Chereads / Parallel dimensional explorer: becoming another future / Chapter 3 - Chapter 1 Part 3/4 keseharian yang kelam

Chapter 3 - Chapter 1 Part 3/4 keseharian yang kelam

Angin kencang berhembus begitu kencang.

Saat ini malam hari hari.

Malam yang tenang dan sejuk atau lebih tepatnya dingin.

Bila melihat ke atas dari posisi sekarang, maka akan terlihat bintang-bintang di langit gelap sangat indah, tiada awan yang menghalagi panorama bintang di langit.

Dan kemudian memandang kebawah maka akan terlihat sebuah kapal besar mengambang diudara.

Di sebuah hanggar kapal, lebih tepatnya kapal yang mengapung sedikit di atas permukaan laut.

Kurang lebih 50m antara bagian bawah kapal itu dari permukaan laut.

Apalnya itu sangat besar, kurang lebih mirip dengan kapal pengakut batu bara dari segi ukuran bila di pandang oleh mata, namun bila ditanya tetang beratnya.

Maka jawabnya sangat sulit untuk di jawab, kenapa karna kapal itu melayang di langit seolah-olah tidak mempunyai berat sama sekali.

Sebuah desain kapal yang tidak ada di zaman ini.

Ngomong-ngomong di atas kapal ada dua orang yang saling berbincang.

Dua-duanya pria.

Yang satu mengunkan setelan jas hitam, satunya lagi mengenakan pakaian putih menyerupai kemeja berjubah tapi itu adalah pakaian yang sangat aneh, ketimbang baju biasa lebih tepatnya di sebut kosplay.

baju itu berwarna putih tapi dengan sedikit warna ungu pada beberapa bagian, kata keren merupakan komentar yang pas untuk menyebutnya, orang normal akan berfikir bahwa itu sudah pasti semacam cosplay.

Kedua pria melihat lurus ke lautan, dari sisipandang nya akan terlihat sebuah cahaya samar-samar dari sebuah kota.

Jarak antara kapal dan kota itu sejauh mata mampu memandang.

Malam tenang tak berawan, sehinga harusnya kapal sebesar ini mampu terlihat dalam jarak jauh sekalipun, tapi mengapa tidak ada sedikitpun yang curiga, alasanya bermacam-macam, pertama mungkin karna saat itu malam hari dan perairan tersebut jarang di halui kapal, kemungkinan kedua bendang tersebut terlalu tidak masuk akal bila di lihat mengigat benda sebesar kapal melayang diatas udara, namun itu tidak menjelaskan tentang tidak adanya kapal militer yang petroli seharunya ada satu atau dua kapal yang mampu menyadari keberdaan kapal terbang ini.

Kebenaran dari semua itu adalah, karna kapal ini sendiri tidak bisa dilihat.

Yah tidak bisa dilihat, ada semacam mekanisme di kapal yang mampu membelokan cahaya, ketika partikel futon-futon yang menjadi dasar dari pandangan mata mahluk hidup di belokan maka selanjutnya adalah sebuah pertanyaan akan keberadaan suatu objek, dimana kata yang tepat untuk mengambarkan itu adalah " ada namun tak terlihat", itu mungkin di maksudkan sebgai kamuflase dari hal-hal yang tampaknya membahayakan, ini masuk akal mengapa tidak ada satupun keributan tentang objek sebesar kapal terbang di langit.

Wajarnya bila ada suatu fenomena akan ketidak jelasan sesuatu manusia cenderung mencari tau, walaupun itu mungkin berbahaya.

Termasuk keberadaan kapal ini.

Suatu teknologi super cangih, sehinga kesan kapal sciene fiksi di filem-filem itu tidak ada apa-apanya dengan keberadaan kapal ini.

Satu hal lagi yang lebih misterius, adalah orang-orang yang didalamnya.

Apakah mereka manusia atau tidak, itu yang akan di pertanyakan dalam benak setiap orang.

Namun kebenaranya adalah mereka manusia juga, seligus menambah daftar kejangalannya.

Salah seorang dari mereka menyilangkan tanganya, itu akan terlihat seperti dia akan memulai suatu pembicaraan.

Kemudian pria berjas hitam berbicara.

" Aaaaaahh,.... berapa lama kita akan disini?"

" Tunggu sebentar lagi..."

" Kapan?"

"Di depan itu kota kelima kita kan,... nanti kalau memenuhi target kita akan pergi"

" Oo baiklah... ngomong-ngomong kali ini dapet anggota baru?"

" Bisa saja, kalau memang individu di kota itu ada yang potensial"

" Kalaupun memang ada ,semoga saja orang baru ini tidak menyebalkan, seperti bocah pemalas itu"

" Bagaimana leon bila kau sama dia pergi bersama?"

" Kau tau kan bocah itu ga mungkin mau, untuk pergi selangkahpun ke tempat antah berantah"

" Sesama rekan itu tidak boleh saling bermusuhan leon" mengatakan itu sambil sedikit mengelengkan kepalanya.

" Hah!!, bukanya dia duluan yang memulai, bocah sombong itu mesti di kasih pelajaran"

" Hmm... kalian berdua memang ga ada bedanya"

Angin berhembus, membuat rambut kedua pria itu menari di terpa angin.

Harus diakui mereka berdua masuk kategori pria tampan, sehinga bila ada seorang wanita lajang lewat didepan mereka hampir pasti akan melirik sejenak.

Satu hal yang mencolok untuk membedakan mereka mungkin rambut dan pakaianya. yang di pangil leon memiliki rambut hitam pekat dan yang satunya memiliki ramput putih bersinar.

Seharusnya angin laut membuat seseorang kedinginan.

Namun mereka berdua tidak terlihat begitu.

" Mungkin sudah saat untuk kita pergi"

Yang berbicara itu adalah pria berambut putih.

Leon membalasnya.

" Kalo begitu ayo pergi, cepat lakukan dan selesaikan"

" Yah, kita harus persiapan dulu kan, santai saja"

" Aku hanya harus menjagamu kan, tidak lebih dari itu"

" Kalo kau mau, kau bisa bertukar peran denganku"

" Cih, kau tau sendirikan aku tidak suka hal-hal rumit begitu"

" Heee.. setidaknya sedikitlah belajar, akan berbahaya bila kau tidak mendapat apa-apa"

" Setiap orang punya peran masing-masing ingat, peran ku adalah menjagamu dan peranmu adalah peneliti, itu sudah cukup"

" Cobalah sedikit, aku jamin kau akan mengerti betapa indahnya ilmu pengetahuan, ketika kau berhasil mengpelajari suatu ilmu maka akan muncul ilmu baru, ketika kau menyelesaikan masalah maka akan datang masalah baru, trus menerus dimana sensasi itu terasa seperti jatungmu berdetak semakin kencang dan predaran darah di otakmu semakin lancar, aahhh... sensai yang patut dinamakan dengan kata CINTA, dimana hasrat yang terpendam dalam otakku dapat terus di penuhi, kekeke"

" Dasar maniak, aku bukan orang gila sepertimu ingat"

Sekilas, terlihat jelas bagaimana kepribadian kedua orang itu, yang satu adalah seorang maniak ilmu pengetahuan, satunya lagi adalah orang biasa yang tidak suka hal-hal merepotkan.

Dari sekian banyaknya tipe manusia, dari yang baik sampai yang jahat, dari yang pemalas sampai yang rajin, dari yang pemarah sampai penyabar, corak yang memenuhi dunia ini.

Begitupulalah ketertarikan manusia akan suatu hal, banyak sekali variabelnya, misalnya cara pandang manusia memaknai apa itu cinta, dimana sebagian orang memaknainya cenderung ke hal-hal yang berbau romance, dan sebagian lagi memaknainya kedalah hal-hal yang cenderung ke arah kekayaan materi, adapula yang memaknainya dalam hal seksualitas, baik buruknya itu tergantung presepkftif masing-masing, setidaknya untuk kebernaran yang dilakukan dunia ini, namun apakah itu kebenaran sejati, jawabnya adalah tidak, lalu apakah kebenaran yang di anut sebagian besar individu adalah kebenaran sejati, jawabnya sekali lagi tidak, lalu kebenaran yang sejati itu bagaimana, bila di dipikirkan dan dicari tahu maka tidak akan ada habisnya, dan sejarah membuktikan itu semua, terlalu banyak variabel taktentu, yah sangatlah banyak.

Tapi bukan berati kita menjadikanya sebgai pembenaran akan sikap acuh tak acuh sesorang, kepedulian sesama walaupun merepotkan tapi hasilnya nyata baik untuk kita dan orang lain, kedamaian itu indah tapi tidak mutlak untuk setiap orang, akan selalu ada cikal bakal dari sebuah perselisihan dan kejahatan, ini mungkin sesuatu yang tidak bisa di hapuskan dari dunia ini, bagaikan dua sisi dalam satu koin, namun walapun hal itu mutlak akan trus ada di dunia ini bukan berarti di biarkan begitu saja harus selalu ada tindakan pencegahan dan kepedulian salah satu kuncinya.

Dengan berakhirnya perbincangan membosankan itu, kedua pria itu pergi bersama ke pintu masuk pesawat.

Koridor kapal adalah tempat yang cukup besar, sangat luas.

Bila ditanya ukuranya berapa, luasnya itu memungkinkan untuk sebuah truk tambang raksasa, tidak heran mengingat seberapa besarnya kapal ini, di tiap bagian atas terlihat secerca cahaya samar namun cukup terang untuk menyinari koridor.

Mereka berjalan menyelusuri koridor dengan santai.

Kemudian leon bertanya.

" Jadi target kita apa kali ini"

" Tentu saja teknologi"

Bertanya sesuatu yang sudah pasti kepada si maniak ini, bila kau ingin bertanya pada sesorang maka tolak ukur kedekatan keduanya bisa tercermin dari seberapa tepat tebakan keduanya dalam hal memperhitungkan jawaban yang diberikan oleh lawan bicara.

Mereka adalah sahabat karib yang sudah bersama dalam waktu yang lama.

Tak butuh waktu lama hingga mereka memasuki ruangan hangar kapal.

Disana terdapat semacam pesawat kecil yang mampu mengangkut maksimal duapuluh orang, kapal itu berbentuk seperti sebuah helocopter yang punya bentuk seperti pesawat kecil lengkap dengan baling-baling di kiri dan kananya, orng akan berfikir ini mungkin adalah pesawat militer yang mampu bergerak cepat di ketingian udara maupun di ketingian rendah, kapal itu berwarna putih di balun warna hitam pada beberapa sisinya.

Ngomong-ngomong di hangar itu ada tiga lagi yang mirip, hanggar yang memuat tiga pesawat kecil pengangkut.

" Oke,, mari kita berangkat sekarang"

###############################################

Pada malam hari yang tenang.

Dibawah bintang langit malam.

Walaupun malam hari tapi bukan berati gelapnya menelan apapun, disana ada cahaya terang perkotaan.

Kota yang ramai, dipenuhi cahaya pada setiap sisinya, cahaya itu bisa berasal dari gedung-gedung, atau juga karna mobil dijalanan kota.

Mobil-mobil kesana kemari kiri ke kanan, depan dan belakang, bukti ramainya jalanan kota pada malam hari.

Satu hal yang mesti di catat adalah sebagian besar mobil di kota ini mengunakn listrik.

Dimana ini adalah suatu trobosan yang sangat maju, cepat,murah,ramah lingkungan juga lebih efesien ketimbang mobil konfensional.

Hampir tidak terlihat mobil penguna bahan bakar fosil.

Salah satu alasanya mungkin tentang sedikitnya pombensin yang mempunyai setok.

Mobil jenis ini juga di angap jadul.

Selain mobil pribadi, juga ada mobil angkutan umum sejenis bis kota.

Bis yang melaju pada jalur, begitu tertata.

Orang-orangpun masuk kedalam bis-bis di terminal.

Mungkin ini lah penyebab tidak adanya kemacetan di kota, padahal penduduknya sangat banyak.

Bisnis ankutan umum sangat tumbuh subur disini.

Sama halnya dengan mobil pribadi bis juga mengunakan tenaga listrik.

Suara kendaraan relatif senyap, namun masih terdengar walaupun sedikit.

Tidak hanya mobil tapi suara kereta listrik pun terdengan ketika melewati relnya, yang terdengan hanyalah suara angin yang menerpa bukan suara bisingnya mesin.

Yah ini adalah kereta cepat, hampir sebanding dengan hyperloop, dimana mekanisme mesinya tidak mengunkan sepenuhnya tenaga mesin melaikan mengunakan medan mangnet sebgai pengerak, ada beberapa cara untuk mengerakan sebuah kereta mengunakan medan mangnet, bisa dengan menariknya, konsep sederhanya adalah beberapa bagian atau alat di bawah kereta yang bisa menciptakan medan magnet kemudian ada juga beberapa bagian rel keretanya, simpelnya kedua mangnet antara kereta dan rel akan di aktifkan dalam suatu kondisi tertentu dan waktu tertentu dimana bila di aktifkan medan mangnet akan menciptakan suatu gaya tarik menarik yang sangat kuat setiap kali kereta mencapai titik tarik magnet rel, maka mangnet rel itu akan di hilangkan gaya magnetnya kemudian berpindang ke bagian lainya, terus berulang-ulang sampai mendekati tujuan, bila dianalogikan makan akan seperti pelari estafet di suatu perlombaan, dimana tokatnya melambangkan kereta sedangkan orangnya melambangkan rel medan magnet.

Cara kedua ada pada rodanya, itupun bila punya roda, bagian dari roda kereta itu akan memancarkan medan magnet yang menarik rel di bawahnya pada suatu kondisi tertentu, dimana tiap beberapa derajar dari rel itu adalah satuan yang berpisah namun menempel, ini di fungsikan untuk menarik bagian yang di aktifkan medan magnet sehinga bergerak kedepan mengikuti jalurnya, hal itu terus menerus berulang, satu hal lagi yang mengagumkan adalah kecepatan pengaktifkanya selama sepersekian detik hingga mampu menciptakan putaran sempurna, tentu saja hal rumit ini pasti mahal maka sipembuat mendesainya hanya pada roda bagian depan tidak bagian belakang agar lebih murah produksinya, dimana bagian belakang hanyalah roda biasa.

Trus yang ketiga bebeda dengan yang lainya, cara ini hanya bisa dilakukan bila kereta itu ada pada semacam jalur yang terisolasi dari luar, singkatnya jalur berbentuk kubah panjang di setiap bagian jalur, didesain menyerupai lingkaran pada ujungnya memungkinkan untuk di letakan semacam beberapa bagian kubah dimana di fungsikan untuk menarik magnet pada kereta, mirip seperti caya yang pertama tapi cara ini tidak menempatkan magnet pada roda kereta, hanya pada sisi depan kereta saja sehinga bagian depan kereta yang menerima gaya tarik menarik dari bagian kubah mampu melaju dengan cepat, salah satu penyebanya adalah kecilnya keratapan udara didalam kubang ketimbang diluar yang seringkali kereta yang dioprasikan harus didesain sedemikian rupa suapaya dapat menguragi tekanan udara agar lebih cepat, maka inilah keuntungan kreta cepat didalam kubah.

Ini adalah teori yang dipirkan oleh renaldi pada saat ini.

Dia memandang dari balik jendela apartemenya melihat jalanan kota yang ramai.

" Malam hari seperti biasanya"

Melihat kebawah, ada buku yang dia pegang.

Bukunya lumayan tebal, bila diperhatikan maka orang yang terbiasa membaca buku akan tahu seberapa banyak halaman di dalamnya.

Sekitar 3000 lebar atau lebih.

Buku itu di tutup oleh renaldi.

Memperlihatkan judul bukunya.

Disana tertulis " latihan soal ujian masuk perguruan tinggi"

Yah, itu adalah buku latihan soal.

Sehabis dirinya gagal tahun lalu, tidak serta merta dirinya menyerah.

Setiap minggu dia belajar, mungkin hampir setiap hari.

Untuk mempersiapkan ujian masuk, dengan nilai bagus.

Orang secerdar renaldi, sangat sulit dibanyakan bahwa dia kan akan gagal ujian masuk.

Alasanya kenapa.

Atau mungkin pada saat itu renal dalam situasi yang tidak mendukungnya.

Mungkin juga pada saat itu adalah saat dia terpuruk.

Tapi kenapa.

" Seharunya aku tidak diam saja waktu itu"

Kamar renaldi berantakan.

Dimana kertas-kerta berserakan disana-sini.

Bila seorang pencinta lingkungan melihat ini maka dia akan memandang renaldi dengan tajam.

Hal ini mungkin di sebabkan tindakan pemborosan dengan kerta ini menyiayiakan tiap pohon yang di tebang untuk membuat sebuah kertas.

Dibanding pegunaan kertas orang lebih cenderung mengunakan smartphone untuk mencatat sesuatu, dan ini juga mampu mengurangi penebangan pohon, sekaligus sebagai argumen yang kuat untuk para pencinta lingkungan.

Tapi yang dilakukan renal sebaliknya.

Kamar yang dipenuhi kertas berserakan dan buku disana-sini.

Tepat dilakang renaldi ada banyak sekali tumpukan kertas.

Dia mengambil salah satunya.

Memandang kertas yang berisikan tulisan.

Bila di lihat dari depan maka ekspresi renaldi menujukan sorot muka datar.

Tapi di balik semua itu ada kesedihan yang begitu dalam.

Hal ini d buktikan dengan tangannya mengengam erat kertas itu.

Kalau itu blum cukup, maka bukti lainya adalah tangan yang mengengap dada kirinya tepat di hati.

Cengkeraman yang begitu kuat.

Mungkin ini di maksudkan untuk mengurangin rasa sakit di hati.

Namun tidak berefek sama sekali.

Dadanya sesak, sedikit keringat mengalir dari pipinya.

Walapun tidak ada satu tetes pun air mata yang jatuh.

Tetapi kesedihan sangat bisa dilihat bahkan oleh anak kecil sekalipun.

" Huf, seharusnya aku membakar surat-surat ini dan melupakan semuanya"

Matanya kembali melihat ke kertas.

Disitu ada tulisan.

Bunyinya seperti ini, " ada sesuatu yang ingin aku sampaikan, jujur aku ingin menyampaikan hal ini secara langsung, tapi tidak ada waktu untuk itu dan aku tidak sabar untuk menyapaikan hal ini kepadamu, jadi aku putuskan mengatakanya lewat surat ini."

Yap, itu surat cinta dari sesorang.

Tapi apa benar itu surat yang di tujukan untuk menjadi sepasang kekasih.

Kisahnya ada pada satu setengah tahun yang lalu.

Dimana pada saat itu renaldi masih bersekolah.

Sekolah yang damai, hari-hari sekolah di penuhi kebahagiaan, ada banyak teman-teman disampingnya, bercanda tawa bersukaria.

Renal dikenal siswa yang pandai disekolahnya.

Masa-masa penuh semangat.

Senyum ceria renal tanda kebahagiaan, selalu di tunjukan pada setiap pagi.

Masa-masa indahnya seorang manusia.

Tidak memikirkan kesulitan ketika lulus nanti tapi lebih ke menikmati masa sekarang.

Itu mungkin akan berguna bila dengan takaran yang tepat, tidak jomplang di salah satu sisinya.

Memikirkan masa depan sembaring menikmati masa sekarang, mungkin adalah pilihan yang tepat.

Itulah pikiran renal pada masa ini.

Tidak pernah ia memikirkan suramnya masa depan, memang baik untuk trus berfikir positif namun mesti pada takaran yang rasional.

Renal adalah pribadi yang optimis pada masa ini.

Pribadi yang bertolak belaka dengan masa depannya.

Hidupnya begitu lengkap, selengkap lengkapnya kehidupan ideal seorang siswa.

Orangnya pintar, punya banyak teman, keluarga yang tidak kekurangan, serta masa depan yang menjanjikan.

Dan yang lebih penting lagi, adalah kehadiran seorang pujaan hati.

Seorang perempuan yang dia cintai, turut menyempurnakan hidupnya.

Pacaran selam hampir tiga tahun.

Dia bahkan sempat berfikir tentang dirnya menikah dan punya tiga orang anak dengan orang terkasihnya itu.

Berfikir jauh kedepan, membayangkan gambaran ideal akan hidupnya.

Kebahagiaan yang akan dia proleh di depan mata.

Serta dia juga bersumpah pada dirinya yang optimis itu untuk mewujukan impianya itu.

Tapi kenyataan berkata lain.

Impian dan harapan yang dia cita-citakan itu rusak menjadi debu.

Tak ada satupun bekas, seolah-olah tidak pernah ada sama sekali.

Itu di awali dengan sebuah surat.

Surat itu banyaknya hampir satu lembar.

Satu hal yang berbekas dalam hatinya setelah membaca surat itu adalah rasa kecewa dan sakit hati.

Bagian yang paling krusial pada kalimat di surat adalah kalimat yang berbunyi, " ini mengenai hubungan kita, ada rasa bersalah terhadap kamu, sedari awal aku memang tidak benar-benar yakin dengan perasan suka ini karna masih ada orang lain dihatiku,"

Kalimat yang lazimnya dituliskan ketika ingin putus.

Bukan renal bila langsung menelanya mentah-mentah.

Esok harinya ketika dia di sekolah, dia ingin menemui kekasihnya untuk bisa menyampaikan langsung maksud dari surat itu.

Walapun sebenarnya sangat jelas pada surat itu.

Tapi iya tetap kekeh ingin mendengarnya secara langsung.

Mungkin ini tindakan renal untuk menolak percaya pada kenyataan.

Pikiran optimisnya di uji pada saat-saat ini.

Tidak heran bila renal menolak kenytaan ini, mengingat sangat dalam cintanya.

" Apa ini sebenarnya?"

" Bukankah sudah jelas"

" Tidak mungkin kan"

" Yah, aku mau kita putus"

"Tapi kenapa, bukan-- kah, kita selalu ber---sama, akalu memang ada salah dari diriku aku minta maaf pada mu, tolong--- jgan tingakan aku" sambil mengatakan agak terpatah-patah.

" Masalahnya aku tidak pernah mencintaimu sama sekali"

" Tidak sekalipun?"

"Ya, tidak sekalipun"

Menusuk begitu dalam pada hatinya.

Menolak untuk percaya.

Berakhirlah, impianya.

Satu hal yang menyakitkan, sesaat dia berfikir apa orang yang ada dihadapanya merupakan tiruan.

Salah perhitungan dalam suatu hubungan percintaan, dapat berakhir dengan menyedihkan.

Bagi sebagian pria, akan mencemooh tindakan menyedihkan renal yang tanpa wibawa saat ini, yah tidak salah untuk berfikir seperti itu, tapi setiap orang berbeda-beda dalam menyikapai percintaan, ada yang sampai menyerahkan segalanya hanya untuk cintanya pada sang kekasih, dan orang tersebut salah satunya renal.

Pola pikir sangat sistemmatis yang dimiliki renal, sangat naif bila di hadapkan pada percintaan.

Sakit hati karna cinta, pada dasaranya hal yang lumrah di alami saat remaja.

Bila kau bertanya, maka lebih baik tidak di mulai sama sekali, kalo memang akan seperti ini hasil akhinya.

Singkat cerita waktupun berlalu.

Setelah kejadian itu.

Beberapa bulan berikutnya, terdengat isu di telinga renal muda.

Isu tentang mantanya kini, menjalin hubungan dengan orang yang di puja-pujanya.

Satu hal yang positif adalah kabar kebahgian mantannya.

Lalu bagiamana dengan renal sendiri.

Dia menjalani hidupnya dengan biasa, walapun masih berbekas di hati, mencoba untuk melupakan kenangan buruk itu.

Hari-hari di isi dengan biasanya, tapi kadang terlihat juga sebuah pemandangan menyakitkan.

Pemandangan ketika orang yang dulu dia cintai tengah bermesraan.

Hatinya yang masih remaja, begitu lemah.

Hingga suatu ketika.

Teman dekatnya bilang padanya.

Dia adalah seorang perempuan teman sekelasnya.

Orang itu tingal dekat apartemen mantan renal.

" Aku kemaren melihat dia buang sampai, trus tidak sengaja aku menemukan tespack"

Mendengar hal itu renal sedikit bereaksi.

Memecah tatap kosongnya yang tengah dari awal menatap pemandangan menyakitkan.

Mendekati renal tepat di samping telingnya.

Teman perempuan renal melanjutkan.

" Kemudian aku melihat taspack itu positif"

Seketika badan renal bergetar.

Sambil sedikit mencengkram kuat telapak tangnya.

Tapi renal mencoba menenangkan dirinya,dan meluruskan pikiran.

" Begitukah, apa kau serius putri"

" Tentu saja, kau bisa percaya padaku"

Ada seuatu yang mengajal di pikiran teman perempuan yang di pangil putri itu.

Kemudian dia bertanya pada renal.

Kali ini dengan posisi biasa.

" Apakah itu anakmu?"

Renal terdiam, sesaat kemudian menjawab dengan tenang.

" Bukan, bahkan aku sama sekali belum pernah melakukan itu dengannya"

" Kalo begitu berarti orang itu yah"

Putri sedikit melihat ke arah yang renal pandang selama ini.

Di hadapnya sepasang kekasasih.

Satunya adalah orang yang menjadi penyebab sakit hati ini.

"Maaf aku pikir itu kau."

Perbincangan di akhiri dengan putri pergi dari sini.

Renal mengela nafas dengan lambat.

Kemudian terbesit dalam pikiranya.

Pikiranya yang sangat terasah, pikiranya yang memperingatkan rambu-rambu bahaya, layaknya insting hewan, begitu tajam dan tepat sasaran.

Dia ingat bahwa temannya tadi adalah tipikal orang yang suka mengosip.

Tipikal-tipikal orang sangatlah banyak, ada yang baik ada yang jahat, dan juga normal, sekaligus halnya, itulah pemahaman dasar renal, dan inilah yang menjadikan dia bisa berinteraksi dengan banyak orang pada taraf ahli, dimana hampir sedikit sekali renal gagal menjalin hubungan persahabatan dengan sesorang, sebgai bukti banyaknya teman yang dimilikinya saat ini.

Mampu menerima hampir setiap tipekal orang, juga dia mempelajrinya tentang kecendrungan mereka.

Dengan pengalaman dan penelitian itu semua, dia dapat menyimpulkan sesuatu.

Maka itu adalah bencana!.

Dan benar saja selang satu minggu.

Terdengar rumor dimana-mana tentang mantanya yang telah hamil di luar nikah.

Layaknya sebuah virus, rumor sangat tumbuh dengan cepat, menjalar kesana kemari.

Satu hal yang menjadi kehawatiran renal saat ini adalah keadaan orang itu.

Bila banyak rumor itu tidak sampai pada mantan renal maka itu mustahil.

Lebih penting lagi adalah tentang kedepanya.

Tidak hanya murid, gurupun terdengat kabar itu.

Hasil akhirnya.

Sudah pasti pengeluaran dari seorang siswi beserta pacarnya.

Renal sudah menduganya.

Dia hanya membiarkan itu semua terjadi, acuh tak acuh.

Mungkin ini adalah upaya balas dendamnya.

Tidak peduli lagi.

Hanya inilah yang bisa dia salurkan, berharap rasa sakit di hati hilang sendirinya.

Selama dirinya berpacaran dulu, pernah suatu kali tebesit di pikiranya untuk melakukan hal cabul denga kekasinya, tapi rasionalitas dan moralitas begitu tertanam dalam di hidupnya, menjadikan itu sebgai tameng dari hawa nafsu.

Hormon anak muda memang selalu begitu bukan.

Bila anak muda tidak membentengi dirinya maka batasan itu terlampaui, dan hasil akhinya bisa berupa bencana.

Seharusnya renal tau, akan kemungkinan terburuk ini.

Beberapa hari setelah keluarnya siswi di sekolah.

Renal pergi kesebuah taman, alasanya mungkin untuk menjernikan pikiran dan menerima kenyataan serta menata kembali planing dari hidupnya.

Dia sadar bahwa hidupnya harus di tata ulang.

Maka taman yang sejuk bisa menjadi teman yang nyaman akan hal itu.

Melalui jalan familiar yang ia lalui akhir-akhir ini.

Hingga sampai pada suatu tempat dimana bunga-bunga bermekaran, tepat di tengah ada pohon besar yang di bgian bawahnya terdapat kursi panjang untuk bersantai.

Tetapi nasib sial blum terlepas dari dirinya.

" Ahhh, apa itu"

Menatap lurus ke kursi panjang.

Ada bercak merah pekat melapisi kursi itu.

Dan ditenganya adalah orang yang dia kenal lama, orang yang selalu bersamanya, orang yang selalu menjadi tiang akan impiannya selama ini, dan juga orang yang jadi sebab dirinya sekarang.

Orang itu adalah kekasihnya dulu.

Duduk bersimbah darah, pisau menancap di perut, darah segar mengalir.

Pemandangan yangmembuat bisu semua orang, terelbih lagi ekspresi menyesal yang di tujukan mayat tergambar jelas.

Rasa penyesalan yang begitu mendalam, sehinga orang akan berfikir apa dia punya kebahagian dalam hidupnya.

Diperlengkap dengan adanya air mata di pipi mengalir begitu banyak, terlihat sangat memilukan bila dipandang dari depan.

Itulah awal penyesalan renal.

Hanya saja ekspresi yang ditunjukan renal begitu tampak dingin, sedingin Es.

Itu mungkin wajah ketidak pedulian.

##################################################################

Pagi hari yang cerah.

Diisi dengan sejuknya udara.

Renal berjalan di pingiran kota.

Sambil membawa membawa persedian makanan untuk satu bulan ke rumahnya.

Langkah demi langkah.

Kadang juga dia keluar untuk hal lain tapi kusus hari ini hanya untuk membeli makanan.

Dia tengah berdiri di terminal bis umum.

Renal hendak pulang dengan menaiki bis umum.

Setidaknya itulah harapannya tadi, sampai ketika renal melihat ke arah suatu gang kecil.

Dari sana terdengar semacam keributan.

Semakin lama semakin keras, sesaat dia berfikir " apakah ada hal gawat disana".

Tapi suara itu jelas menandakan adanya semacam perkelahian atau perampokan.

Hati dan pikiranya bimbang, memilih antara melihat dan membantu atau mencoba menghindari masalah.

" Merepotkan saja"

Hasil akhirnya hati renal yang menang.

Dia bergegas melihat situasi.

Tak butuh waktu lama sampai ke depan gang itu.

Disana ada sekelompok pria seram yang babak belur jika dilihat dari sini.

Ada juga seorang pria berjas hitam.

Pria itu memengang tangan seseorang di bawahnya.

Tidak lebih tepatnya dia mematahkan tangan itu ketimbang cuman memengang.

Wow, itu terlihat sakit.

" Sepertinya ini perkelahian antar geng, tapi melihat tangan yang bengkok begitu membuat ngilu"

Walapun dia tidak tau apa yang terjadi, sempat juga tidak mau ikut campur, namun hal ini kurang enak dipandang, masalahnya bagaimana jika ada korban lain yang tidak sengaja lewat sini atau mencoba lewat gang ini.

Maka jelas hanya satu hal yang akan selalu dia lakukan pada saat ini.

" Halo, pak polisi!!"

Yap, pangilan darurat.

###############################################

Terimakasih untuk para pembaca sekalian.

Jagan lupa suport autor dengan collec atau vot cerita ini sebagai bentuk apresiasi tertinggi.

sekian terimakasih.