*****
What makes you sad, leave it at once! They will only destroy you. Don't care about anything, even if they is the closest person to you. If they has hurt you, they not worth it to get your attention.
*****
Sekarang sudah malam, dan aku menyiapkan nasi goreng untuk makan malamku dan Taehyung nanti.
"Malam Laura! apa kau sudah merasa lebih baik? Padahal aku membeli makanan lagi, supaya kau tidak memasak dulu." Tanya Taehyung yang baru pulang dan langsung menuju ruang makan. Taehyung bahkan belum melonggarkan dasinya dan meletakkan tas kerjanya.
"Aku sudah merasa lebih baik, apa yang kau bawa itu?" Tanyaku.
"Jajangmyeon. Mau makan? Apa yang kau masak?" Tanya Taehyung lagi.
"Nasi goreng. Kalau begitu, makan dua duanya saja! Aku benar benar ingin makan Jajangmyeon, kau benar benar yang terbaik Tae! Tapi, apa perutmu akan cukup jika memakan ini semua?" Tanyaku bingung.
"Tentu saja bisa! Satu potong kue besar saja aku bisa memakannya dalam satu suap, apalagi hanya ini, kecil bagiku!" Ucap Taehyung meremehkan.
"Baiklah, baiklah, mari makan!" Ucapku girang.
Kami makan dengan keadaan yang hening.
"Kau tahu tidak?! Tadi aku makan siang dengan Adelina!!" Taehyung tiba tiba berteriak sambil menggeprak meja makan.
Aku tersedak. Serius, wajahku memerah dan mengeluarkan air mata.
Dia terlihat sangat bahagia, namun meresahkan juga.
"Eh? Yaampun kau kenapa?" Tanya Taehyung panik dan langsung menghampiri ku.
Dia menepuk nepuk pelan pundak, dan memijatt pelan belakang leherku.
"Astaga, yaampun, kok bisa bisanya sih kau tersedak?!" Ujar Taehyung.
Taehyung langsung mengambil air miliknya dan memberikan air itu kepadaku.
"Astaga, apa itu tadi? Aku merasa hampir mati!" Ucapku yang terengah-engah, dan mengambil nafas sebanyak mungkin.
"Lagipula, bisa bisanya kau tersedak disaat aku sedang bercerita! Kau seperti seorang kekasih yang terkejut saat mendengar kabar pria nya sedang berselingkuh." Ujarnya kesal.
Astaga, pria ini benar benar gila.
"Bodoh! Kim Taehyung benar benar pria bodoh! Bagaimana aku tidak tersedak disaat kau tiba tiba menggebrak meja dan berteriak dengan sangat kencang hah?! Kau bodoh sekali ya!" Aku sangat kesal, aku langsung berdiri dan menjambak rambutnya dengan keras.
Ah, aku berhasil menutupi perasaanku lagi. Kau benar benar gadis yang sangat pintar, Laura!
"Aduh, astaga, maafkan aku, aku tidak sengaja, astaga apa apaan gadis ini! Ini sakit tahu! Apa kau tidak tahu dijambak itu sakit?" Ucap Taehyung sambil meringis, dan memegang tanganku yang masih saja menjambak rambutnya.
"Ini tidak ada artinya, dibandingkan dengan diriku yang hampir mati tadi, dasar Kim Taehyung sialan!" Ucapku yang benar benar sangat kesal.
Menyalurkan semua perasaan kesal dan emosi ini kepada Taehyung.
"Ya, yaampun maafkan aku, astaga kepalaku sangat sakit, Laura!" Ucap Taehyung yang kesakitan.
Aku melepaskan tanganku dari kepalanya, aku merasa sangat bersalah sebenarnya, tapi bodoamat, dia saja tidak merasa bersalah saat mengatakan hal itu.
"Yaampun, Laura. Maafkan aku, aku benar benar tidak bermaksud untuk membuatmu tersedak, aku hanya ingin membagikan kebahagiaan yang ku alami hari ini kepadamu. Kumohon maafkan aku, jangan marah seperti ini, aku tidak bisa melihatmu marah kepadaku." Ucap Taehyung memohon di depanku.
Bagaimana aku bisa marah jika wajahnya saja sangat menggemaskan? Ah! Tidak tidak! Tidak boleh memaafkannya!
Itu bukan kebahagiaan untukku, Tae. Hatiku sakit saat kau mengatakan hal itu kepadaku.
"aku selesai, aku sudah tidak berselera makan, kau lanjut saja, aku mau kekamar." Ucapku dan melangkah menjauh.
"Tidak tidak! Ayo makan lagi, kau bahkan belum menghabiskan setengah dari makananmu, nanti kau sakit lagi! Ayo cepat makan, jangan membuatku khawatir lagi seperti tadi." Ucap Taehyung meraih tanganku.
Aku benci kau, Tae! Kau selalu memberikan kata kata manis kepadaku, tapi kau tidak berniat untuk membuka hatimu padaku.
Aku ini sebenarnya siapamu?
Aku ini sebenarnya kau anggap apa?
"Tidak Tae, aku tidak lapar lagi." Ucapku singkat.
"Aku memaksa! Ayo makan! Cepat! Atau aku yang akan menyuapi mu? Apa kau mau itu? Baiklah ayo makan, biar pria tampan ini akan menyuapi bayi beruang yang sedang sakit ini!" Ucap Taehyung menariku lagi ke meja makan, dan mengambil sendok dari makanan ku tadi.
"Tidak perlu, aku bisa makan sendiri." Aku mengambil alih sendok itu dari tangan Taehyung.
"Huh! Kau ini benar benar ya! Masa tidak mau disuapi oleh pria tampan sih?!" Ucap Taehyung sambil memanyunkan bibirnya lucu.
Kumohon jangan seperti itu!
"Tapi Tae, menurutku ya, kau itu tidak tampan tahu. Yang tampan itu aktor Kim seokjin." Ucapku sambil mengunyah makanan.
"Aku tampan tahu! Kim manapun tidak dapat mengalahkan ketampanan milikku, sekalipun si Kim seokjin seokjin itu!" Taehyung berucap kesal, sambil mengerutkan keningnya dalam.
Bibirku terulas tipis saat melihat tingkahnya, namun aku langsung menghapus ekspresiku secepatnya.
Taehyung tidak boleh sampai tau kalau aku tersenyum padanya,
Nanti dia bisa bersikap seperti anak monyet lepas.
Tidak bisa diam.
Aku akhirnya tidak menjawab lagi celotehan Taehyung yang tidak bermanfaat itu. Aku hanya fokus pada makanan ku.
"Apa lihat lihat hah?!" Ucapku galak.
Karena saat aku mendongak, Taehyung sedang melihatku.
Akhirnya aku menegakkan kepalaku karena sudah tidak mendengar jawaban yang keluar lagi dari bibir Taehyung.
"Apasih lihat lihat?" Ucapku melotot.
Taehyung diam, dia tetap memperhatikanku dengan sangat intens. Dan sejujurnya, aku sedikit takut.
Seseorang, tolong aku! Taehyung terlihat seperti seorang pedofil.
"Laura, kau sebenarnya sangat cantik juga ya! Beruntung sekali aku karena bisa mengenal dan dekat seorang gadis yang cantik." Ucapnya tiba tiba.
Aku menahan nafas selama beberapa detik, dan dia masih memperhatikanku. Astaga, apa yang harus kulakukan?
Ayo berlagak sombong!
"Tapi sayang, Adelina lebih cantik." Dia berucap santai dan kemudian menyenderkan tubuhnya ke belakang kursi.
Dasar Kim Taehyung pria brengsek!
"Terserah apa katamu saja. Tapi memang benar ya, kalau sudah jadi budak cinta, pasti akan jadi bodoh." Ucapku acuh.
"Kau juga pasti dulu begitu!" Ucap Taehyung mendelik.
"Tidak ada. Buktinya aku biasa saja tuh." Ucapku sambil menggedikan kedua bahu.
"Iya, karena kau itu cintanya sama aku!" Ucap Taehyung santai namun menekan.
Apa dia tahu aku mencintainya? Bagaimana bisa?
"Matamu!" Ucapku dengan tatapan tajam, dan mengarahkan garpu ke tubuhnya.
"Aku hanya bercanda astaga, kenapa kau sangat sensitif sekali sih?" Ucap Taehyung.
"Lalu, Masalah untukmu?!" Ucapku tajam.
"Sebentar." Ucap Taehyung dam mengeluarkan ponselnya dan mengotak atik sebentar.
"Hmm, pantas saja kau sangat galak hari ini, ternyata sedang periode mu yaa." Ucap Taehyung sambil mengangguk anggukkan kepalanya.
"Kau mau mati ya?!" Desisku tajam karena Taehyung mengatakan kalau aku galak.
"Astaga tidak, bayi beruang ini sangat galak hari ini. Baiklah! Kau mau kemana? Ayo biar aku antar, kita pergi bersama!" Ucap Taehyung dengan semangat.
"Aku mau ke mall, mungkin berjalan jalan saja atau membeli eskrim, aku sedang menghemat uang." Ucapku meringis.
"Kenapa harus menghemat? Apa gajimu dariku masih kurang? Apa perlu aku tambah?" Tanya Taehyung lagi.
"Tidak tidak, hanya saja aku ingin mulai hidup hemat, untuk masa depan nanti, siapa tau suamiku miskin." Ucapku asal.
"Lalu untuk apa kau menikahi pria miskin? Jangan mau, kau yang tadi mengatai aku bodoh karena Adelina, ternyata sekarang kau juga yang bodoh karena mau menikah dengan pria miskin. Hey! Cinta itu tak akan bisa menghidupi keluargamu nantinya, Laura. Kata cinta tidak dapat dimakan, kau tahu kan? Ayolah, jangan jadi bodoh seperti cupanmu sendiri." Ucap Taehyung sambil tertawa terbahak bahak.
"Aku hanya bercanda!" Ucapku yang mulai kesal lagi.
"Baiklah. Kalau begitu, bagaimana jika menikahnya denganku saja? Semua pasti terjamin!" Taehyung kembali berucap asal.
"Mau ku congkel matamu?" Ucapku mempelotinya lagi.
"Astaga gadis ini! Sudah sana, cepat bersiap. Kita berangkat sebentar lagi, aku menunggu!" Ucap Taehyung mencubit hidungku kemudian berlalu pergi ke kamarnya.
*****
"Untuk apa kau membawa kamera mu? Dan kenapa juga kau belum mengganti kemejamu?" Aku heran, karena aku melihat kamera Taehyung yang ada di tangannya, dan pakaian Taehyung yang masih pakaian kantor, namun hanya menggunakan kemja putih dan celana bahan, tidak lupa juga sepatu pantofel nya.
"Entahlah, hanya ingin saja." Ucap Taehyung singkat.
Aku tidak memperdulikan Taehyung lagi, dan berjalan menuju parkiran apartemen.
"Nah, sudah sampai!" Ucap Taehyung sambil mematikan mesin mobilnya.
Aku dan Taehyung pun turun dari mobil dan jalan berdampingan menuju kedalam mall.
"Kau mau kemana dulu?" Tanya Taehyung.
"Entah, mari jalani saja tempat ini." Ucapku dan mendahului Taehyung.
Aku melihat ke kanan dan kiri, hingga menemukan toko eskrim kesukaanku.
"Taehyung! Sini cepat! Ada eskrim!" Ucapku dengan girang dan melompat lompat.
Taehyung berjalan santai ke arahku sambil menyugar rambut nya dan kemudian memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana.
Dia berjalan sambil tersenyum manis dan menggelengkan kepalanya melihat tingkahku.
Taehyung sangat manis, tapi sayangnya dia sinting.
"Mana? Ayo kita kesana." Ucap Taehyung dan menggandeng tanganku.
Aku terpaku sejenak, dan tidak memperdulikan pegangan tangan Taehyung lagi, karena aku hanya ingin makan eskrim!
"Hallo mbak! Selamat malam, aku mau pesan eskrim dengan rasa Oreo cheese cake satu! Dan.. oh sebentar! Taehyung, kau mau rasa apa?" Tanyaku dengan riang.
"Verry berry strawberries." Jawab Taehyung.
"Baiklah, satu Oreo cheese cake, dan satu Verry berry strawberries ya mbak! Aku menunggu di meja nomor 5, Terimakasih banyak!" Ucapku dan kembali ke meja menyusul Taehyung yang sedang melihat kameranya.
"Kau sangat menggemaskan!" Ucap Taehyung sambil mengacak pelan rambutku.
Aku hanya diam, tidak menanggapinya.
"Hey, Laura! Lihat sini!" Ucap Taehyung tiba tiba.
"Hah? Ada apa?" Aku melihat kearahnya dengan wajah terkejut.
Taehyung langsung mengambil foto wajahku yang sedang terkejut.
"Wah! Kau sangat lucu disini!" Taehyung tertawa sangat kencang.
"Kau itu ya! Cepat hapus foto itu!" Ucapku kesal.
"Tidak mau! Ini sangat lucu! Kau mau lihat?" Taehyung bertanya dengan mata yang menyipit dan senyum kotaknya sambil memperhatikan foto itu, kepadaku.
"Hmm, Tidak buruk, baiklah kau simpan saja, ternyata aku cantik juga." Ucapku sombong.
"Itu karena aku handal dalam mengambilnya! Jika tidak, bisa saja wajahmu akan terlihat seperti monster drakula!" Taehyung benar benar bahagia jika mengejekku.
Aku hanya memanyunkan bibirku kesal.
"Selamat malam, tuan dan nona, ini pesanannya. Selamat menikmati. Kalian terlihat sangat serasi, semoga kalian bertahan hingga lama ya!" Ucap seorang pria yang membawakan pesanan kami.
"Hah? Apa maksudnya?" Tanyaku bingung.
"Kalian sangat cocok, Bukankah kalian sepasang kekasih?" Tanya pria itu dengan heran.
"Bukan!"
"Iya!"
Kami mengucapkan jawaban itu bersamaan.
"Jangan mengada ngada kau, Tae!" Ucapku mendelik tajam padanya.
"Tidak mas, aku tidak berpacaran dengannya, dan juga tidak mau, lebih baik aku memacarimu saja, bagaimana? Mau tidak?" Ucapku kepada pria itu sambil mengedipkan sebelah mataku.
Pria itu terlihat sedikit salah tingkah, dan aku tertawa dibuatnya.
"Tidak! Apa apaan kau ini?!" Ucap Taehyung kesal.
"Siapa kau?" Ucapku dengan menjengkelkan.
"Maaf mas, aku hanya bercanda, silahkan lanjutkan pekerjaanmu, maaf membuatmu lebih lama disini, semangat, dan semoga bahagia selalu ya!" Ucapku dengan senyum manis dan mengepalkan tangan ke udara membentuk semangat.
"Baiklah nona, Terimakasih banyak, saya permisi." Ucap pria itu dan berlalu.
Aku langsung menghadap ke Taehyung dan menatapnya tajam.
"Jangan mengada ada ya kau!" Ucapku sambil menunjuknya.
Taehyung bungkam, tapi aku tahu kalau dia sedang menahan tawanya, aku tidak perduli dan fokus memakan eskrim milikku, hingga Taehyung kemudian menyusulku memakan eskrim miliknya juga.
"Laura, kau mau menemani ku ke tempat pakaian wanita? Aku ingin membeli beberapa pakaian untuk Adelina nanti." Ucap Taehyung sesaat setelah eskrim kami habis.
Pria ini brengsek sekali, ingin kutendang rasanya.
Aku menahan nafas sesaat mencoba meredam sesak dan emosi yang kembali muncul.
"Tentu saja! Mau kemana? Aku mengikuti mu saja." Ucapku kemudian.
"Terimakasih banyak! Baiklah ayo kita pergi!" Taehyung kembali menggenggam tanganku.
"Kau pilihlah yang mana saja, aku menunggu disini." Ucap Taehyung saat sudah memilih toko pakaian yang dia inginkan.
"Tapi, aku tidak tahu yang mana saja." Ucapku bingung.
Dia pikir aku tahu apa selera pakaian Adelina yang seperti apa? Huh, yang benar saja.
"Ambil saja yang kau sukai, akan ku bayar nanti." Ucap Taehyung dengan nada ringan.
"Kau ini benar benar gila!" Ucapku dan berlalu mencari baju itu, membiarkan Taehyung duduk menungguku sambil bermain ponsel.
Setelah beberapa saat, aku menemukan 2 baju yang menurutku cukup bagus, aku pun langsung menghampiri Taehyung.
"Ini Tae, apa sudah cukup?" Tanyaku sambil memperlihatkan baju yang kupilih.
"Hanya ini saja? Ternyata pilihanmu bagus ya. Baiklah, bawa saja ke kasir, aku akan segera menyusul, aku harus mengangkat telepon dulu sebentar." Ucap Taehyung, dan sedikit menjauh untuk mengangkat telepon.
Setelah selesai mengangkat telepon, Taehyung langsung menghampiri kasir dan membayar baju yang dipesan, setelah itu dia langsung menariku keluar dari toko baju itu.
"Tunggu dulu!" Ucap Taehyung tiba tiba berhenti, yang membuatku bingung.
"Ada apa?" Tanyaku..
"Berdiri disana." Ucap Taehyung sambil menunjuk tempat yang dia maksud.
Aku menuruti nya dengan ekspresi bingungku, tidak mengerti dengan jalan otak pria ini.
"Lalu?" Tanyaku.
"Berpose! Aku akan memotret dirimu." Ucap Taehyung sambil mengarahkan kameranya.
Aku kaget, tapi aku pun akhirnya berpose dengan banyak gaya, dan Taehyung sama sekali tidak berkomentar, dia tetap memotret ku.
"Sudah ah! Aku capek!" Ucapku dan menghampiri Taehyung.
"Wahh hebat! Fotonya bagus bagus! Ternyata kau pandai juga berpose!" Ucap Taehyung yang kagum, sambil melihat lihat foto di kameranya dengan senyum manis.
Taehyung? Tersenyum? Melihat foto ku? Aku mimpi apa semalam ya Tuhan?
Aku stagnan, otakku tiba tiba berhenti berfikit, dan jantunggu berdetak lebih cepat.
Jangan terbawa, Taehyung itu pria manipulatif dengan segudang ide dan tindakan!
"Baiklah! Mari pulang!" Ucap Taehyung.
"Kirimkan foto itu padaku ya!" Ucapku.
"Oh? Tentu saja. Tidak akan pernah kuberikan kepadamu! Foto ini hanya aku saja yang boleh memilikinya, aku tidak akan mengirimkan foto ini kepada siapapun, termasuk dirimu!" Ucap Taehyung memeluk kameranya.
"Apa?! Itu kan wajahku! Masa aku tidak boleh mendapatkan foto wajah diriku sendiri? Aku kan ingin meng-upload foto itu ke social media!" Ucapku kesal.
"Justru karena itu! Kau tidak boleh memiliki nya karena nantinya kau pasti akan meng upload foto ini, tidak boleh pokoknya!" Ucap Taehyung tambah menyebalkan.
"Terserah kau saja lah, ayo pulang, aku mengantuk." Ucapku mengalah.
"Ayo!" Ucap Taehyung dan menggantung kameranya di leher.
"T-tae.." Ucapku menahan tangannya.
"Ya? Apa?" Tanya Taehyung melihat kearah ku.
"Itu.. Adelina.." Ucapku sambil menunjuk gadis yang sedang Taehyung sukai.
Ekspresi Taehyung langsung berubah menjadi sangat datar.
Tidak akan ada sesi baku hantam bukan disini?
"Lalu?" Tanya Taehyung santai, namun matanya tak berhenti menatap Adelina yang sedang bergandengan mesra dengan pria lain.
"Kau, tak apa?" Tanyaku khawatir.
"Tentu saja. Apa yang perlu dikhawatirkan? Ayo, kita jumpai mereka!" Ajak Taehyung dengan gembira, namun tangannya menggenggam erat tanganku, aku ingin meringis karena ini cukup sakit, tapi aku menahannya.
Taehyung sedang cemburu.
"Hai, Adelina! Wah kita bertemu di tempat ini ternyata! Apa dia itu kekasihmu?" Tanya Taehyung dengan wajah yang tersenyum.
"Oh! Tuan Taehyung, iya tuan dia kekasihku." Ucap Adelina dengan sedikit kekehan.
"Hai, Laura!" Ucap Adelina menyapaku juga.
"Hai!" Ucapku gugup, namun pura pura ku tutupi dengan senyum manis.
"Hai, Jeon Jungkook!" Ucap Taehyung dan mengulurkan tangannya kepada pria yang bersama Adelina itu.
"Hai juga, Kim Taehyung!" Ucap pria yang bernama Jungkook, dan menjabat uluran tangan Taehyung.
Tatapan itu, aku tahu, itu tatapan permusuhan. Dibalik senyum yang manis, ada sorot benci yang Taehyung lemparkan pada Jungkook, tapi apa?
Apa mereka memiliki sesuatu? Atau ini karena rasa cemburu Taehyung?
"Kalian sudah saling mengenal?" Tanya Adelina tiba tiba.
"Ya, tentu saja. Jungkook, dia adalah teman SMA ku." Ucap Taehyung.
"Ini sangat kebetulan! Omong omong, kalian ingin kemana? Kita bisa pergi bersama, bisa dibilang double date mungkin?" Tanya Laura dan mengeluarkan tawanya yang indah itu.
"Tidak perlu, kami tadinya ingin pulang, tapi melihatmu, jadi kami menghampiri kalian dulu sebentar. Mungkin lain kali saja ya." Ucapku memotong Taehyung yang baru saja ingin membuka suara untuk berbicara.
"Oh, jadi seperti itu. Baiklah." Jawab Adelina.
"Kalau begitu, kami pergi dulu ya, sampai jumpa!" Ucapku dan menarik Taehyung.
"Sampai jumpa! Hati hati dijalan ya!" Ucap Adelina sambil melambaikan tangan.
Aku memberikan ibu jari kepadanya dan berlalu pergi keluar mall.
Kamu pun akhirnya pulang kerumah, dengan Taehyung yang tetap saja diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Kurasa dia sedang patah hati.
Taehyungku yang malang.
"Tae? Apa kau baik baik saja?" Tanyaku yang khawatir karena Taehyung tidak mengeluarkan suara sama sekali semenjak pulang dari mall tadi.
Taehyung hanya menganggukkan kepalanya singkat, tanpa mengatakan sepatah katapun dan langsung masuk ke kamar.
Aku menghela nafas dan membiarkan Taehyung, mungkin dia perlu waktu sendiri karena baru saja patah hati.
Aku pun akhirnya memutuskan ke kamar untuk membersihkan diriku, dan pergi tidur.
Aku tidak ingin memikirkan apapun untuk saat ini.
*****