Chereads / Reincarnation of The Silver Wolf : Kaishi / Chapter 46 - Dia Melarikan Diri

Chapter 46 - Dia Melarikan Diri

"Onee-chan sebelah kiri!"

Sachie membidik coenubia yang mengepung mereka. Sedangkan si Iblis Hitam hanya duduk di atas tumpukan Coenubia.

"Jika kita membunuh mereka, mereka akan semakin banyak, namun, jika kita tak melakukan itu, kita akan ditelan!" Maika menggunakan Skill Gelombang Pedang untuk menyerang.

"Sudahlah, mengaku saja, Wah wah... Soalnya saya sudah lama tak memakan gadis gadis."

'Maika, Kau bisa dengar aku?'

"Yuuka-nee?!"

"onee-chan?" Sachie melirik Maika yang menutup matanya.

'Maika, Saat coenubia berada 1 Centi dari jarakmu, segera melompat dan ledakkan mereka dengan sihir pamungkas.'

"Yuuka Nee memberiku petunjuk ya, Makasih."

"Nee-chan?"

"Sachie, ikuti aba aba ku, dalam hitungan 3 kita akan melompat dan menggunakan Sihir Pamungkas, 1.. 2.. 3!!"

STT

STT

Coenubia saling menabrak satu sama lain.

"WAHAI 12 DEWA DEWI YANG SELALU MELINDUNGI! KABULKANLAH KEINGINANKU MENJADI KENYATAAN! HABISI! LEDAKKAN! HANCURKAN KEJAHATAN YANG BERADA DI BAWAH KAKI KAMI!! SIHIR: PAMUNGKAS!!!"

JDAAARR!!!!

Maika dan Sachie terpental karena gelombang udara dari sihir kuat itu.

BRAK!!

Maika menabrak dinding.

Sedangkan Sachie tersungkur di lantai. "Aaah... Bless.." Sachie mengobati dirinya.

"Sachie kau oke?!"

"Sachie oke, Sekarang masalah kita hanya 1."

"Iblis hitam, Akhirnya aku bisa membuatmu benar benar mati.."

"Hah? Telingaku tersumbat colon besar, aku tak mendengarmu."

"Matilah!!"

Maika menghentakkan,kaki nya dan melompat menuju Iblis Hitam.

Sementara itu, Shiro dan Venena bertarung dengan sangat lihai, Seele dan Fumika hanya bisa berdoa untuk keselamatan Shiro.

TRANG!!

Saling mengunci pedang satu sama lain. "Kubilang keluar dari tubuh itu!!"

"Jika aku menolak?"

"TAKKAN KU MAAFKAN!! FUMA!!"

SRING!!

"Haha, menyenangkan sekali."

TRANG!!

Venena memantulkan pedang shiro dengan mudahnya, namun, sosok Shiro sudah tidak ada di depannya.

"SKILL: SILVER WOLF'S FANG!!"

Taring serigala perak, Shiro mengepalkan tinjunya, ia keluar di belakang Venena dengan skill Crossing Doornya.

Di kepalan tangannya terlihat Bayangan Kepala serigala berwarna perak.

BRAK!!

Venena masih sempat membuat dinding, namun..

"Aku di sini!!"

Shiro memutarkan pedang kembarnya dan melemparkannya ke tubuh Venena.

CLEB!

Pedang kembar itu menusuk dada Venena sampai menembus ke belakang, bahkan sampai kembali menancap di lantai.

"Aaah, sakit sekali.. Aku.. terasa seperti hidup.." Venena Tersenyum,

"Sayangnya tubuh ini sudah tidak bisa digunakan, Karena itu.. AAAAHHHHHHH!!!"

Bola Coenubia keluar dari mulut Venena dan terbang menjauhinya. Bola itu hinggap di atas singgasana nya.

Sementara itu pedang kembar Shiro berubah menjadi butiran Mana yang berhamburan mendekati Shiro.

Tak lama kemudian pedang itu kembali utuh.

"Fumi! Sembuhkan gadis itu!"

Venena yang sebenarnya sudah sepenuhnya kembali, namun tetap saja tubuhnya sangat lemah, karena dikendalikan Coenubia lebih dari 7 Tahun.

"Baik."

"Shi..ro.." Suara Venena benar benar berbeda dengan Venena yang dikendalikan coenubia, Suaranya terdengar seperti anak berusia 14 tahun pada umumnya. "Tenanglah, Venena, Aku akan menyembuhkanmu."

Tanpa mereka sadari, Bola coenubia sudah berubah wujudnya menjadi monster raksasa dengan kepala seperti iblis mengerikan, dan tubuh yang sulit untuk digambarkan.

"Apakah ini wujud aslimu?"

"Hah? Enak saja, Wujud asliku adalah Wujud agung, Aku tak ingin menunjukkannya padamu."

"Aku sungguh kasihan pada paman Gin, dia mencintai Coenubia, namun ternyata, dari suaranya saja sudah jelas kalau Coenubia adalah om om pedofil yang merasuki anak kecil."

"BERISIK!"

>Laboratorium Brahe

"MAJU!! SEKIGANMARU!!"

Roh Rubah milik keiko melesat menyerang Monster yang ukurannya 200 kali lebih besar.

"SEKIGANMARU! SKILL NOMOR 2! UBAH UKURAN!"

Keiko memberi instruksi pada rubahnya, kali ini, saking besarnya rubah itu, lab itu sampai hancur dan Tubuh Sekiganmaru terlihat di permukaan tanah.

SSTTT

Tyiranomachina melompat ke permukaan untuk lebih mudah menyerang.

"Sial, SEKIGANMARU! JANGAN SAMPAI MELUKAI PENDUDUK!"

"GRAAAAAAAHHHH!!!"

"Aku sama sekali tak berguna kalau begini." Balft menatap kosong Rubah Raksasa itu.

"Sudah ku bilang bukan? Kalian bantu Shiro, Dan aku mendapatkan telepati dari Maika, kalau Nona Triet terluka cukup parah."

"Nona Triet?! Aku harus segera ke istana."

"Keiko!"

"Tenanglah, jelek, aku takkan mati oleh dinosaurus jadi jadian ini." Ejek Keiko.

"Meski keadaannya begini, Kau tetap saja menyebalkan! Dengar! Jika kau tidak kembali dengan selamat, Akan ku cekik kau!" Kaana menyusul Balft dan Felien.

"Nah, Brahe, Kau terlalu banyak menyusahkan orang, tapi, yang akan dimakan oleh Sekiganmaru hanyalah dinosaurus jadi jadianmu itu, Kau adalah mangsaku."

Keiko berjalan dengan mata pedang yang menyala terkena sinar rembulan.

Senyuman mengerikan ia tunjukkan, Brahe mundur sambil terududuk karena ketakutan.

"Ah, sebelum itu, aku ini bukan wanita yang baik, jadi.. Aku selalu menyiksa mangsaku sebelum membunuhnya, Seperti ini."

"AAAARRRHHHH!!!!"

Keiko memotong 1 jari tangan milik Brahe.

"Kalau kau pingsan di sini, kau akan makin kesakitan lho~"

SRING!!

Keiko memotong kaki brahe, membuatnya kesakitan sampai terguling guling di tanah. Darah bercucuran dan bercipratan kemana mana.

CRASH!!

Keiko membelah bahu brahe, namun tak sampai putus.

"C-cuku..p"

Suaranya penuh penyesalan. "hah? apakah menurutmu menyiksa orang lain dan menjadikannya mesin berbau busuk itu tak menyakitkan? Rasakan balasan dosa mu di dunia ini!!"

SRING

SRING!

Keiko kembali memotong kedua tangan brahe.

"Kau sudah mati?"

Keiko melihat brahe yang sudah tak bergerak dengan mata terbelalak.

"Untuk berjaga Jaga, aku akan memutuskan kepala mu, ya."

SRING!!

Sekiganmaru berlari mendekati keiko yang berlumuran darah. "Terimakasih atas bantuanmu, Sekiganmaru, nah, kembalilah." Keiko membuka gerbang sihir dan sekiganmaru pun masuk ke dimensi nya.

"Nah, sekarang, tinggal membunuh kaisar, ya." Keiko berjalan dengan santai.

Sementara itu, Shiro disibukkan oleh Coenubia yang ukurannya semakin membesar, Seele trrluka cukup parah karena tubuhnya terpental dan menabrak besi tajam. Sementara itu, Fumika sedang mengobati Venena.

"Biar ku bantu, Issen."

SRING!!

"Shiro, Sebelum menyerang, Carilah titik lemah lawan, jika kau terus menerus menebas titik terkuat, yang ada kau akan bernasib seperti Nona Seele."

Ujar Keiko.

"Titik lemah?"

"Lihat, Ada bagian tubuh yang tidak terlapisi baja, kau hanya perlu menebasnya seperti ini, Skill: Tenryu Ransei."

Keiko menebas 5 kali berturut turut dengan kedua pedangnya.

"GRAAAAAAHHH!! SIALAN!!"

Monster itu hendak menerkam keiko, namun..

PLAK!!

Keiko menendang hidung monster itu.

"Aku tak mengerti, kenapa dirimu yang menjadi pahlawan sampai tidak tau kelemahan musuh?"

"Itu karena aku bertarung sambil memikirkan keselamatan istriku!"

"Jangan Bercanda, Fumika tidak terluka seditpun."

"Iya iya, baiklah, ini giliranku yang serius, SKILL: TRANSFORMATION: HALF DRAGON!"

Shiro menggunakan kekuatan naga Finstern untuk membuat Zirah.

"Ini dia, SKILL: BLACKHOLE."

Lubang Hitam, Shiro mengeluarkan Lubang hitam yang berukuran tidak terlalu besar. Mengikis Zirah milik Coenubia.

"Sialan."

JDAR!!!

Lubang hitam itu meledak dan membuat coenubia hancur. Keluarlah sosok humanoid dari kepingan tubuh monster itu.

"Jadi itu wujud aslinya." Keiko memasang posisi siaga tempur.

"Aku tak peduli, Akan ku habisi dia." Shiro melesat, namun.

"sayang sekali waktu ku habis."

Sssttttt

BRAK!!

Shiro yang hendak menebas makhluk itu malah menebas patung batu yang awalnya berada di pojok ruangan.

"Yah begitulah, ini adalah wujud asliku, nah, Jika kalian ingin bertemu denganku, temui aku di tempat itu, yah, itupun jika kalian sudah tak sayang dengan nyawa."

Seketika itu, Coenubia menghilang dari pandangan.

"SIALAN!"

"Sekarang apa?" Keiko menatap langit langit ruangan yang berlubang.

"Kita kembali ke Rokoko untuk mengobati yang terluka."

"Biar aku yang meminta bantuan pada Raja Elbano, aku yakin dia akan turut membantu, sedangkan, Ultimea akan ku serahkan pada anggota guild Hora Diomendea untuk mengelola tempat ini." Ujar Balft.

"Baik, terimakasih, Balft."

"Ya, Aku juga punya banyak hutang pada adikmu yang sudah menyelamatkan nyawa nona Triet, aku pergi dulu." Balft pergi beranjak.

"Lantas, bagaimana keadaannya?" Tanya Shiro setelah melihat istrinya yang bersusah payah menyembuhkan luka Venena.

"Ia sudah membaik, tapi Shiro-kun, kau punya hubungan apa dengan gadis ini?"

"Ia termasuk kelurga Nishikujou juga, tepatnya dia adalah putri dari bibiku, namun.. Ia diculik oleh petinggi Ultimea dan di bawa ke tempat ini untuk dijadikan wadah." Jelas Shiro.

"Petinggi Ultimea?"

"Siapa lagu kalau bukan si sialan Brahe."

"Tenang saja, aku sudah memotong tubuhnya dengan rapi, Tangan, kaki, kepala ku potong rapi." Keiko datang, Shiro baru sadar kalau gadis itu dipenuhi darah.

"Dasar Psikopat."

"Huft, lalu, mau kau apakan gadis ini?"

"Aku akan membawanya ke Rokoko, aku ingin dia tinggal di sana." Jelas Shiro. "Yah, terserah kamu saja, Warga juga takkan ketakutan jika kau menjelaskannya dengan Rinci."

"Begitulah."

"Shi...ro.." Venena bergumam. "Dari tadi ia hanya memanggil nama mu, Shiro-kun."

"Haha, Karena aku dan gadis ini pernah bertemu di alam kegelapan, dari sanalah aku ingat kalau dia adalah keponakanku sendiri."

Beberapa jam berlalu.

Shiro memutuskan untuk menelusuri lebih dalam istana ini, di setiap ruangan, ia selalu menemui pelayan yang meringkuk ketakutan.

Karena itu ia membawa para pelayan itu, dan mengumpulkan mereka di 1 tempat.

"Aku bertanya pada kalian, Selama ini, bagaimanakah sikap kaisar pada kalian?" Tanya Shiro, tak ada yang menjawab.

"Ah, sebelum itu, aku adalah Shiro Nishikujou, Kalian tau kan?"

"S-Shiro sama.."

Gadis kecil berambut putih panjang dengan sepasang Kuping Kucing, mengingatkan Shiro akan teman kecilnya.

"Ya, siapa nama mu?"

"Yuukira, Adik dari Yuukari."

"Kau adik Yuuka? Ternyata selama ini gadis itu menyembunyikan rahasia besar, aku adalah teman kecilnya lho."

"Saya tau, Onee-chan selalu menceritakannya."

"Begitu, kalau begitu, salam kenal." Shiro berjalan mendekat.

"Dengar semuanya, aku datang ke sini hanya untuk mengeluarkan coenubia yang berada di tubuh gadis ini, selama ini, selama 7 tahun ini, Venena hanya dijadikan wadah, jangan memendam benci padanya."

"Kami semua mengetahui itu, Shiro-sama, kami juga mengetahui kalau anda akan datang untuk menyelamatkan kami semua dari Coenubia." Seorang maid berambut pirang berbicara.

"Dengan ini, Aku mengatakan kalau mulai sekarang, Ultimea akan bekerja sama dengan Kota Kota lain dan menjadi tempat persinggahan sementara para petualang." Shiro menancapkan pedangnya.

"Shiro-kun." Fumika tersenyum.