kepadanya dimana letak kesalahannya?"
Wen Mo mengambil sebuah buku yang tulisannya adalah 'Buku Pembetulan', di dalamnya ada tulisan tangan Wen Chi. Setelah melihat itu Wen Qiao merasa tenang lalu dia mengusap kepala Wen Mo, "Kamu lanjutkan baca komik saja kalau begitu."
Wen Qiao masuk ke dalam kamarnya sendiri. Kamarnya sangat kecil, hanya ada sebuah ranjang, sebuah lemari dan sebuah meja belajar, bahkan di dalam sana terlalu sesak untuk 2 orang jika ingin bergerak.
Dia duduk di depan meja belajarnya lalu melakukan video call dengan Fu Nanli.
Tidak sampai 2 detik Fu Nanli mengangkatnya, lalu di layarnya tiba-tiba muncul sebuah wajah tampan yang membuat Wen Qiao terkejut.
Dia menggunakan jubah tidur berwana hitam, di belakangnya terlihat sebuah lemari anggur yang penuh, lalu dia menambahkan 2 es batu ke dalam gelas anggurnya sambil bertanya kepada Wen Qiao, "Ada apa?"