Ruangan hall di Hotel Lotus telah di sulap menjadi tempat yang indah untuk bertunangan. Terdapat sebuah panggung kecil dengan latar belakang ratusan bunga berwarna putih dan pink, dibingkai oleh aneka daun-daun lebar segar. Tidak ada kursi pelaminan disitu, karena memang mereka tidak akan bersanding hari ini. Ini cuma acara pertunangan.
Dibawah panggung, terdapat puluhan kursi di bagian kanan untuk keluarga sang calon mempelai putri, sedangkan bagian kiri untuk sang calon mempelai putra. Terdapat meja pajang dengan taplak putih disitu. Seserahan dari pihak laki-laki akan di pamerkan disitu. Aneka makanan ringan dan makanan utama sudah di persiapkan di salah satu sudut ruangan.
Sang MC sedang berkonsultasi dengan seorang wedding organizer. Semua tampak sibuk, karena beberapa belas menit lagi acara akan segera dimulai. Tampak beberapa anggota keluarga dari kedua belah pihak sudah mulai berdatangan. Musik lembut sudah mulai mengalun.
Sang wanita mengenakan kebaya berlengan panjang dan berwarna pink, mirip seperti dekorasi hari ini. Rambutnya lurus dan panjang hari ini di sanggul dengan rapi. Ada sekuntum bunga lily berwarna pink menghiasi sanggulnya. Make-up sang wanita dibuat sangat natural, tapi terlihat jelas ia adalah wanita paling cantik di ruangan itu. Roknya yang terbuat dari songket Palembang silver, menambah manis penampilannya.
Jasmina melirik ke seluruh ruangan dengan perasaan grogi. Acara akan segera dimulai, dan semua orang telah berkumpul dalam satu ruangan, termasuk Devon. Cowok itu tersenyum ke arah Jasmina, yang langsung membuat gadis itu tersipu-sipu malu. Devon hari itu luar biasa tampan. Jasmina belum pernah melihat Devon menggunakan Jas hitam yang sangat rapi. Ia terlihat seperti versi terbaik dari mafia Italy, tanpa brewok tentunya. Wajah bulenya menjadi lebih kentara.
Jasmina tambah panik. Akankah acara berjalan lancar? Ia menatap kak Gading dan papa. Mereka berdua tersenyum. Sang papa menggenggam tangan Jasmina dengan tangan kanannya, dan menggenggam tangan kak Gading dengan tangan kirinya. Hari ini, selangkah menuju pelepasan salah satu anaknya. Ia sedih namun bangga. Andaikan mama ada disini...
Sang MC memulai acara demi acara. Mulai dari berbalas pantun, memamerkan aneka hantaran yang telah di tata apik serba silver, putih dan pink di tengah-tengah, sampai kata sambutan dari para tetua-tetua. Sampailah kepada puncak acara yang ditunggu-tunggu. Sang calon mempelai menaiki panggung. Sang lelaki datang membawa sebuket bunga mawar putih dan pink, yang dihiasi oleh kertas silver dan berlutut di hadapan sang wanita.
"Will you marry me?", tanya sang lelaki. Sang wanita mengangguk-angguk berkali-kali sambil berkaca-kaca. Seluruh ruangan langsung riuh menyoraki mereka. Jasmina memasangkan cincin ke tangan sang wanita. Kak Almira. Ia mewakili sang almarhum mama, melamar calon kakak iparnya.
"Terima kasih Jasmina. Semoga kita bisa menjadi keluarga yang kompak ya.", kak Almira dengan berkaca-kaca berbicara lembut dengan Jasmina. Gadis itu mengangguk, "Jagain kak Gading ya kak...", katanya ikut berkaca-kaca. Ia kemudian menuruni panggung dan membiarkan panggung di kuasai oleh pasangan yang sedang di mabuk cinta itu. Rania dan Devon menyambutnya di sisi panggung. Jasmina langsung memeluk Rania.
Kedua gadis itu memutuskan untuk memakai baju kembar, sebuah gaun lengan panjang dan rok panjang yang terbuat dari beludru berwara pink muda. Rambut Jasmina di buat ikal-ikal besar dan diikat setengah. Ia kelihatan super anggun. Mereka kompak menggunakan kalung yang mereka beli di bali berwarna silver, yang ternyata cocok banget dengan penapilan mereka hari ini.
Ketika mereka sampai dari Bali, kak Gading menyampaikan kabar yang luar biasa mengejutkan. Ia dan kak Almira akan bertunangan. BESOK. Keluarga kak Almira ingin kak Gading memantapkan hubungan dengan anaknya. Berhubung kak Gading akan sibuk ko-as, keluarganya kuatir hubungan mereka akan merenggang, secara kak Almira masih menjadi anak baru di fakultas kedokteran yang sama.
Persiapan yang secepat kilat, sudah beres oleh wedding organizer. Hanya saja, Jasmina merasa tidak memiliki baju yang sesuai. Alih-alih langsung pulang, dari airport, mereka langsung menuju mall untuk membeli baju yang cocok hihihi. Jasmina dan Rania tidak keberatan bila harus berbelanja lagi hihihi. Sukurlah Devon memiliki koleksi jas hitam yang cocok untuk hari ini.
Acara telah selesai. Seperti biasa, Rania dan Jasmina mulai pecicilan mencicipi aneka makanan yang disiapkan. Mereka juga sibuk berfoto bersama kak Almira, dengan sepupu-sepupu Jasmina atau sekedar selfie dengan background bunga-bunga indah itu.
Devon memperhatikan tingkah gadis-gadis itu sambil bergeleng-geleng kepala. Setelah terkurung 8 hari bersama mereka, ia masih belum bisa memaklumi kegilaan mereka. Tapi disisi lain, ia sangat bersyukur Rania bertemu dengan Jasmina. Rania menjadi super betah di Indonesia dan tidak melulu kangen dengan orang tua mereka.
Devon menatap layar HP miliknya. Ia membacanya sedekat mungkin ke wajahnya, seakan kuatir seseorang mencoba memergoki apayang sedang dilihatnya. Nonton apaan sih Dev?
Ia bolak-balik merenungi percakapannya dengan kak Miko. Ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri apakah benar ia jatuh cinta kepada Jasmina? Ok mungkin iya. Tapi apakah Jasmina menyukainya juga? Itu penting. Entah kenapaDevon tidak pede menyatakan pada seorang perempuan bila ia tidak yakin akan di terima. Wajar kan? Ketika ia berguru kepada mbah Google, ia menemukan sebuah artikel yang mungkin membantu. Katanya, ciri-ciri orang yang jatuh cinta adalah:
1. Cara Menatap dan Curi Pandang
2. Cara Berpakaian dan Berdandan
3. Perlakuan Berbeda dan Lebih Perhatian
4. Salah Tingkah
5. Jadi Cemburuan
6. Selalu Membicarakan Tentangmu
7. Suka Menghabiskan Waktu Denganmu
8. Selalu Tersenyum
Ia sudah membaca artikel itu puluhan kali. Ia mencoba membandingkan dengan perlakuan Jasmina selama 8 hari di Bali, dan entah kenapa Devon masih bingung. Beberapa ciri kayaknya ada di Jasmina, tapi beberapa enggak ada tuh. Devon sekilas mencari Jasmina dengan ekor matanya. Ehhhhh... ternyata, Jasmina sedang menatap dirinya juga. Di detik itu juga! Mungkinkah, cocok dengan ciri nomer 1: Cara Menatap dan Curi Pandang?
Devon tersenyum kepada Jasmina dan pura-pura menunjuk ke arah stand es krim. Ia memberikan gesture "ambilin donkkk". Jasmina menurut. Ia langsung berjalan ke stand eskrim tersebut. Devon memindai gadis yang sedang berjalan dengan anggun. Cantik sekali Jasmina dengan gaun pink. Ia kira warna merah aja udah cocok dengan Jasmina, ternyata memakai gaun warna pink itu membuatnya terlihat menggemaskan.
Apalagi Jasmina memakan lisptik berwarna senada, pipinya dibuat pinky-pinky juga. Dengan rambutnya yang dibuat ikal membingkai wajahnya, sulit mengalihkan pandangan darinya. Mungkin kah Jasmina sengaja tampil secantik ini demi dia? Seperti ciri nomer 2: Cara Berpakaian dan Berdandan??? Devon menggeleng-gelengkan kepalanya. Ya ampunnn ngawur amat sihhh???
Jasmina mendatangi Devon dengan 2 cup eskrim di tangannya. "Tuan Devon, nih aku ambilin es krim buat kamuuuu. Khusus untuk kamu, aku minta 1 cup ini 3 sendok. Aneka rasaaa. Biar tuan Devon ga usah bolak-balik ambil hihihi", canda Jasmina. Rania ikut menimbrung dan mulai cemberut melihat cup Devon.
"Ihhh Jasmina, you're not fair. Why don't you give the same amount for me haaahh??", tanya Rania sambil pura-pura ngambek. Jasmina tertawa.
"Hihihi you can get it by yourself Ran, go get it...", jawab Rania sambil tersenyum. Tapi tidak Devon. Ia terpaku. Mungkinkah ini... seperti ciri-ciri jatuh cinta nomer 3: Perlakuan Berbeda dan Lebih Perhatian??? Devon menatap lekat Jasmina. Jasmina kaget.
Jasmina menjadi salah tingkah. "Apaan sih Devon melotot begitu? Kenapa? Apa aku belepotan ya? Kena eskrim ya? Rania, what's wrong with my face?", tanya Jasmina kuatir. Rania menginspeksi wajah Jasmina dan menggeleng-geleng bingung.
"Kamu cantik hari ini", kata Devon. Sontak Jasmina dan Rania kaget dan bersorak kecil. Rania paham apa itu cantik, ia langsung menyikut sang abang. Hehehe gitu donk bang, sekali-kali muji on the spot.
Jasmina menjadi salah tingkah dan mulai berbicara acak. Ia menunjuk-nunjuk sepupu-sepupunya, menceritakan hal-hal lucu tentang sodaranya, sampai mengomentari kambing guling. Sangat acak sampai ketauan banget kalau ia SALAH TINGKAH. Mungkinkah ini... seperti ciri-ciri wanita jatuh cinta nomer 4: Salah Tingkah. Iyaaa Jasmina sekarang jelas-jelas seperti salah tingkah, tapi gara-gara siapa?
"Hey Jasmina! Kamu kurus banget sekarang. Minum obat diet apa? Ke klinik yaaaa bener yaaa ke klinik yaaaa", Jenny, salah satu sepupu Jasmina yang seumuran dengannya mulai memberondong dengan pertanyaan. Tubuh sintalnya mulai bergentayangan mengelilingi tubuh Jasmina. Akhirnyaaaa ia bisa lebih kurus dari Jenny! YYYYEEEESSSSS
"Ah enggaakk stress ajaaa", jawab Jasmina sekenanya.
"Stress kenapa? Diputusin pacar ya? Aahahahah kapan cobaaaa Jasmina punya pacar. Eh tapi mungkin aja dehh dengan penampilan elooo yang kayak sekarang, lekong-lekong pada mau yaaaa", jawab Jenny lagi sambil memegang-megang curly rambut Jasmina seakan-akan itu dedaunan gak penting. Beberapa detik berikutnya, pandangan Jenny beralih ke si tampan Devon. Oooo... oOOO....
"Ya ampunnn ganteng banget inih, siapaaaa kamyu?", tanyanya sambil menyodorkan tangannya ke Devon, minta di salam. Devon menyambut tangan Jenny dan menyalamnya dengan sopan.
"Devon, saya tetangga Jasmina dan satu sekolah juga dengan dia. Jenny langsung membelalakkan matanya. "Awww this is interesting, I mean, you are interesting…", jawabnya sambil lebih mendekatkan tubuhnya ke arah Devon dan tersenyum manjahhh. Rania dan Jasmina langsung saling berpandangan dengan tatapan ngeri. Rania mungkin tidak paham kata-kata mereka satu persatu, tapi ia paham situasi macam apa iniiiii.
"Aku Jenny, sepupu Jasmina yang tinggal di Bandung. Khusus loh dateng kesini demi acara pertunangan kak Gading amaaaa... siapa tadi nama perempuannya? Amira ya? Nahhh tau gitu, aku mutusin nginep aja deh di rumah Jasmina malam ini. Besok bolos aja sehari sekolah hihhihi", jelasnya. Jasmina membelalakan matanya lebih lebar lagi. Ok this, gotta stop, batinnya.
"Sorry Jen, kita tuh bertiga baru pulang VACATION dari Bali selama 8 hari. Lu liat donk sosmed guweee. Banyak foto-foto estetique. Eh lu tadi di panggil ama om Ferry, Yuk ksana, wait here ya Rania, Devon", kata Jasmina sambil menyeret paksa sepupu centilnya itu.
Rania tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul pelan bahu Devon. "I think Jasmina is jealous", kata Rania. HAH cemburu? Seperti ciri-ciri jatuh cinta nomer 5: Jadi Cemburuan???
"Nak Devon... kamu sudah makan?", ternyata papa Jasmina menghampiri Devon dan Rania. "Om belum sempet nih berterima kasih kepada Rania dan Devon. Rania.. thank you thank you. You and Devon, very nice, very nice!", kata sang papa sambil memberikan 2 jempol, satu ke arah Devon, satu ke arah Rania. Rania senyum-senyum sumringah dan pamit ingin mengambil cemilan lain.
"Jasmina cerita banyaaaakk di telfon sama om. Dia bilang, itu liburan terbaik setelah mamanya meninggal. Sebenarnya om gak sampai hati loh ngerepotin kalian. Tapi, sepertinya Jasmina ngebet banget pengen ikut loh…gimana ya.... Semoga gak ngerepotin ya nak...", tanya sang papa yang kemudian dibalas oleh Devon dengan gelengan dan senyum.
"Sama sekali enggak om, Rania malah seneng banget Jasmina bisa ikut, mama papa juga. Jadi lebih meriah om...".
"Iya ya ya bagus kalau begitu. Om bersyukur, entah kenapa kepindahan kalian di sebelah rumah om, menjadi berkah sendiri buat keluarga kami. Sudah lama banget dirumah tuh kayak apa yaa... kurang meriah. Jasmina kadang suka terlalu sibuk di sekolah, sampe rumah tinggal tidur. Jarang kami bisa makan bareng dan ngobrol selain sarapan dan weekend. Tapi sekarang, selalu ada alasan untuk kita ngumpul dan makan bareng ya nak, om senang banget! Terus jagain Jasmina ya nak Devon", sang papa meremas pelan bahu Devon. Devon mengangguk-angguk pelan sambil tersenyum. "Iya om, pasti", katanya. Sang papa kemudian berlalu...Jagain tadi kata si om?
Sebenarnya, kepindahan mereka ke sebelah rumah Jasmina juga sebuah berkah untuk Devon. Rania menjadi tidak kesepian, dan Devon....dan Devon...Devonsih…eh apa tadi? Jasmina cerita banyak sama si om? Jangan-jangan, ini ciri-ciri fall in love nomer 6: Selalu Membicarakan Tentangmu. Devon mulai bersorak kegirangan. Apakah ini berarti...apakah ini berarti???
Devon mulai merasa dirinya menggila. Ia memutuskan untuk melakukan food tour dan mengunjungi aneka stand makanan, dan berhenti di stand sate padang. Ia bersembunyi di salah satu sudut ruangan dan mulai makan. Heemm kangen juga nih sama aneka makanan padang si bunda.
Pengen deh ngajakin Rania dan Jasmina kesana. Toh libur masih panjang. Masih ada kesempatan untuk mengukur kota Jakarta, memperkenalkan Rania dengan spot-spot insta yang ada di Jakarta. Eh... kok malah sekarang Devon yang seperti ciri nomer 7: Suka Menghabiskan Waktu Denganmu.
Sial!!! Devon memejamkan matanya. Untung saja si sate sudah habis, kalau enggak, pasti sudah jatuh berlepotan di jas mahalnya. "Jadi uda fix nih ya, aku kayaknya suka ama Jasmina. Dari seluruh ciri-ciri fall in love, kayaknya ciri-cirinya lebih masuk di aku dari pada Jasmina. Aku yang salah tingkah, aku yang cemburuan, aku yang ingin menghabiskan waktu dengannya, aku yang..."
"Dev, besok ke Dufan yuuukkk", ajak Jasmina sambil tersenyum ramah dan merangkul lengannya. Devon terpaku tapi pura-pura tidak panik, pura-pura tidak salah tingkah. Gadis itu sedang memohon…
"Du... dufann? Hayuuuu", katanya. Jasmina dan Rania tersenyum kegirangan.
"Lusa ke puncak yukkk, aku pengen ajak Rania nginep semalam disana. Kamu bisa nyetir kesana kan??", tanya Jasmina lagi dengan mata berkedip-kedip memohon. Tidak berapa lama kedua gadis itu mengatupkan kedua tangannya dan serempak berkata "Pleaseeeee". Hadehhh siapa yang bisa nolak?
"Iyaa okeeeee. Booking aja aku sampee libur sekolah beres. Apalagi? Malam taun baruan nginep di Bogor? Hayuuuuu", tantang Devon. Jasmina langsung bersorak riang. Ia kemudian mentranslate kata demi kata ke Rania, yang akhirnya membuat sang bule melompat kegirangan memeluk sang abang...
Devon tersenyum..."Jasmina ingin menghabiskan lebih banyak waktu denganku... Dia juga banyak tersenyummm....", batin Devon dalam hati. Mungkinkah?