Senin pagi yang mendung, namun tak menyurutkan niat Jasmina untuk datang ke sekolah lebih pagi. Waktunya hanya 5 hari untuk mempersiapkan ujian semester yang akan berlangsung mulai Senin depan.Segala kegiatan OSIS akhir-akhir ini sungguh menyita waktunya.
Ketika ia memasuki kelas, ternyata keempat temannya sudah menunggunya di dalam kelas! Lengkap dengan topi kerucut ulang tahun, beberapa cupcakes dan 5 cankir kopi starbucks! Wohoooo birthday breakfast at school! "HAPPY BIRTHDAY JASMINA", begitulah tulisan yang tertera di papan tulis. Jasmina malu tapi sangat terharu.
Ketika makan siang, Jasmina memutuskan untuk mentraktir keempat temannya di kantin. "Boleh pesen makan dan minuman apaaaa aja, aku yang bayar!", seru Jasmina. Suasana di meja mereka riuh banget, sampai mereka tidak melihat bahwa ada 2 sosok yang memperhatian mereka. Bagas dari arah kiri dan kak Miko dari arah kanan.
Bagas cukup shock ketika Jasmina mengancamnya agar tidak menghubunginya dalam 2 minggu. Tapi yang membuat Bagas lebih shock adalah ketika melihat foto-foto yang dipajang Jasmina di media sosialnya. Kenapa ia tidak diundang di acara ulang tahun Jasmina? Kenapa ada Devon dan Rania? Bagaimanapun mereka cukup dekat dan mereka juga tetangga! Kalau diundang, Bagas dan Sharon pasti akan datang.
Sementara kak Miko mencuri-curi pandang ke arah Jasmina dan teman-temannya. Di depannya ada Gianni yang sedang mencoba menghabiskan makan siangnya. Saat ini ia sedang merasa menjadi cowok terbodoh di dunia. Kata-kata Jasmina yang menusuk kemaren masih terngiang-ngiang di kepalanya. Namun yang membuatnya lebih tertusuk lagi adalah melihat foto-foto media sosial Jasmina. Kenapa ia sampai lupa ulang tahun Jasmina? Sial!
"Jasmina! Ada kado kami untukmu. Siap kau kan? Tak ada rencanapun habis pulang sekolah ini kan?" tanya Siska. Jasmina menggeleng. "Bagoslah. Bawa mobil aku. Nanti kita pigi ya, ketempat RAHASIA", tuturnya lagi dengan ekspresi jahil. Hemm kira-kira apa ya kejutannya?
Jasmina sudah tidak sabar menunggu pulang sekolah. Ketika bel berbunyi, kontan kelima sahabat karib ini berlari kearah parkir. Mereka menuju mobil Siska, yang ternyata teramat mungil.
"Mana muat kita disini berlimaaaaa", protes Mila. Tapi Siska tidak bergeming. Ia terus saja celingak – celinguk melihat ke kiri dan kanan. Akhirnya…
"Devon! Sini cepetaaann", teriaknya memanggil Devon. Cowok itu langsung berlari mendekati mereka. "Nah, udah datang supir kedua, hayo, bagi 2 kita. Siapa di mobil devon, siapa di mobil aku?" tanya Siska. Jasmina dan ketiga temannya bengong. Sejak kapan Siska berencana mengajak Devon dalam pesta kejutan ini.
"Ayolahh pergi kita. Kita jemput dulu si bule itu di Bright Star. Dia di mobilku ya Jas. Kau aja di mobil si Kapten", perintah Siska sambil menunjuk mobil CRV Devon. Devon tertawa dan mulai memasuki mobilnya.
Jasmina memasuki mobil Devon. Ia menatap penuh curiga sambil tersenyum kea rah Devon. Awalnya Devon pura-pura tidak sadar dan tetap melihat ke depan. Tapi ketika akhirnya ia bertatapan dengan Jasmina…
"What? Hahahaha sumpah aku ga tau apa-apa. Tiba-tiba aja si Siska nanya apa bisa aku nganterin kalian ke suatu tempat. Passss banget hari ini aku bawa mobil karena aku kira bakalan hujan. Kebetulan banget kan?" jelasnya sambil tersenyum. Ia kembali menatap jalanan. Tapi masih juga tersenyum. Jasmina masih menatap Devon sambil tersenyum. Hatinya menghangat…
Ketika akhirnya mereka tiba di sekolah Rania, gadis itu langsung memasuki mobil Siska. Devon masih berusaha mengekori mobil Siska belakang. Mereka memasuki sebuah mall kecil. Mereka buru-buru parkir dan berjalan masuk ke dalam mall itu. Siska menuntun Jasmina ke sebuah tempat. Ternyata, itu adalah sebuah tempat karaoke keluarga! Jasmina tidak bisa menahan tawanya. Sudah berbulan-bulan sejak terakhir lima sekawan ini bergila ria di tempat karaoke.
Mereka telah menyewa tempat yang paling luas dan eksklusif, lengkap dengan makanan dan minuman. Kado yang sangatttt indah dari sahabatnya. Bukan sebuah benda yang dapat di buang, tapi sebuah memori yang bisa ia simpan selamanya. Para cewek-cewek itu sudah mulai foto-foto tiada henti.
Tapi sebelumnya, mereka menatap Devon. Mau mereka apakan cowok itu? Sang cowok paham. "Ok aku akan jalan-jalan di Mall ini, nonton, pijat refleksi, apa aja deh. Kabari aja kapan kalian selesai. Ok?", pintanya sambil meninggalkan Rania, Jasmina dan keempat temannya. Kontan mereka melambai semangat ke arah Devon. Bye Dev! Mereka ogah kegilaan mereka di tonton oleh salah satu cowok tercakep di sekolah.
"Guys, before we start, ada sesuatu yang pengen aku ceritain. Maaf kalau selama ini aku simpan sendiri. Sekarang aku ngerasa perlu banget cerita ke kalian, karena kalianlah sekarang sahabat terbaikku. You are indeed my best-best friend", kata Jasmina sambil menatap Rania dan keempat temannya.
Akhirnya Jasmina menceritakan kepada mereka, mulai dari pacaran kontraknya dengan Bagas, kedekatannya dengan kak Miko, Putusnya dia dengan Bagas sampai akhirnya rencananya untuk menjauhi kak Miko karena ancaman Gianni. Ia menjelaskan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris agar Rania paham.
"Ihhh brengsek kali rupanya kakak itu ya! Tak sangka aku bah!", teriak Siska dengan logat bataknya. "Tak kau tabok muka gantengnya itu hah? Biar miring sikit rahangnya itu. Ahhhh Tak sopan kali pun! Si ketua OSIS itu pun! Issshhh kalo taulah aku Cuma maen-maen kelen kemaren, ku cincang juga dia tu hahhhh", Siska kembali emosi.
Namun teman-temannya tidak tersulut, justru mereka semua tertawa terpingkal-pingkal mendengar logat Siska. Rania aja yang tidak paham, bisa tertawa. "I can imagine what she said. I bet nothing good hahahahaha", komentar Rania sambil terus tertawa. Beberapa detik kemudian, mereka melakukan "Group Hug". Jasmina tidak tahan untuk tidak terisak. Kenapa selama ini ia melewatkan ini? Kenapa tidak mempercayai teman-temannya untuk berbagi hal ini? "We loves you Jasmina", kata mereka berulang-ulang…
"OK girls, Jasmina. Let's forget the past! What's gone is gone, let's keep your spirit! Let's partyyy!!!", Rania langsung mengambil salah satu mic dan mulai bernyanyi. Teman-teman Jasmina ikut tertular dan langsung tidak ada yang duduk. Semua mulai bernyanyi, menari dan melompat-lompat. Lampu kelap-kelip menambah riuh suasana. Lagu demi lagu terlewati, tidak satupun dari mereka duduk. Bahkan ada atraksi melompat dari sofa secara gila-gilaan. Bernyanyi, menari, makan and repeat.
Beberapa jam kemudian, Devon sudah muncul di dalam ruangan karaoke itu. Ia tiba-tiba takut akan di terkam oleh keenam cewek-cewek yang sudah dalam keadaan awut-awutan hahahahaha. "Girls, kata si mbak waktu 3 jam kalian sudah selesai. Hayo sekarang pulangggg! Pulaaanngg!", ajak Devon. Para cewek-cewek itu tertawa.
---
Setelah pesta ulang tahun itu, kehidupan Jasmina dan keempat temannya kembali berkutat dengan persiapan ujian. Seperti biasa, Jasmina akan datang lebih pagi ke sekolah, makan siang di dalam kelas, dan pulang sekolah lebih cepat.
Salah satu alasan ia mengurung diri di kelas adalah ia malas sekali bertemu dengan Bagas dan kak Miko. Untung saja tidak ada agenda OSIS dalam bentuk apapun selama minggu ini dan minggu depan. Jadi Jasmina bisa focus kepada persiapan ujian.
Setiap pulang sekolah, Devon selalu berjalan dengannya. Rania akhir-akhir ini sering menggunakan mobilnya. Jasmina senang karena Devon ternyata juga teman diskusi yang baik. Terkadang pada malam hari ia dan Rania akan datang kerumah Jasmina untuk makan malam bersama. Akhir-akhir ini Devon juga membawa bukunya dan mereka mulai rutin belajar bersama.
Tidak terasa, Ujian sudah mendekati akhir. Malam-malam yang dihabiskan Jasmina bersama Devon untuk mengulang-ngulang pelajaran, mendapatkan hasil! Jasmina merasa percara diri dengan hasil ujiannya, walau rapor belum keluar. Bisa jadi semua ini berkat bantuan Devon loh. Tanpa disadari Jasmina juga, Devon juga ikut membantu Jasmina menjalani ujian yang lain. UJIAN HIDUP.
Setelah apa yang Jasmina lalui, Ia baru menyadari 1 hal. Ok mungkin beberapa hal. Ia selalu merasa ia selalu kekurangan, gendut, tidak diakui dan insecure. Ternyata ia memiliki harta yang terbaik. Keluarga yang hebat, teman-teman yang hangat, dan tetangga yang menyenangkan. Semua bersinergi untuk membuatnya merasa bahagia, hanya saja selama ini ekspektasinya selalu salah kamar. Sehingga ia bolak balik merasa patah hati dan kecewa.
Terutama saat ini… ia menatap kak Gading. Sang kakak Tersenyum namun ada guratan kuatir di matanya…
"Hati-hati ya Jasmina sayang… kakak Sayang ama kamu dek…", tuturnya lembut. Di kursi belakang, ada Rania dan Devon. Rania memijat-mijat pundak Jasmina dengan lembut… "Jasmina juga sayang kakak kok…