Mendengar perkataannya, tempat latihan rahasia mereka tak dapat lagi dikatakan sesuatu yang benar-benar rahasia. Pasalnya, belakangan ini sedikit siswa dan profesor mengetahui jika di tempat itu terkadang sedikit mengguncang seisi asrama ketika mereka sedang latihan. Meski telah diselimuti semacam penghalang untuk mencegah terjadinya kekacauan, namun nampaknya penghalang itu tak terlalu menekan sihir-sihir mereka.
Entah merasa senang atau sedih, Bruno tetap membalas pujiannya dengan senyuman, walau terpaksa. Ia yakin ke depannya tempat latihan rahasia mereka kemungkinan akan semakin banyak pengunjung. Itu semakin membuatnya merasa terganggu dan harus mencari tempat lain atau ia kehilangan tempat untuk berlatih.
Kemudian Bruno dan lawannya kembali ke tempat masing-masing. Shin sama sekali tak memberinya pujian atau sepatah kata untuk menyenangkan Bruno. Ia hanya mengacungkan ibu jarinya sembari meringis lebar.