"Ya lumayan perih sih" Ujar ku masih merasa aneh mendengar ke khawatiran yang ayah tunjukan pada ku.
"Udah ke dokter? " Tanya ayah lagi.
Aku tak pernah tau ayah bisa menjadi orang yang secerewet ini menanyakan tentang ke sehatan ku dengan sangat detail seperti ini.
Padahal dulu ayah hanya akan menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan pada ibu lalu ibu yang akan merawat anak anak nya yang sedang sakit sampai kami benar benar membaik.
"Udah" Jawab ku singkat.
"Syukur deh. Ayah malah takut kamu biarin luka kamu gitu aja dan malah jadi tetanus nanti nya" Ujar ayah kembali menyeruput kopi nya.
Malam itu semua kekhawatiran ku tentang alya dan hal lain seakan tersamarkan karena kehadiran ayah di sisi ku.
Kapan terakhir kali kami bisa duduk dengan akur seperti ini. Bercengkrama seolah tak pernah ada hari kelam yang pernah ia sebabkan untuk ku.
Aku bukan tidak mensyukuri hari ini. Namun perubahan ayah yang seperti ini terasa aneh buat ku. Namun walau begitu aku menyukai nya.