Chereads / Pacaran Paksa (Dengan Ketua OSIS) / Chapter 79 - BAB 79: Senior Prom Night!

Chapter 79 - BAB 79: Senior Prom Night!

Beberapa bulan kemudian…

Jasmina sedang memegang script MC dan mengatur alat pendengar di telinganya sudah terpasang dengan benar. Ia menggunakan gaun tanpa lengan berwarna silver dengan panjang hingga semata kaki. Gaun berbentuk A line tersebut sangat cocok untuknya yang sudah selangsing Sharon! Ada sebuah buket bunga mini berwarna pink yang terpasang di tangan kanannya. Rambutnya yang panjang dibiarkan tergerai halus, jatuh sebagian di bahunya, membingkai wajahnya dan sisanya teruai di punggungnya.

Rekan MC Jasmina kali ini adalah Bagas Pramudya, sang ketua OSIS. Cowok itu menggunakan Jas hitam model Tuxedo yang sangat rapi. Ia benar-benar seperti seorang bintang KPOP yang akan menerima penghargaan. Ia kelihatan begitu percaya diri. "Cantik banget tuan putri Jasmina malam mini", katanya berbasa basi. Jasmina tersenyum datar.

Akhirnya acara Prom Night untuk para senior Jasmina datang juga. Hari yang dinanti-nanti Jasmina ketika ia menjadi pacar bayangan Bagas. "Jadi Jasmina, apakah kita harus putus malam ini?", tanya Bagas menggoda. Jasmina pura-pura tidak mendengar dan melihat ke sekeliling gedung. Jasinaa berpura-pura mengecek kesiapan panitia. Ia berbicara memakai HT kepada panitia di belakang panggung dan yang ada dibawah panggung.

Acara pada malam itu sangat spesial. Orang tua kak Naga menyumbangkan dana agar acara itu bisa dilaksanakan disebuah hall hotel berbintang 5. Demi kesuksesan acara, Sekolah meminta khusus Jasmina dan Bagas yang memimpin langsung dan menjadi MC pada malam ini. Acara bernuansa silver itu didekorasi begitu indah dan mewah. Beberapa sudut terdapat pameran-pameran foto para senior. Ada beraneka booth foto, sehingga para senior dapat mengabadikan momen prom ini.

Jasmina dan Bagas sudah berdiri di atas panggung dan membuka acara demi acara. Beberapa band dari sekolah mereka sendiri, dan sebuah band terkenal ibu kota mulai mengisi acara. Pemilihan prom Queen dan prom King, begitu juga dengan sambutan para guru-guru sekolah mereka. Jasmina bolak-balik mengecek agar acara demi acara sesuai dengan rundown

"Jasmina, if looks can kill, sekarang aku uda mati dua kali!", kata Bagas. Mereka sedang beristirahat, karena DJ kana memakan waktu 2 jam di panggung. Jasmina bingung dengan kata-kata Bagas. Cowok itu menunjuk ke sebuah arah dengan dagunya. Kak Miko, ia tengah berdiri dibawah panggung sambil memperhatikan mereka berdua.

"Dan itu", Bagas kembali menunjuk sebuah arah dengan dagunya.

Tampak Devon dengan kemeja putih dan setelan jas hitamnya. Rambutnya yang mulai agak panjang disisir rapi ke belakang seperti seorang Casanova. Tampangnya serius nyaris seram sedang memeriksa sound system di samping panggung. Ia lebih kelihatan seperti bodyguard penjaga club malam yang menyeramkan hihihi. Ia juga sedang menatap Bagas dan Jasmina. Benar, tatapannya bisa membunuh.

"Siapakah diantara kami yang akan mengantar kamu pulang Jasmina?", tanya Bagas. Jasmina terdiam. Saat ini ia hanya ingin agar acara ini bisa cepat-cepat selesai. "Inget Jasmina… self love.. self love… self love…", batinnya.

---

Acara di dalam masih berlangsung, namun sepertinya kak Tyas dan kak Naga lebih tertarik untuk berbicara di luar hall. Sekarang mereka berada di sebuah balkon restoran hotel itu di lantai 2. Suasananya sangat romantis, alunan musik DJ dari hall masih terdengar sayup-sayup. Mereka dapat memandang bulan yang bersinar di atas mereka.

Kak Tyas tampil sangat cantik malam ini. Ia mengenakan gaun semata kaki berwarna hitam berlengan panjang. Rambutnya yang sebahu di tata rapi. Ia menggunakan bando logam yang nyaris tidak terlihat, yang membuat rambut bagian atasnya sedikit bervolume. Make-upnya tipis namun mamancarkan kecantikannya yang alami. Ada slempang "Prom Queen" di dadanya.

Kak Naga juga tidak kalah tampannya. Ia mengenakan jas hitam model tuxedo yang sangat rapi. Badannya yang tinggi dan bidang membuatnya menjadi pusat perhatian pada malam itu. Yang paling khas adalah gayanya yang tegas, percaya diri dan berwibawa. Kemanapun ia berjalan, setiap orang akan mengagumi dan hormat kepadanya. Ia juga mengenakan sebuah slempang bertuliskan "Prom King". Pasangan serasi banget ga sih?

"Tyas, I'm leaving in 2 days", katanya kepada kak Tyas. Iya paham maksudnya. Dalam dua hari lagi, kak Naga akan berangkat ke Amerika. Ia akan memulai segala orientasi dan proses mencari asrama di sekitar Harvard Business School. Ia akan kuliah setidaknya 3.5 tahun disana, bahkan mungkin lebih.

Kak Tyas menghela nafas. Ia pun tidak kalah sibuk. Dalam beberapa minggu, ia pun sudah harus ada di Bandung untuk segala proses administrasi dan orientasi. Ia tidak perlu mencari tempat kost, karena sang ibu memang tinggal di Bandung. Ia akan memulai kuliah sambil membantu sang ibu dengan usaha jahit kecil-kecilan.

"Tyas, sebelum aku pergi, aku mau kita ada kejelasan dulu", kata kak Naga. Waduh apalagi nih. Tyas memandang wajah Naga dengan bingung. Kan mereka uda pacaran ini!

"Selama aku pergi:

1. Gak bole ada cowok dalam radius 2 meter

2. Gak bole nyimpen nomor cowok, telfonan, chat atau email

3. Ga bole deket-deket ama dokter muda yang masi SINGLE

4. Ga bole dianter jemput ama temen cowok

5. Ga bole….

"Ya ampunnn stop Nagaaa", perintah Tyas sambil tertawa. "Kamu kira aku mau ngapain di Bandung? Aku tuh mau kuliah, bukan mau cari jodoh. Toh aku kan uda ada kamu…", kak Tyas menjawab agak ragu.

"Bener ya Tyas, kamu mau nungguin aku kan? Aku janji aku akan belajar segila mungkin, semua A A A A A supaya aku bisa cepet lulus. Kalo nanti Bapak suruh aku ambil S2 lah, master lah, MBA atau apalah itu, nantilah itu, setelah kita menikah. Bagaimana?", tanya kak Naga serius.

"Me… mee.. menikah Naga? Kita masih 18 tahun ini…", tiba-tiba kak Tyas gagap. Udah maju aja sih planning si Naga ini.

"Yak kan 4 tahun lagi kita 22 Tya! Udah cukup usia kita bila mau menikah", katanya tegas sambil mencengkeram kedua bahu kak Tyas.

"Ah gak mau, aku belon jadi dokter itu, bahkan mungkin masih koas. Udah aahhh ga usah ngomong yang aneh-aneh dulu Naga. Tunggu aku wisuda jadi dokter, baru kita bicara. Paham?", perintah kak Tya.

Naga terdiam. Ia merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan sebuah kotak beludru kecil. "Kalo gitu, aku butuh komitmen kamu Tya. Mau kan kamu menunggu aku?". Tanya kak Naga pelan sambil membuka kotak itu perlahan. Ada sebuah cincin berbentuk lingkaran simpel dengan taburan berlian-berlian halus di sekelilingnya. Simpel tapi super mewah!

Kak Tyas tergagap. "Naga! Apa-apaan ini! Aa…aku….", Tyas tidak mampu meneruskan kata-katanya.

"Aku tau di dalam hati kamu tuh banyak keraguan, apakah kita bisa tetap bersama, apakah kita pantas, apakah ini, apakah itu... Ingatlah Tyas, kamu itu adalah perempuan paling indah, menarik, pintar yang pernah aku temui. Mungkin setelah mama dan adikku, kamu adalah perempuan yang selalu ingin aku lindungi. Bila kamu menerima cincin ini, aku akan selalu yakin sampai aku pulang, bahwa hatimu Cuma untukku, dan hatiku Cuma untukmu", jelas kak Naga.

Kak Tyas mulai terisak. Naga benar. Sampai sekarang pun Tyas kadang suka masih ga pede dengan hubungan mereka. Ia hanya seorang anak dari kalangan menengah kebawah yang setiap hari berjuang untuk makan dan tempat tinggal dari gajinya sebagai guru les. Ia belajar keras agar pintar dan berprestasi. Ia tidak pernah bermimpi dapat bersanding dengan orang dari kalangan atas.

And she did it! Banyak prestasi ia torehkan selama SMA. Ia juga anggota OSIS, anggota sanggar seni dan sering mewakili sekolah untuk olimpiade atau perlombaan science bersama Naga. Dia akhirnya berhasil menggapai cita-citanya: Sekolah kedokteran. Adalah sebuah bonus yang luar biasa, ia bisa dicintai oleh orang sehebat Naga. Ini semua tidak terlepas dari kerja keras dan kesempatan, tapi juga karena hatinya yang begitu baik.

"Will you wait for me?", Naga mulai menurunkan tangan kak Tyas yang sejak tadi menutupi matanya yang menangis. Mereka saling bertatap. KakTyas mengangguk pelan sambil masih terus menangis…

Kak Naga tersenyum… "I will love you forever Tyas… this I promise you"