"Cyana!"
Viona berlari maju menghampiri Cyan, dan ia meraup tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. Wajah Cyan seketika berubah merah padam, dia dibuat salah tingkah dalam dekapan lembut itu.
"Ternyata kau berhasil masuk ke unit pasukan ini ya? Selamat, Cyan! Dan juga, lama tidak bertemu." Viona berkata dengan lembut. Suara halusnya seakan-akan telah menyentuh perasaan Cyan, sehingga wajah Cyan pun semakin memerah.
Setelah itu, Viona berdiri sambil mengangkat Cyan yang berada dalam dekapannya, hingga kaki Cyan tidak lagi menapak ke tanah. Mereka berdua berputar-putar, dan Viona secara sepihak memaksanya melakukan tarian penuh putaran.
Viona tampak bahagia sekali. Sementara Cyan mengatupkan rahangnya seerat mungkin, jelas sekali dia terlihat kesal. Dia dibuat tidak berdaya sama sekali.
"A-a-aku--p-pusing ... t-turunkan aku, Kak Viona!" jerit Cyan dengan pasrahnya.
"Tidak mau!"
"Aaaaakhhh! To-tolong aku ...!"