"Peduli tak peduli, mereka akan tetap datang untuk menjemput dirimu, Leo. Jadi jangan banyak berharap hal yang lebih. Kau diciptakan tidak untuk hidup dengan bebas, Leo. Semuanya ada waktunya. Kau akan kembali di tempat kau diciptakan. "
"Aku bukan boneka, Mr. Owl." Leo menyahut. Kembali pria itu berjalan mendekat pada pria dewasa yang ada di depannya. Leo tersenyum seringai. Ia menatap sepasang mata tajam milik Mr. Owl dengan penuh amarah. "Aku punya nyawa, dan aku punya sebuah kehidupan di sini," ucapnya dengan nada ringan. Ia membuat pria yang ada di depannya terkekeh dengan ringan. Lucu? Sedikit. Rasa percaya diri yang ada di dalam diri pria muda ini benar-benar menggelitik perutnya. Leo sungguh mirip dengan 'penciptanya' yang sudah mengirim Mr. Owl datang ke Jakarta. Benar, ini adalah ayah dan anak yang mengejutkan. Keduanya sama-sama punya ambisi untuk segala tekad dan niat yang dipunyai. Tak ada rasa ragu kalau sudah menyangkut mimpi dan harapan.
"Kau tertawa?"
