Seorang remaja laki laki yang sudah lama menganggur setelah lulus sekolah. ia bernama jaka. Jaka anak yang baik hatinya, suka memberi, dan lugu oranganya.
suatu hari Jaka melamar pekerjaan di salah satu supermarket. Tidak berlangsung lama dia langsung ke terima. Tapi sayang dia di terima bukan karena apa yang dimilikih melainkan karena kakak nya lah yang juga bekerja di sana.
Jaka sangat ulet saat bekerja sampai-sampai tidak kurang dari satu tahun dia sudah di angkat menjadi karyawan tetap di supermarket itu, dengan cepat kenaikan nya membuat Jaka lupa diri, membuat Jaka semakin merasa di atas dia selalu menggodai wanita cantik yang baru saja masuk bekerja di tempat nya. Jaka semakin beringas dalam menggodai wanita wanita cantik yang ada di tempat kerja nya. Terlebih lagi yang membuat dia semakin di atas kepalah supermarket nya di PHK di karenakan ketauan merokok di gudang barang makanan dan Jaka pun di angkat menjadi ketua atau kepala supermarket nya hal ini membuat Jaka makin lupa diri atas apa yang dulu dia alami.
Sampai-sampai kakak nya yang membantu dia masuk ke pekerjaan itu di buat kecewa karena sikap Jaka yang semakin sombong terhadap keluarga nya. hari demi hari berlalu Jaka benar-benar makin di atas dan di tambah lagi Jaka menjadi kepalah supermarket terbaik di areanya di karenakan Jaka berhasil mengurangi jumlah barang hilang atau rusak di supermarket nya.
Suatu saat Jaka sedang istirahat dia makan batagor di seberang supermarket tempat dia bekerja. Dia berbicara dengan tukang batagor.
"Kalo dagang dari jam berapa sampai jam berapa pak?"
Sembari menikmati jajanan dan di buat nyaman dengan suasana senja.
"Biasanya satu hari dapat berapa?"
Masih dengan menikmati senja.
"Tidak nentu mas, terkadang ramai kadang sepi"
Setelah lama berbincang-bincang dengan tukang batagor. Ada satu kalimat yang di utarakan tukang batagor yang membuat hatinya terguncang, hatinya tertegur atas apa yang di utarakan orang tersebut. Orang itu berkata
" bekerja itu harus semangat harus tekun, ulet dan kerja keras karena hidup di dunia tanpa semua itu akan mati kelaparan dan paling penting kehidupan di keluarga yang di utamakan"
Mendengar kalimat itu Jaka terguncang hati nya, terasa hatinya di ketuk. Wajar saja karena selama Jaka bekerja tidak pernah dia memberikan atau sisihkan sebagian untuk memberi orang tuanya. Setelah Jaka selesai istirahat dia kembali bekerja dengan perasaan yang amat sangat merasa bersalah tapi apa daya manusia tempatnya salah dan dosa setelah tidak lama terdiam.
Telepon supermarketnya berbunyi ternyata ada telefon dari kepalah toko dari area lain kepala toko itu bernama Odin. Odin sengaja menelfon supermarket tempat Jaka bekerja untuk di ajak bertemu dan berbicara di suatu kedai. Odin tau kalau Jaka sangat dekat dengan atasan dan menjadi kepalah supermarket terbaik maka dari itu Odin mencoba ingin berteman dekat dengan Jaka. Tetapi dengan niat agar dia bisa dekat juga dengan atasan.
Odin pun langsung bicara pada Jaka untuk mengajak nya bertemu dan tanpa pikir panjang Jaka pun menerima ajakan Odin karena Jaka anak yang selalu mau berteman dengan siapapun.
Dan tiba saatnya pertemuan yang sudah di janjikan dengan Odin. Mereka pun bertemu di kedai yang sudah di janjikan mereka saling sapa dan saling melempar senyum dan banyak sekali yang mereka bicarakan. Stelah satu jam mereka berbincang-bincang akhirnya mereka mengakhiri pertemuan itu tapi sebelum mereka berpisah ada satu ucapan yang membuat Jaka merasa terganggu atas ucapan Odin. Odin membisiki Jaka.
" apa aja yang kamu kasih ke pak Bekti sampai-sampai kalian akrab skali ?"
Pak Bekti adalah atasan dari Odin dan Jaka yang merupakan kepalah supermarket di area yang di pimpin oleh pak Bekti. Pak Bekti menguasai satu area yang berisi delapan supermarket dan di antaranya ada supermarket Jaka dan Odin. Mendengar Odin berbicara seperti itu Jaka kesal dan geram. Jaka pun langsung keluar kedai itu dan menaiki kendaraan ke arah pulang.
Setelah sampai di rumah Jaka masih merasakan kebingungan kenapa Odin bisa berbicara seperti itu. Karena Jaka sama sekali tidak merasa memberikan sesuatu ke pak Bekti. Tetapi kenapa Odin bisa berbicara sperti itu. Jaka merasa bingung dan kesal sampai mengepalkan tangannya karna kesal atas ucapan Odin.
Keesokan hari nya Jaka kembali bekerja. Kali ini telefon supermarket berbunyi lagi. Bukan Odin yang menelfon melainkan pak Bekti selaku atasan nya. Pak Bekti menelfon untuk menyuruh Jaka mengambil barang-barang yang over stok di supermarket lain untuk di jadikan barang milik supermarket Jaka. karna pak Bekti atasan nya Jaka pun langsung bergegas bersiap siap pergi. Ketika Jaka menanyakan kemana dia harus mengambil barang itu. Jaka sedikit kaget ternyata barang yang over stok itu milik supermarket yang di pimpin oleh Odin. Tapi tanpa berfikir aneh-aneh Jaka langsung pergi ke tempat yang di perintahkan oleh pak Bekti.
Setelah sampainya di supermarket yang di suruh pak Bekti. Jaka pun langsung masuk dan bertemu dengan Odin. tanpa berbasa basi Jaka langsung menanyakan barang yang mau di ambil. Tapi Odin tidak segera memberikannya. Justru Odin memprovokasi Jaka supayah Jaka mengeluarkan kemarahannya. Odin memprovokasi Jaka dengan kalimat.
" aku ga akan kalah sama orang seperti kamu. aku akan menjadi atasan supervisor di pengangkatan supervisor di taun depan"
Begitulah yang Odin ucapkan. Ternyata Jaka baru menyadari bahwa Odin sangat iri atas apa yang di raih nya. Dia merasa Jaka tak pantas memdapatkannya. Karena Odin merasa dirinya lah yang lebih lama bekerja di tempat itu di bandingkan Jaka.
Jaka pun langsung mendorong Odin untuk langsung masuk ke gudang mengambil barang yang sudah di sediakan oleh pak Bekti. Jaka memasang muka kesal geram dan sinis atas apa provokasi yang Odin ucapkan. Tetapi Odin terbalik nya dia memasang wajah senyum senang karna Jaka mulai terpancing.
Akhirnya perseteruan Jaka dan Odin makin lama semakin sengit. Jaka selalu berusaha yang terbaik dengan tekun, ulet, dan kerja keras dalam pekerjaannya. Begitupun Odin. Dia sangat berambisi untuk menjadi apa yang dicapai. Pada suatu saat ada rapat meeting pertemuan antara kepalah supermarket di area yang di kuasai pak Bekti. Meeting tersebut membahas soal barang hilang yang semakin meningkat di berbagai supermarket yang di kendalikan oleh pak Bekti.
Pada saat meeting selasai Odin melihat Jaka sedang berbicara kepada pak Bekti. Odin melihat sangat sinis dan menatap mereka dengan wajah penasaran apa yang di bicarakan pak Bekti dan Jaka. Setelah selesai berbicara Jaka pun berjalan menuju parkiran dan di parkiran berpapasan dengan Odin yang sedari tadi sudah memperhatikan pembicaraannya dengan pak Bekti. Odin pun bertanya kepada
Jaka.
"Apa yang di bicarakannya dengan pak Bekti?"
Jaka tidak menjawab ia hanya tersenyum. Odin pun merasa sangat kesal dan merasa di permalukan. Karena pak Bekti berbicara hanya kepada Jaka. Akhirnya mereka kembali ke supermarketnya masing masing.
Akibat sikap Odin yang selalu iri kepadanya. Jaka sampai sampai memikirkan di manapun berada saat di rumah maupun saat di luar rumah. Sebagai info Jaka tinggal bersama orang tuanya. Ayah nya punya usaha furnitur seperti membuat jendela, pintu, meja dan lain lain. Ibu nya sebagai ibu rumah tangga. Jaka anak ke dua dari empat bersaudara. Jaka mempunyai kakak laki laki yang bernama Putra. Dan dua orang adik. Satu laki laki dan satu lagi perempuan. Yang perempuan bernama Dita. Dan yang laki laki bernama Fauzan. Adiknya Dita dia bekerja di taman bermain anak anak. Dan adik nya yang laki laki Fauzan masih sekolah dasar kelas lima.
Pada suatu hari Jaka di telefon oleh pak Bekti. Di telefon itu pak Bekti ingin bertemu Jaka di luar jam bekerja untuk membicarakan masalah pekerjaan. Disini Jaka merasa sangat senang karena pak Bekti selalu mengandalkannya di dalam pekerjaan. akhirnya Jaka pun langsung menerima ajakan pak Bekti.
Mereka mengadakan pertemuan di salah satu tempat makan sederhana disana. Setelah sampai di tempat makan itu. Jaka mencari tempat yang yang sudah di pesan oleh pak Bekti. Dan akhirnya Jaka bertemu dengan pak Bekti. Disana Jaka sangat senang karena bisa bertemu privat seperti ini oleh pak Bekti. Jaka menanyakan apa yang ingin di bicarakan pak Bekti. Tanpa berlama lama pak Bekti menyampaikan akan memproyeksikan Jaka dan Odin dalam pemilihan pengangkatan jabatan dari kepala supermarket menjadi supervisor.
Menurut pak Bekti dia sengaja mengajukan dua nama yaitu Odin dan diri nya. Di karenakan untuk kemajuan Jaka sendiri. Karena dengan adanya pesaing untuk Jaka dalam pemilihan pengangkatan jabatan membuat pasti akan membuat Jaka semakin termotivasi dan semakin giat dalam bekerja. Akhirnya Jaka pun memaklumi maksud dari pak Bekti , dengan rendah diri Jaka siap bersaing sehat dengan Odin. Selesai bertemu dengan pak Bekti. Jaka pun pergi meninggalkan tempat itu.