^^Tak Jarang Yang Menurutmu Sepele Sangat Berati Bagi Orang Lain^^
***************
Hawa dingin merasuk hingga ketulang suara adzan subuh tengah menggema ,saat begini biasanya ingin dipeluk sang pujaan untuk mendapat kehangatan ,namun nihil bagi seorang Sandra.
Sandra pun bangun untuk menjalankan kewajibanya.
" Kak bangun saatnya solat subuh"
(Kak adalah panggilan Sandra untuk suaminya, karna mereka bertemu dibangku kuliah sebagai senior dan junior, panggilan itu terbawa hingga menikah)
Tidak ada jawaban dari sang suami, yang ada Wawan malah menaikkan selimutnya ketubuh bagian atas sampai menutup kepala.
"Ayow donk kak bangun, keburu fajar tiba, jangan sampai ketinggalan waktu subuhnya donk kak"
(Sandra kembali membangunkan suaminya dengan membuka selimut tebal yang menutupi kepala sambil berbisik di telinganya dan mendaratkan kecupan kecil di bibir suaminya)
"Hmm"
Akhirnya ada pergerakan kecil dari suaminya yang bereaksi
"Kak sudah pukul 4 nieh"
Dengan suara yang sedikit jengkel kembali keluar dari bibir tipis Sandra.
"Iya iya bentar, kamu ambil air wudhu dulu nanti aku nyusul" (Wawan)
"Kita gak berjamaan kak?" (Sandra dengan agak cemberut)
"Iyah, ini aku udah bangun kenapa kamu berisik banget sieh" (wawan)
"Biarin berisik yang penting kan bisa berjamaah, jarang banget lho kak kita bisa berjamaah selain subuh itu pun kalau kakak gak ke luar kota" (jawab Sandra sambil menuju kamar mandi yan berada di sudut kamar bernuansa putih itu)
"Baiklah Sandra Camelia"
Sahut Wawan dengan sedikit menyunggingkan senyum coolnya.
Setelah melaksanakan solat subuh berjamaah ,mereka kembali kerutinitas mereka masing-masing.
Sandra segera menuju ke dapur untuk membantu Mbak Anti (ART mereka) ,kenapa Sandra hanya membantu karna notabenya Sandra memang tidak pandai masak malah cenderung malas berkutat di dapur,makanya dia hanya membantu sebisanya sambil mengamati dan belajar agar bisa lebih pandai lagi dalam menciptakan masakan yang sesuai selera Wawan suaminya.
Itulah salah satu usaha Sandra untuk dapat kembali menjalin hubungan yang indah bersama suaminya, harapan Sandra dengan berusaha menghidangkan masakan yang enak dapat merekatkan kembali hubungan mereka yang semakin hari semakin jauh ,entah mulai sejak kapan datangnya.
Karna perlu diketahui sikap Wawan terhadap segala hal yang masuk ke pankreasnya sangat berbanding terbalik 180 drrajat dengan sikapnya terhadap wanita.
Suami Sandra itu akan sangat memuja dan makan seperti orang kelaparan jika didepanya dihidangkan masakan yan rasanya sangat enak ,meski hanya masakan sederhana, sehingga membuat sipencipta makanan merasa puas dan bangga jika masakanya dinikmati dan dihargai sedemikian rupa.
Sama halnya jika masakan yang dihidangkan didepanya rasanya kehilangan arah entah kemana tujuanya, Wawan tanpa peduli dengan perasaan yang memasaknya akan pergi meninggalkan begitu saja tanpa lupa mengkritik secara pedas apa yang telah dihidangkan.
Untuk itu Sandra yang dulu di awal pernikahan selalu menyiapakan sendiri sarapan mereka, kini lebih memilih mengandalkan Mbak Anti yang sudah terbukti karyanya dapat diterima oleh Wawan Suhendra.
Bukan Sandra malas atau gak mau kembali mencoba, dia hanya berusaha menghindar untuk sakit hati hanya karna masalah yang sebenarnya sepele itu.
Setelah selesai berkutat di dapur Sandra kembali masuk ke kamar untuk mandi dan bersiap berangkat ke Butik Camila usaha yang dirintisnya sejak masih di bangku kuliah itu.
Wawan yang setelah subuh tadi menyempatkan diri lari keliling kompleks mewahnya juga telah kembali dengan memandikan peluh, namun tak mengurangi keindahan tubuj sixpack yang mirip roti sobek itu.
"Mari sarapan dulu kak, biar lebih semangat kerjanya pagi ini" Sandra mengajak suaminya untuk turun sarapan bersama
"Mbak Anti masak apa apa pagi ini?" selidik Wawan sebelum sampai dimeja makan.
Karna jika menu yang dihidangkan tidak mrnggugah seleranya ,otomatis Wawan akan langsung berangkat dan sarapan diruangan kerjanya dan menyuruh asistenya untuk memesan makanan online.
"Pagi ini menunya sop iga kak,semoga kakak suka ya" jawab sandra dengan menyunggingkan sedikit senyumnya, walau sebenarnya Sandra membenci kebiasaan suaminya yang selalu rewel maslah makanan yang menurutnya adalah hal sepele yang tak perlu dijadikan masalah ini.