"Hei, anak desa. Apa yang kalian lakukan di lapangan ini? Tempat ini sudah tak dipakai lagi karena sudah tak layak digunakan latihan sihir. Eh, tapi memangnya kalian mempunyai sihir untuk dilatih?" Para pemuda itu tertawa terbahak-bahak, mengingat Bruno berasal dari desa, mendapat perlakuan buruk dari mereka yang terlahir di ibukota kerajaan.
Meski sering dimaki-maki, Bruno tetap berlatih mengendalikan kekuatan sihirnya agar tak terlalu menimbulkan resiko diluar perkiraan. Merasa tak dihargai kedatangan dan ucapan salam mereka, salah satu diantara mereka langsung melesat, menghampiri Bruno, lalu memukul wajahnya.
Bruno sedikit terhuyung, tak siap menerima pukulan telak tadi. Para pemuda itu bersorak-sorak, seolah mereka bersemangat jika pertarungan terjadi. Bruno merasa jika ia tak perlu menahan diri lagi setelah dimaki-maki kemudian dipukul saat ia tak melakukan kesalahan apapun.