Chereads / HAMIL DI LUAR NIKAH / Chapter 7 - BERSERI SERI II

Chapter 7 - BERSERI SERI II

Cinta datang dengan tiba tiba tidak bisa di rencanakan. Cinta akan membuat seseorang menjalani kehidupannya dengan sangat ceria. Cinta akan membuat hati selalu merasa tenang gembira dan sejuk. Cinta membuat dunia ini seperti hanya miliknya.

Begitulah yang di rasakan Jaka. Dia sangat menyukai Ratih sejak pandangan pertamanya. Ratih yang mempunya wajah yang cantik, kulitnya yang mulus, bibirnya yang tipis, alis yang tebal, hidung yang mancung dan bola mata yang besar. Jaka melihat Ratih adalah sosok yang sesuai kriterianya dalam mencari pasangan. Jaka selalu berusaha untuk mendapatkan perhatiaan nya.

Jaka selalu membantu Ratih dalam pekerjaannya, walaupun terkadang Ratih tidak mengharapkannya. Jaka selalu mengawasi Ratih. Apapun pekerjaan yang di lakukan, Jaka selalu datang dan memberitahu. Tetapi rasa suka dan cintanya kepada Ratih bukan hanya di rasakan Jaka tetapi juga di rasakan oleh Odin. Odin Saingannya dalam mendapatkan jabatan yang lebih tinggi. Odin juga merasakan suka kepada Ratih semenjak pada saat Ratih di pinjam ke tempat kerjanya. Odin selalu melakukan apa yang di lakukan juga seperti Jaka. Odin selalu membantu Ratih saat melakukan pekerjaan dan Odin juga selalu memberitahu ketika Ratih tidak tau harus berbuat apa.

Tetapi dalam keadaan ini Jaka lebih di untungkan karena Ratih bekerja dengannya dalam satu tempat, sedangkan Odin berbeda, dia tidak satu tempat kerja. Jaka mulai mengetahui rasa yang di alami Odin ketika Odin juga sesekali datang untuk menawarkan mengantarkan pulang Ratih.Jaka sudah curiga kalau Odin pasti juga menyukai Ratih.

Ketika Jaka, Basir, Rani, Ratih dan karyawan karyawan lain sedang siap untuk pulang ke rumah masing masing Odin datang dan menghampiri semua yang di sana.Jaka merasa risih dan langsung menghampiri Odin.

"Ada perlu apa datang kesini?"

Odin menjawab.

"Mengantarkan Ratih pulang kerumahnya"

Mendengar jawaban itu dari Odin. Dengan wajah yang terdiam dan cemburu Jaka mengatakan.

"Ratih akan pulang sama gue"

Jaka terpaksa bicara seperti itu karena ia tidak mau Ratih di antar pulang oleh Odin. dengan wajah yang meledek dan sembari tertawa Odin menanyakan kembali kepada Ratih.

"Benar? pulang di antar dia"

Ratih yang bingung dan tidak tau harus bersikap apa, dan hanya terdiam. melihat Ratih terdiam Odin pun menyimpulkan kalau Ratih tidak pulang dengan Jaka. Pada saat itu juga tangan Ratih langsung di tarik oleh Odin dan di paksa untuk menaiki motornya. Karena melihat Ratih di perlakukan seperti itu, Jaka langsung menarik kembali tangan Ratih dan mulai memukul Odin terlebih dahulu. Pukulan itu di lakukan karena Jaka tidak mau wanita yang di sayangi di perlakukan seperti itu.

Setelah di pukul Jaka. Odin tidak diam dia membalas pukulan yang di dapat dari Jaka. Jaka dan Odin berkelahi. Mereka saling memukuli. Basir yang melihat kejadian itu tidak diam dia langsung berlari dan melerai perkelahian itu. Dengan perilaku Basir yang sedikit berubah dia menjadi seperti dewasa. Basir menyarankan.

"Lebih baik tanya sama Ratih apakah mau di antar pulang Jaka atau Odin"

Ratih kembali terdiam kali ini di sertai dengan bingung. Bingung karena tidak bisa memilih harus pulang dengan siapa.

Ratih mempunya inisiatif supaya tidak ada perkelahian lagi. Ratih memutuskan untuk pulang ke rumah sendiri tanpa perlu di antar oleh siapa siapa. Mendengar jawaban Rati. Jaka dan Odin terdiam dan tidak bisa mencegah keinginannya. Akhirnya mereka pulang kerumah masing masing.

Dan ketika malam hari Jaka mencoba menelpon Ratih. Jaka merasa tidak enak hati dan merasa bersalah. Karena telah berkelahi di depannya. Dan sudah berbohong kalau Jaka mengajak Ratih pulang bareng. Padahal Jaka belum menanyakan hal itu. Akhirnya Jaka menelpon Ratih. Tetapi telpon dari Jaka tidak di jawab oleh Ratih. Jaka mulai berpikir.

"Apakah Ratih benar benar marah?"

Banyak sekali pikiran pikiran buruk Jaka yang di terlintas di kepalanya. Karena Jaka merasa takut kalau Ratih marah kepadanya. Jaka hanya berjalan ke kanan, ke kiri berusaha menghilangkan rasa risau nya. Sampai sampai ibunya menegurnya.

Tetapi tidak berlangsung lama ketika Jaka pasrah dan mau masuk ke kamarnya ternyata telfonnya berbunyi. Ketika dilihat ternyata itu telpon dari Ratih. Jaka yang sudah menanti nantinya akhirnya kegirangan dan tersenyum senyum sendiri. Ketika di angakat oleh Jaka. Ratih memulai pembicaraan.

"Maaf, Karena tidak memilih salah satu dari kalian"

Mendengar hal itu Jaka lantas merasa kalau Ratih adalah anak yang baik. Jaka pun dengan tersenyum dan tawa kecil menjawab dengan lembut.

"Tidak apa apa dan jangan merasa bersalah, aku juga minta maaf atas perilaku aku pada saat itu"

Ketika pembicaraan selesai. Jaka memberanikan diri mengajak Ratih untuk pergi kencan dengannya.

"Ratih, nanti libur kamu sibuk?"

Ratih menjawab dengan tenang.

"Hmm kebetulan enggak, kenapa?"

Jaka tersenyum lebar dan merasa dirinya sepertinya bisa mengajak Ratih kencan.

"Kebetulan juga libur kita bareng, mau ga pada saat libur pergi sama aku?"

Padahal memang jadwal absen kerja Jaka yang membuat.

"boleh, bisa ko"

Jawab Ratih karena merasa diri nya juga bersalah atas kejadian keributan antara Jaka dan Odin.

" yeeesss ok, makasih Ratih"

Tiba tiba suara telpon terputus.

Suasana di tempat kerja menjadi seperti berbunga bunga. Karena yang di rasakan Jaka sedang berbunga bunga.Jaka selalu mengerjakan segala sesuatu dengan senyuman.

Rani yang melihat Jaka selalu tersenyum lalu menggoda Ratih dengan mengatakan.

"Tanggung jawab lu sana"

Terdiam hening saling menatap.

"Tanggung jawab kenapa? gajelas lu"

Jawaban Ratih yang berpura pura tidak paham atas apa yang sudah terjadi sama Jaka.

Mendengar hal itu Rani dan Ratih pun tertawa bersama dan Rani pun menanyakan kepada Ratih.

"Bagaimana perasaan lu sama Jaka?"

Ratih yang masih sedang tertawa itu sekejap langsung terdiam atas pertanyaan Rani. Ratih hanya diam dan tidak bisa menjawab walaupun Rani selalu memaksanya untuk jujur tetapi Ratih tidak bisa menjawabnya.

Karena Ratih hanya menganggap Jaka sebagai atasannya saja di pekerjaan tidak lebih.Tidak lama Jaka datang. Rani dan Ratih pun memberhentikan pembicaraannya. Rani yang paham keadaan memutuskan meninggalkan mereka berdua bicara. Ternyata Jaka menghampiri Ratih untuk minta tolong menemani nya ke kantor pak Bekti. Untuk mengantarkan barang dan berkas yang belum di berikan. Lagi lagi karena masalah pekerjaan Ratih tidak bisa menolak. Mereka pun pergi membawa barang dan berkas untuk diantar kan ke pak Bekti.

Setelah sampai di tempat pak Bekti. Disana pak Bekti menasehati Jaka.

"Bekerja lebih keras lagi, karena pengangkatan jabatan akan di adakan sebentar lagi. Fokus terhadap pekerjaan Jangan sampai membuat masalah.Dan membuat nama baik kamu menjadi buruk"

Jaka pun mendengarkan nasehat pak Bekti. Akhirnya Jaka dan Ratih kembali ke tokonya. Diperjalan Jaka mengajak Ratih untuk makan siang terlebih dahulu. Ditempat makan yang ada di pinggir jalan. Mereka pun makan siang bersama lagi. Jaka yang malu malu ingin memulai pembicaraan akhirnya memberanikan diri untuk bicara.

"Nanti enak nya kemana ya?"

Ratih terdiam.

"Memang mau pergi kemana?"

Jawaban telak Ratih.

Jaka yang bingung mau mengajak kemana hanya diam dan berpikir nanti akan pergi kemana. Dengan percaya diri yang tinggi.

"Bagaimana kalo nonton bioskop dan setelahnya kita makan malam"

Karena Ratih yang diajak. Akhirnya Ratih pun mau nerima ajakannya Jaka. Dan tidak lama kemudian mereka pun selesai makan. Mereka pergi kembali ke tempat kerja. Jaka dengan wajah yang senang dan hati yang gembira. Sedangkan Ratih dengan hati yang heran dan tanpa ekspresi karena takut memberi harapan yang lebih terhadap Jaka.

Satu hari sebelum pergi kencan dengan Ratih pada saat malamnya. Pada saat itu Jaka dan keluarganya sedang makan malam bersama. Ayahnya tiba tiba datang. Kali ini tidak mabuk dan tidak marah marah. Melihat seperti itu, Jaka merasa senang karena dia berpikir bahwa ayahnya sudah berubah dikarenakan pada saat itu perbuatan kejinya di ketahui olehnya. Jaka merasa bersyukur walaupun masih ada sedikit rasa kesal. Mereka pun makan bersama lengkap ada ayah, ibu, adik adiknya dan Putra kakaknya.

Pada saat makan Putra menanyakan kepada Jaka.

"Bagaimana pekerjaan lu?"

Dengan sopan Jaka menjawab.

"Pekerjaan baik baik saja bang"

Putra kemabli bertanya.

"Bagaimana dengan pencalonan kenaikan jabatannya?"

Jaka pun menjawab pertanyaan dengan nada sedikit kesal dan ngambek.

"Pak Bekti nyalon kan dua kandidat dari areanya gue sama Odin"

Mendengar nama Odin. Putra langsung memberi tahu Jaka untuk harus berhati hati bersaing dengan Odin. Karena dia adalah saudara dari manager di area tempat kakaknya bekerja. Mendengar hal itu Jaka hanya terdiam dan menguatkan dirinya untuk bekerja lebih keras lagi. Akhirnya mereka pun selesai makannya dan mereka kembali ke kamarnya masing masing.