Chereads / Parallel dimensional explorer: becoming another future / Chapter 27 - Chapter 8 part 1/3 Hubungan yang tidak di inginkan

Chapter 27 - Chapter 8 part 1/3 Hubungan yang tidak di inginkan

Sebuah kisah di masa lalu.

Ketika Renaldi masih duduk di kelas 8 Sekolah menengah pertama, walaupun sejak lama Renal menyukai membaca dan mempelajari, saat itu dia masih naif dan polos, pola pikir sistematisnya belum terlalu matang tetapi jauh lebih baik dari pada rata-rata anak seumurannya.

Keluarga Renal saat itu tinggal di pulau jawa.

Hari-hari Renal jalani selayaknya siswa biasa, mempunyai banyak teman dan rajin belajar begitulah yang dikatakan guru-guru.

Jarak dari rumah ke sekolah cukup jauh, sekitar belasan kilo meter, oleh karna itu Renal selalu menaiki kendaraan umum untuk sampai ke sekolah.

Hari yang panjang seperti biasanya, karna beberapa alasan Renal sering pulang sore hari, hari ini pun sama.

Dia menaiki kendaraan umum ketika pulang sambil memegang buku di tangannya.

Duduk dengan santai sambil menungu.

Meskipun hari damai seperti biasanya, selalu ada beberapa hal yang jarang terjadi dan hari ini adalah salah satunya.

"Tunggu apa yang terjadi?".

Kendaraan Renal berhenti, para penumpang di turunkan.

Didepan mereka semua, jalan tidak bisa di lalui, alasannya senderhana karna sisi jalan sepenuhnya ditutupi oleh truk pengakut barang, bagian depan truk hancur berkeping-keping.

Orang-orang yang turun bersama Renal melihat keramaian warga disekitar tempat kejadian.

Karna pihak keamanan belum sampai ke lokasi, sehinga menyebabkan kemacetan total pada sisi jalan yang dilalui Renaldi, membuat sopir menurunkan para penumpangnya.

Ini bukanlah jalan kota diamana banyak sekali cabang-cabang jalan yang bisa dilalui kendaraan umum, melainkan sebuah jalan utama diaman pada sisi pertama terdapat lautan luas sedangkan disisi satunya terlihat lahan pertanian sejauh mata mampu melihat.

Tujuan Renaldi untuk pulang kerumah, kini menyisakan dua pilihan, apakah dia jalan kaki melewati truk itu sambil berhadap ada beberapa orang baik hati mau mengantarnya ke tempat dimana jalur kendaraan umum berada atau kah pergi keseberang jalan ke arah sebaliknya dan memutuskan kembali ke sekolah lalu menginap satu malam disana.

Renaldi memilih pilihan pertama.

Melewati truk yang hancur itu lalu melihat kerumanan hanya menatap pria yang terbaring di truk, darah megenangi beberapa bagian truk.

"Tolong siapa saja... Tolong aku".

Pria itu masih hidup, dia merintih kesakitan.

Namun tidak ada yang menolongnya.

Kerumunan beserta Renaldi hanya menatap orang itu, beberapa ibu-ibu saling bergosip di sekitarnya sambil memasang wajah kasihan, ada juga beberapa orang mengabil gambar seakan-akan apa yang mereka lihat sangat layak untuk diabadikan.

Melihat moment itu Renaldi berkata.

"Ini terjadi lagi".

Seharusnya mereka menolong pria itu dari pada hanya menonton, betapa tidak bermoralnya mereka dengan hanya melihat tanpa bertindak seperti menujukan sisi gelap peribadi manusia.

Mungkin sebagian orang yang meyaksikan kejadian ini akan berkata demikian.

Sejujurnya itu sebuah kesalapahaman.

Mengapa?, karna sebenarnya orang yang mereka lihat saat ini tidak bisa lagi di tolong sekeras apapun mereka berusaha hasilnya akan percuma.

Jika tangan seseorang di sayat dengan pisau apakah itu sakit?, orang yang merasakannya akan mengatakan jelas itu sakit, bagaimana jika tangan seseorang dijatuhi sepotong batu bata apakah itu sakit?, ya ini juga sakit, lalu terakhir bagimana jika potongan bata itu di ganti dengan bongkahan baja, orang yang merasakan akan dengan yakin menjawab "itu bahkan jauh lebih sakit".

Dalam kecelakaan orang akan di hantam oleh bagian depan kendaraan, dengan kata lain potongan besi itu.

Hal terburuk akan menyebabkan kematian, namun ada juga kesempatan lainya dimana sedikit lebih baik dari pada kematian.

Orang itu mungkin akan selamat bila dia di tabrak truk di bagian depan meskipun sebagai gantinya tulang-tulang akan retak atau patah, meski tak sadarkan diri tapi dia masih memiliki kesempatan untuk hidup. .

Akan lebih baik jika itu yang terjadi tapi kenyataannya berbeda.

Orang yang kerumunan itu lihat masih sadar tapi tidak memiliki kesempatan hidup.

Pria naas sebenarnya terlindas roda, meskipun tidak seberat baja tapi menopang sebagian berat kendaraan.

Tepat di bagian bawah perutnya tak bisa lagi dilihat selain roda besar.

Lantas mengapa dia masih sadar, selama otak atau jantungnya masih mengalirkan darah seseorang masih memiliki kesadaran.

Sama seperti ketika seseorang di tusuk pada bagian perut lalu pisau menancap tanpa di cabut, orang itu akan memiliki kesempatan hidup lebih lama dari pada saat pisau itu di cabut.

Sambil menyaksikan rintihan Renal berkomentar.

"Bukankah lebih baik kita membantunya?".

Orang di sekitar Renal tesentak kaget, salah satu dari mereka berkata pada Renal.

"Kau saja yang membantunya nak".

Semua orang merasakan hal sama, mendengar kata "menolongnya" hanya merujuk pada satu cara untuk mengakhiri penderitaan.

Sudah cukup dengan omong kosong tidak berguna Renaldi segera pergi menjauh.

Dengan beberapa usaha akhirnya ada orang baik yang mau memberi Renaldi tumpangan sehinga dirinya bisa pulang ke rumah.

Sebenarnya ini bukanlah pertama kalinya Renal melihat kejadian itu bahkan di masa lalu ada yang lebih buruk.

Mirip dengan kejadian barusan moment saat pertama kali Renal menyaksikan kengerian terasa berat bagi Renal kecil.

Itu terjadi pada siang hari yang cerah ketika Renal duduk santai di kendaraan umum sambil membaca buku, tiba-tiba suara bising memekakan telinga lewat di sampingnya, pengendara motor lewat berusaha untuk menyalip.

"Si Bodoh ini" berkata demikian sambil berekspresi kesal.

Pengendara motor meningkatkan kecepatanya meliuk-meliuk melewati setiap mobil, mengagu tiap kendaraan yang dilewatinya.

Tapi bukan itu yang membuat Renal kesal.

"Jika dia tidak menurunkan kecepatan itu akan berbahaya, karna didepan sana---".

Sebelum Renal bisa berkata lagi ketakutannya menjadi kenyataan.

Pengendara motor melewati kendaraan yang di tumpangi Renal, sebuah lubang di jalan raya ada disana.

Tampaknya si pengendara tidak tahu, segera setelah dia melihat semuanya sudah terlambat, roda motor mencapai lubang lalu pengendarapun terjatuh.

TEPAT DIDEPAN KENDARAAN YANG RENAL NAIKI.

Segera sopir menginjak Rem sekuat tenaga sambil memutar kendalinya ke samping, benturan kecil terasa oleh para penumpang.

"Apa kita menabraknya?" tanya sopir kepada para penunpang.

Para penumpang termasuk Renal menujukan Ekspresi beku seakan tak percaya.

Untuk mengecek apa yang terjadi, Renal orang pertama yang turun dari mobil.

Ketika sepatu Renal menyentuh jalan raya, noda darah menyebar di bawah kakinya dan jika itu belum cukup buruk maka pemandangan isi perut berserakan melengkapi semuanya membuat perasaan tidak nyaman kususnya untuk anak sekolah yang masih polos. sejak hari itu Renal melihat dan merasakan apa artinya kata Trauma, dia pulang kerumah sambil memasang tatapan aneh setelah kejadian itu beberapa hari Renal tidak masuk sekolah.

Kaka perempuan Renal kawatir, meskipun misalkan Renal dibawa psikolog sekalipun tidak akan berarti apa - apa, yang dia butuhkan hanyalah perhatian kaka perempuannya.

"Sudahlah tak perlu dipikirin lebih lama lagi, kaka disini menjagamu".

Renal kecil memeluk kaka perempuanya kemudian menangis layaknya anak sekolah dasar.

Kejadian setelahnya tidak terlalu berat karna dia sudah mulai terbiasa melihat kengerian ini.

Bulan-bulan berikutnya Renal jalani dengan normal sampai ketika emosi memenuhi dirinya, alasanya karna dia secara tidak sengaja mendengar guru-guru di dekatnya berbicara satu sama lain tentang masa lalu ketika berada di kantin sekolah.

"Kau tau bu Nana, pas debat politik lagi panas-panasnya semasa kita sekolah dulu".

"Oh waktu itu ya, kalo ga salah pas waktu itu ya".

Yang bisanya Renal bersikap rasional tetap saja memiliki kelemahan waktu dia masih kecil, emosinya masih belum terkendali sebaik dirinya dimasa depan.

Renal kecil polos dan naif mendengar suatu topik yang sangat mengangu.

Tanpa sadar dia berbicara dengan wajah kesal.

"Para politikus sialan yang mengatakan membangun jalan itu tidak perlu atau tidak tepat sasaran hanya karna ingin tampil berbeda dengan lawan politiknya, sesekali perlu merasakan rasa aspal di atas lidahnya".

Mencengkram sendok di tanganya sekeras mungkin untuk melampiaskan emosi terpendam.

Terdengar seperti pembicaraan biasa di antara para guru, tetapi bagi Renal pribadi melihatnya dengan cara yang berbeda.

Di akhir pembicaraan para guru mereka kemudian tertawa kecil bersama.

Orang biasanya akan melihatnya biasa saja namun bagi Renal itu membuatnya bertanya-tanya.

"Mengapa mereka tertawa?, aku tidak mengerti mengapa mereka tertawa seperti bukan apa-apa".

Rasa penasaran Renal tumbuh ke tingkat lebih tinggi.

Pada tingkat ini Renal mulai tertarik mempelajari psikologi manusia, memberikan satu lagi ilmu pengetahuan untuk dia dalami selain ketertarikannya akan teknologi.

##########################

Kembali ke masa Renal sekarang.

Tepat di salah satu Kota Kekaisaran, Renal duduk santai di atas gedung tinggi, bila melihat kebawah dia akan bisa melihat sebagian besar wilayah kota yang diterangi cahaya pada gelapnya malam hari.

Memegang tablet sambil melihat Vidio yang terhubung secara langsung dengan Fox.

Didalam gambar ada sekumpulan pria berpakain hitam.

"Jadi waktu Operasi lebih sering dimalam hari, Oh sepertinya mereka berencana menyelesaikan ini dengan cepat".

Renal menyetuh sebuah alat di telinganya kemudian memerintahkan.

"Fox, masuk ke mode kamuflse lalu ikuti mereka ambil tiap data pada saat mereka sibuk mencuri data lainnya dan segera pergi ketika mereka sudah selesai".

"Dimengerti Tuan Renal".

Bila seseorang atau sekolompok orang memiliki tujuan sama, mereka memiliki kesempatan untuk bertemu cukup tinggi dan itu yang Renal alami.

Sekelompok orang yang dilihat Renal entang mengapa memiliki tujuan yang sama dengannya, ini terjadi beberapa hari lalu ketika menyadari seseorang yang pernah dia lihat terkadang muncul dihampir setiap tempat tujuan Renal, membuat dia harus menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.

Baru kemudian di ketahui setelah foto dan fidio yang diambil Fox pada hampir setiap tempat Renal pernah datangi ternyata ada orang-orang itu juga.

Ini membuktikan bahwa mereka memiliki kepentingan sama persis.

(Tidak ada yang lebih efesien dari pada memanfaatkan organisasi berpakaian hitam itu, aku tidak tahu tujuan akhir kalian apa tapi aku berterima kasih kalian akan membuka jalan tanpa campur tanganku, ini sempurna, aku sekarang tidak harus menghawatirkan kemungkinan dicurigai karna terlalu sering muncul di lapangan).

Rasa terimakasih memenuhi diri Renal langsung di arahkan untuk mereka.

Dilihat dari manapun menurut Renal berdasarkan tujuan dan cara beroprasi mereka, tampaknya orang-orang itu merupakan Intelejen dari Fraksi Politik atau Negara lain.

Mungkin juga orang-orang berfikir rencananya berjalan sempurna tanpa diketahui siapapun seakan mengendalikan segala sesuatu dari balik kegelapan, orang-orang bersenjata lengkap serta sangat profesional itu tidak lebih dari petugas pembimbing jalan bagi Renal yang melihat semuanya.

Ini adalah kerjasama satu arah diamana pihak Renal di untungkan tanpa menderita kerugian.

Sementara itu pihak lain terkadang harus membayar harga.

Mengambil tropong canggi dari dalam tasnya untuk melihat sekitar.

Rupanya ada pergerakan lain yang menuju ke lokasi Fox saat ini, orang-orang itu terlihat seperti tentara keamanan kekaisaran, memiliki seragam warna biru gelap lalu di pundak terdapat pangkat sementara pada bagian lengan adalah indentitas angkatan.

"Gawat, para amatir itu akan segera di bantai".

Ada tiga kelompok intelejen sejauh yang dia tahu, mungkin bagi orang biasa kelompok-kelompok itu tidak ada bedanya tapi bagi Renal yang mengetahui segalanya dari balik kegelapan tahu bahwa mereka semua sepenuhnya berbeda.

Kelompok pertama adalah kelompok yang Renal perhatikan selama ini, mereka beroprasi cukup terstruktur dan masif terkadang juga beroprasi pada siang hari untuk mengumpulkan informasi lalu pada malam harinya melancarkan oprasi, kelemahan mendasar dari kelompok ini terdapat pada jumlah mereka sehinga tidak lama bagi orang seteliti Renal untuk menyadari keberadaan mereka dan tak lama setelahnya mampu meperediksi waktu oprasi mereka berdasarkan data dari Fox yang Renal pernah periksa.

Kelompok kedua terdiri dari intelejen kekaisaran, satu hal yang membuktikan semua itu adalah karna mereka tidak berupaya mencuri data melainkan menjaganya, terkadang oprasi kelompok pertama di gagalkan oleh mereka, ini kelompok yang Renal sangat hindari karna mereka membantai setiap anggota kelompok pertama ketika berhasil ditangkap.

Siapa yang tahu jadi apa Renal nantinya bila kelompok kedua menyadari seseorang melihat semuanya dari atas.

Tentu saja meski kelompok pertama di bantai Renal tidak akan membantu, tidak ada alasannya melakukan semua itu.

Renal hanya melihat dan menungu bidak liar yang dia temukan entah dari mana saling berselisih sambil menungu kesempatan datang.

Sementara untuk kelompok ketiga adalah kelompok spesial, elit di antara para elit, meskipun memiliki jumlah lebih kecil bila di bandingkan kedua kelompok tadi berdasarkan faktor keahlian, efesiensi dan kefektifan jelas jauh di atas keduanya, mereka kelompok andalan Renal, hanya saja sangat sulit untuk membaca pergerakan mereka sekalipun Fox ikut membantu.

"Hari ini gagal, mereka akan habis dalam sekejap".

Seperti yang di katakan Renal satu persatu kelompok pertama jatuh dan bersimba darah, beberapa di antara mereka di tembak tepat di kepala sementara sebagian besar mati karna luka tembak pada bagian dada.

Orang-orang kelompok pertama yang selamat segera berlindung dari balik tembok sambil sesekali membalas tembakan, korban berjatuhan dari kedua kelompok ini akan berakhir berdasarkan kuantitas karna tingkat keahlian mereka tidak jauh berbeda.

Hanya masalah waktu sebelum kemenangan di raih oleh tentara kekaisaran yaitu kelompok intelejen kedua.

Menyadari misinya gagal Renaldi memerintahkan Fox.

"Misi gagal kembali kemari, kita lanjutkan di hari berikutnya".

#################################

Pagi hari.

Seorang wanita dewasa berjalan-jalan di kota, wanita ini memiliki rambut perak berkilau wajahnya sangat cantik dengan tinggi sekitar 170cm, proporsi tubuhnya pas serta terlihat begitu menawan, sementara di bagian tengah itu tampak berukuran D, wanita ini memberi kesan kedewasaan murni, seorang wanita kantoran yang seksi mungkin kata tempat untuk mengambarkannya jika dia memakai seragam kerja.

Wanita ini berumur 26 tahun.

Dia memakai pakaian ketat namun tertutup dengan jaket berbulu.

Tia Von Stevanov itu namanya lengkapnya.

Tia saat ini menikmati suasana perkotaan, hari libur yang dia nanti dalam waktu lama akhirnya terwujud.

Menghirup udara cukup pelan untuk menghilangkan kelelahanya.

"Melatih tentara yang masih hijau untuk menjadikannya pilot unit lapis baja cukup membuatku gila".

Pada kenyataanya Tia tidak terlalu berbakat melatih orang, dia lebih suka meratakannya.

Wajah Tia sebenarnya terlihat tegas namun dingin.

Pesan masuk dari ponsel Tia, kemudian mengambil lalu mengecek siapa pengrim pesan.

Suasana hati Tia tiba-tiba bahagia.

"Lina".

Itu pesan dari adik kandung Tia yaitu Lina Stevanov, Tia saat ini bertujuan untuk ke Mall untuk membeli sesuatu meskipun bisa saja dia memasan secara onlen menandakan hal lain, Tia ingin merasakan segarnya udara kebebasan itu salah satunya semntara yang satunya lagi.

"Hari ini hadiah macam apa yang cocok buat Lina, aku akan memberikanmu kejutan luar biasa tungu saja".

Bagi Tia, Lina merupakan satu-satunya keluarga yang dia miliki, kedua orang tuanya telah meningal sejak mereka kecil.

Tia menghidupi mereka berdua dengan mendaftar secara sukarela untuk menjadi tentara kekaisaran.

Hari-hari berat bagi Tia sebagai seorang kaka berlalu begitu saja, tidak ada yang lebih penting dari pada kebahagiaan adik perempuannya.

Mengingat hari-hari di masa lalu dia merasa bernostalgia dengan kota ini.

Angin berhembus mengibaskan rambut panjang Tia dengan angun.

Moment yang sangat indah untuk di abadikan.

Tapi ketika itu terjadi dia menyadari sesuatu.

"Owh, jepit rambutku terlepas, jepit rambut hadiah dari Lina imutku".

Tia terlihat kawatir, dia segera mencari ke berbagai arah.

"Pasti baru saja terjatuh di dekat sini".

Memeriksa setiap jalan yang di lewati sambil bertanya-bertanya pada orang.

Waktu berlalu beberapa saat.

Seseorang medekati Tia saat dia berjongkok memperhatikan sekitar, berdiri tepat di hadapannya kemudian mengulurkan tangan.

"Apa ini yang kau cari Nona?".

Tia melihat ada jepit rambut miliknya di tangan pria itu.

Moment ini seakan-akan suratan takdir yang dipalsukan dengan kata kebetulan.

Kebetulan yang sangat klise.