Tepat jam 10.00 pagi, aku sudah berada di cafe miliku lagi. Untunglah, Mariello bisa menghandel urusan Cafe selama dua minggu ini. Jika tidak, sepertinya aku akan menutup cafe ini karena tidak bisa mengurusnya.
Ternyata semudah ini mendapatkan ijin dari Daniel, itupun jika Reoden yang berbicara. Mungkin jika aku yang berbicara, Reoden akan menceramahiku habis–habisan, seperti seorang guru yang tugasnya tidak pernah dikerjakan.
"CASSA OMG! LAMA GAK KETEMUU!!"
Aku, Sica, dan Reoden spontan menutup telinga kami. Ya ampun Jane, tidak memakai toa saja sepertinya suaramu sudah terdengar sampai monumen nasional. Aku tidak habis pikir dengan pita suara wanita ini, tidak pernah mengalami masalah.
"Bisa gak sih lo Jen, sehari aja gausah teriak–teriak?" Protes Arlin yang berjalan beriringan dengan Rio dan Fatur.
"Lo lupa Lin? Tenggorokan Jane kan isinya Toa limited edition." Ledekku yang hanya dibalas decakan dari Jane.