Mendadak matanya terbelalak, membisu setelah cukup senang bertemu dengan orang itu
"Baiklah. kalau begitu aku pergi dulu. Aku juga mempunyai urusan sendiri. Sampai jumpa." Orang itu berjalan cepat, meninggalkan mereka berdua.
"Tunggu. Kau ini siapa? Kenapa kau tak membuka tudung jubahmu itu?" teriak Bruno
"Apa? kalian bertanya bagaimana kau mengalahkan mereka? Tapi sayangnya aku hanya menghindari semua serangan mereka." Orang itu juga tak kalah suaranya jika berteriak.
Bruno memiringkan kepala, terheran-heran. "Hanya menghindari? Dia pasti berbohong."
"Dia memang bohong, tapi juga benar," kata Max, tiba-tiba bersuara.
"Apa maksudmu?" Bruno semakin dibuat bingung. Lalu Max menunjuk ke tempat para pemuda itu terjatuh. Disana ada sedikit bercak darah.
"Jadi?"
"Jadi, dia benar-benar menghindari semua serangannya. Namun ada satu momentum tang membuatnya terpaksa memukul salah satu diantara mereka."
"Bisa dibilang itu darah yang ia muntahkan?"
"Tepat sekali."