Agung kembali melajukan mobilnya, melewati mobil Mira yang masih terpakir rapih di pinggiran jalan perbatasan ini. Jika Mira hanya transaksi biasa, untuk apa ia sampai datang kemari? Jauh–jauh dari pusat kota Jakarta, dan datang ke perbatasan kota tetangga hanya untuk sekedar transaksi biasa. Itu tidak masuk akal. Karena ini bukan sekedar transaksi biasa, ada hal lain yang memang sengaja Mira sembunyikan, agar tidak tercium jejaknya oleh orang lain.
"Kira–kira, kenapa tante Mira harus ngeluarin uang sebanyak itu ya?" Batin Cassa, dengan mata yang terpejam.
~~~~~
Pagi ini, Cassa membuka matanya, dan melihat atap kamarnya yang masih sama, seperti yang terakhir ia tinggalkan. Hanya saja yang menjadi perbedaanya, setelah hari ini sampai nanti, ia akan tinggal bersama adik kesayangannya. Toh whatever dengan keputusan Ayahnya yang tiba–tiba berubah seperti ini, yang Cassa pedulikan hanyalah keselamatan, dan ketenangan hidup adiknya.
'Tok tok.'
"Siapa?"