*****
"Tae, apa kau sedang baik baik saja?" Aku khawatir karena melihat Tehyung turun dari kamarnya dengan wajah yang sangat pucat dan pancaran mata mengintimidasi miliknya yang sedikit redup, tidak lupa dengan jalannya yang sedikit oleng.
Taehyung masih berjalan dengan gontai dan diam "Tidak juga." Jawab Taehyung setelah duduk di depan meja makan.
Aku pun menghampiri Taehyung dan memberikan segelas air putih, kemudian duduk di samping Taehyung yang sedang meneguk air putih.
Aku memperhatikan setiap pergerakan yang sedang Taehyung lakukan "Jika kau sedang merasa tidak baik baik saja, sebaiknya kau beristirahat saja terlebih dahulu, ini untuk sekedar menenangkan jiwa dan ragamu, jangan paksakan untuk bekerja, kau bisa bertambah parah sakitnya, jika kau masih memaksakan diri untuk bekerja nantinya." Ucapku seraya mengambil gelas kosong dari tangannya.
Taehyung menatap ke arahku dan kemudian menggelengkan kepalanya dengan lemah.
"Aku harus berangkat ke kantor, aku harus melakukan interview untuk karyawan baru hari ini, hari ini ada jadwal interview." Taehyung berucap dengan suara yang serak.
"Tapi, jika kau sedang merasa tidak baik baik saja seperti saat ini, sebaiknya kau undur saja terlebih dahulu interview itu. Lagi pula, kantor itukan milikmu. Tidak masuk satu hari saja karena masalah kesehatan tidak akan membuatmu bangkrut tahu!" Ucapku kesal.
Taehyung itu sangat keras kepala.
Taehyung tidak menghiraukan perkataanku "Ayo, kita harus berangkat," Taehyung hendak berdiri, tapi dia sedikit limbung, dan hampir jatuh.
Aku dengan sigap menahan tangannya, agar Taehyung tidak jatuh.
Aku berdecak kesal "Astaga! Tubuhmu ini agak demam tahu! Sebaiknya kau beristirahat saja dulu! Kau ini kenapa sangat susah di beri tahu sih?!" Ucapku sambil mendudukkan Taehyung di kursi.
Taehyung menggeleng samar "Aku tidak apa apa. Mengapa kau sangat khawatir sih? Aku ini jadi terlihat seperti suamimu saja. Suami yang tampan!" Ujar Taehyung dengan kekehan.
Bisakah pria ini cepat mati saja? Dia terlalu percaya diri.
Aku menatap tajam kearah Taehyung, kemudian memukul pelan lengan kekarnya "Suami tampan bokongmu rata!" Ucapku mendelik.
Taehyung langsung memalingkan wajahnya dengan cepat ke arahku "Kata siapa bokongku rata?! Tidak ada ya! Omong kosong apa itu?! Lagi pula, tau apa kau? Memangnya kau sudah pernah melihat bokongku? Makanya lihat dulu! Mau ku perlihatkan padamu kalau bokongku tidak rata?!" Taehyung menjawabku dengan mendelik juga.
Benar benar tidak punya akal.
"Kenapa harus emosi begitu?!" Ucapku kesal.
Taehyung menghela nafas "Itu semua karena kau membawa bawa aset berharga ku! Bokongku adalah asetku yang berharga tahu! Kau sampai membuatku lupa kalau aku sedang merasa kurang sehat!" Taehyung menjawabku dengan kesal juga.
Aku memutar bola mataku dengan jengah "Terserah apa katamu saja lah! Kau ini sudah membuat emosi saja pagi pagi!" Ucapku yang kesal sendiri.
"Ya sudah! Ayo ke kantor sekarang!" Taehyung menjawab dengan nada yang kesal.
Aku hanya mencebikkan bibir dengan kesal
Pagi ini kami awali dengan saling merajuk.
"Tae." Aku memanggil Taehyung masih dengan nada kesal.
"Hmm?" Taehyung hanya bergumam tanpa menatap ke arahku, masih fokus menyetir.
"Besok aku akan pergi, jangan hubungi aku jika kau lapar. Kau bisa memesan online saja. Aku ada urusan." Ucapku menatap ke arah jendela mobil, enggan menatap Taehyung yang sedang pura pura marah.
"Kemana?" Tanya Taehyung singkat.
"Ingin menemui seseorang. Siapa, dan dimana, itu bukan urusanmu." Ucapku langsung menjawab pertanyaan yang tentunya belum ditanya oleh Taehyung.
Aku itu sudah tahu dan hapal, kalau dia pasti akan bertanya tentang hal itu. Tapi, karena aku sedang dalam mode marah balik kepadanya, maka aku langsung mengatakannya.
Taehyung hanya diam tidak menjawab, aku pun mengalihkan pandanganku kepada Taehyung.
Aku menghembuskan nafas dengan pelan "Aku sih sebenarnya tidak butuh persetujuan darimu." Ucapku masih menatapnya.
Taehyung masih diam, pandangannya masih tetap fokus kedepan dan menggunakan tangan sebelah kiri untuk memegang kemudi stir, sedangkan tangan sebelah kanannya digunakan untuk memegang bibirnya sendiri.
Pria ini pasti sedang pura pura berpikir. Padahal, aku tidak perduli dengan jawabannya.
"Baiklah." Ucap Taehyung.
"Terimakasih."
Setelah itu, tidak ada lagi obrolan yang tercipta di antara kami selama di mobil.
Kami membiarkan semua hening, bersamaan dengan air hujan yang perlahan mulai menetes membasahi jalanan yang sedang kami lalui dengan kendaraan beroda empat ini.
"Tae? Ini kan bukan jalan mengarah ke kantor. Kita mau kemana?" Tanyaku pada Taehyung setelah melihat persimpangan yang kami lalui menuju kantor.
Seharusnya tadi kami belok ke kanan, tetapi Taehyung malah melewati belokan itu.
Taehyung hanya diam, dan tidak menjawab pertanyaan yang aku layangkan.
Taehyung ternyata membawaku ke sebuah restoran Italia.
Taehyung menyodorkan sesuatu "Ini. Pakai ini." Taehyung sempat mengambil sebuah Coat dari belakang mobil dan memberikannya kepadaku.
Aku menatap Coat itu sesaat "Untuk?" Tanyaku sambil memegang coat berwarna cokelat itu.
Taehyung terlihat menghela nafasnya dengan pelan "Gunakan untuk melindungi kepalamu. Hujan diluar belum berhenti. Apa kau tidak lihat?" Ucap Taehyung sambil menunjuk kaca mobil yang basah oleh air hujan dengan menggunakan dagunya.
"Kau saja yang pakai. Ini kan milikmu, dan kau juga sedang tidak sehat kan? Pakai ini saja, aku bisa menutup kepalaku dengan kedua tanganku," Aku menjawab dengan mengulurkan coat itu kepada Taehyung.
"Aku tidak ingin kau bertambah sakit karena kau melewati hujan itu tanpa menggunakan apapun untuk menutupi kepalamu." Lanjutku.
Taehyung hanya diam menatap coat miliknya yang aku ulurkan, kemudian membuka pintu mobilnya dengan cepat, dan langsung berlari menghindari air hujan, tanpa mengambil coat itu.
Aku menatap Taehyung yang sedang berlari kecil mengindari rintik hujan "Kau ternyata perhatian juga, ya." Ucapku sambil tersenyum, dan mengikuti Taehyung yang sudah keluar dari mobil dan tidak lupa dengan menggunakan Coat milik Taehyung yang ku sampirkan di kepalaku.
Saat aku menyampirkan Coat itu diatas kepalaku,
Wangi tubuh Taehyung langsung masuk kedalam indera penciumanku selama aku berlari tadi. Wangi peach dan citrus yang sangat manis dan menenangkan. Aku sangat suka aroma parfum milik Taehyung.
Dan aku menyukai Taehyung juga.
Nanti aku akan bertanya, parfum apa yang digunakan oleh Taehyung, karena aku suka wanginya.
Wangi ini tidak terlalu menggangguku, yang memiliki sensitivitas terhadap aroma yang cukup tinggi.
Bukan hanya parfum milikmu saja yang manis. Wajah dan tingkah lakumu juga sangat manis, Tae.
Setelah itu, aku dan Taehyung memesan makanan untuk sarapan dan kembali melanjutkan perjalanan menuju ke kantor, walaupun terlambat beberapa saat, karena kami terjebak macet.
Taehyung sempat kesal karena terlambat, tapi aku menenangkan Taehyung, dan berkata kepadanya bahwa terjebak macet bukanlah kesalahan yang harus di perbesar.
Taehyung hanya perlu meminta maaf, karena baru melakukan satu kali kesalahan, dan hanya terlambat selama 5 menit dari jam kantor yang sebenarnya.
*****